Sabtu, 31 Oktober 2015

(Sharing Iman) Rosario Menyelamatkan Ibuku

MELAWAN KANKER BERSAMA ROSARIO
Aku memberikan kesaksianku dengan sangat senang hati. Aku berjanji kepada Tuhan Yesus, jika ibuku disembuhkan, aku akan memberikan kesaksian agar orang-orang dapat membacanya dan mengerti bagaimana Tuhan Yesus menolong dan memperhatikan kita di dalam kemalangan kita. Semuanya berawal sepuluh tahun yang lalu. Ibuku diketahui menderita kanker payudara dan harus dioperasi. Ia menjalani kemoterapi dan radiasi selama lebih dari dua tahun. Puji Tuhan, ibuku selamat!
Awal tahun ini payudaranya yang satu mulai mengeluarkan nanah berwarna kuning kecoklatan. Situasi yang sangat menyedihkan. Dengan sangat sedih, ibuku berkata kepadaku, “Semuanya mulai dari awal lagi.” Aku segera menelepon saudariku yang sedang bekerja dan memberitahu dia apa yang terjadi. Pada hari berikutnya, ibuku berkonsultasi dengan dokter di IPO Coimbra. Ia sudah biasa ke sana setiap tahun untuk pemeriksaan berkala. Dokter menyampaikan kepadanya bahwa ia akan segera menganalisis cairan yang keluar dari puting payudaranya itu. Namun hasilnya baru bisa diketahui delapan hari kemudian.
Delapan hari penantian itu menjadi hari-hari menderita. Berhubung kami sudah mengenal buku Rosario Pembebasan, saudariku dan aku mulai berdoa novena. Pada waktu itu kami berdoa Rosario Pembebasan dua sampai tiga kali sehari. Keponakan-keponakanku juga berdoa bersama kami. Dengan iman yang sungguh-sungguh kami berdoa memohon kepada Tuhan Yesus agar Ia berbelas kasih kepada ibu kami. Tuhan Yesus mendengarkan doa kami.
Sesudah hari kedelapan, kami akan segera mengetahui hasilnya. Kami sangat gelisah dan aku mempunyai perasaan yang tidak baik sama sekali. Ketika ibuku menelepon, kami berdua menangis karena hasil analisisnya adalah negatif. Itu bukan kanker, tetapi hanya infeksi dan sekarang ibuku sudah semakin sehat.
Rahmat inilah yang paling aku inginkan. Tetapi lebih banyak lagi rahmat yang diberikan kepada keluarga dan untuk perlindungan anak putriku dan semua wanita. Terima kasih Tuhan Yesus karena menjadi Sahabat sejati yang begitu baik. Terima kasih Yesus. Terima kasih!
kesaksian dari Helena, Portugal, diambil dari Rosario Pembebasan
Baca juga tulisan lainnya:

Ziarah ke Israel #22

TERAPUNG DI LAUT MATI
Perziarahan hari kelima ini ditutup dengan menikmati Laut Mati. Ini sama sekali tidak ada kaitan dengan situs ziarah. Kegiatan ini murni rekreasi atau refreshing. Di samping itu, saya juga ingin “membuktikan” omongan orang selama ini bahwa di Laut Mati kita bisa terapung.
Dan…., luar biasa. Saya yang selama ini selalu tenggelam jika berenang di laut, kini benar-benar mengapung. Seakan ada yang menahan saya agar tetap berada di permukaan.

Renungan Hari Sabtu Biasa XXX - Thn I

Renungan Hari Sabtu Biasa XXX, Thn B/I

Dalam Injil hari ini Tuhan Yesus menyampaikan pengajaran tentang sikap rendah hati dengan menggunakan perumpamaan. Ini berawal dari pengamatan Tuhan Yesus terhadap perilaku kebanyakan orang. Diceritakan bahwa pada suatu hari di sebuah acara, Tuhan Yesus melihat “tamu-tamu berusaha menduduki tempat-tempat kehormatan.” (ay. 7). Di sini terlihat bahwa mereka berjuang untuk dihormati. Dari sinilah kemudian Tuhan Yesus menyampaikan perumpamaan-Nya. Tuhan Yesus mau mengajak para murid-Nya untuk tidak gila hormat. Dengan kata lain, mereka diminta untuk memiliki sikap rendah hati (ay. 11).
Memiliki sikap rendah hati kembali ditekankan Paulus dalam bacaan pertama hari ini. Dalam suratnya kepada jemaat di Roma, Paulus menyampaikan refleksinya tentang perjalanan sejarah keselamatan Allah. Memang awalnya keselamatan itu ditujukan kepada bangsa Israel. “Tetapi oleh pelanggaran mereka, keselamatan telah sampai kepada bangsa-bangsa lain.” (ay. 11). Dengan kata lain, Paulus menegaskan bahwa keselamatan ditujukan juga kepada jemaat yang ada di Roma waktu itu. Akan tetapi, Paulus menghimbau supaya mereka tidak mengulangi kesalahan bangsa Israel yang jatuh ke dalam kesombongan rohani (ay. 25). Umat diajak untuk tetap bersikap rendah hati.
Kesombongan rohani dapat kita jumpai dalam kehidupan kita setiap hari. Seorang imam, karena imamatnya sering jatuh ke dalam kesombongan ini. Ia sering merasa lebih tahu, lebih berkuasa dan lebih hebat dari umat. Ada umat, karena aktif dalam perayaan ekaristi, merasa diri hebat dan menganggap rendah orang lain yang malas misa. Ada orang, karena terlibat aktif dalam tim fasilitator, dan ditunjang dengan sertifikat, merasa diri hebat dan menganggap orang lain tidak tahu apa-apa. Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk menyingkirkan sikap seperti itu. Tuhan menghendaki kita untuk selalu bersikap rendah hati.***
by: adrian