Selasa, 03 Maret 2015

(Pencerahan) Dalam Keheningan

BERJALAN DALAM DIAM

Berjalan diam-diam ternyata banyak makna
Setiap sudut dapat aku lihat
Semua yang tersembunyi 
Serta merta kubuka
Kotor berdebu, kumuh dan kusam
Seperti apa adanya.

Angin menampar-nampar 
Membuatku terperangah
Aku terhenti di kaki bukit
Ranting kering kerontang patah berderak-derak
Sejuta anak sakit dan lapar
Menari-nari di mataku, bernyanyi-nyanyi di jiwaku.

Gemuruh tanah runtuh menimpa kepala
Seiring jerit ngilu menyayat
Gemuruh gumam doa, gerimis air mata
Simpati hanya lewat jendela
Terlampau jauh untuk diraih
Bunga-bunga karang merenda buih air, pecahkan gelombang
Mereka terus merangkak menggapai batang angin kita tak melihat.

Mari kita bersama-sama berkaca
Lihat luka bernanah di wajah kita
Berjalan diam-diam ternyata lebih bermakna
Semuanya berbicara sejujurnya.

by: Ebiet G Ade
Baca juga:

Orang Kudus 3 Maret: St. Kunigunde

SANTA KUNIGUNDE, PENGAKU IMAN
Permaisuri Kaisar Heindrich II dari Jerman ini lahir pada tahun 980. Atas restu dan bantuan suaminya, ia mendirikan sebuah biara bagi suster-suster Benediktin di Kaufungen, Jerman. Bersama dengan suaminya juga, Kunigunde membangun Katedral besar di Bemberg. Setelah kematian Heindrich II pada tahun 1024, Kunigunde menjadi seorang suster biasa yang melayani Gereja di Kaufungen.

Diceritakan bahwa pada suatu hari ia menampar Abbas biara Kaufungen yang adalah keponakannya sendiri karena enak-enak makan sewaktu suster-suster lain sedang berdoa. Tamparan jarinya selamanya membekas pada pipi Abbas itu. Kuningunde menjadi tokoh religious teladan dalam pekerjaan-pekerjaan kasar di rumah dan perawatan orang sakit. Ia dihormati sebagai santa pelindung anak-anak yang sakit keras. Kuningunde meninggal dunia pada 3 Maret 1033.

sumber: Iman Katolik
Baca juga riwayat orang kudus 3 Maret:

Renungan Hari Selasa Prapaskah II - B

Renungan Hari Selasa Prapaskah II, Thn B/I
Bac I    Yes 1: 10, 16 – 20; Injil                    Mat 23: 1 – 12;

Hari ini bacaan pertama diambil dari Kitab Nabi Yesaya. Di sini Yesaya mengajak umat untuk berhenti berbuat jahat dan mulai melakukan kebaikan. Yesaya menggunakan kiasan dari aktivitas mandi: “Basuhlah, bersihkan dirimu.” (ay. 16). Bisa dikatakan bahwa ajakan Nabi Yesaya ini merupakan wujud pertobatan. Dengan kata lain, berhenti berbuat jahat dan belajar berbuat baik dilihat sebagai ungkapan atau buah dari tobat. Nabi Yesaya menyatakan bahwa dengan melakukan hati tersebut maka dosa-dosa di masa lalu akan dibersihkan.

Hal senada juga disampaikan Tuhan Yesus kepada para pendengar-Nya. Tuhan Yesus sadar bahwa para pemimpin jemaat, seperti ahli Taurat dan kaum Farisi, hebat dalam kata-kata, namun lemah dalam tindakan. Kebanyakan tindakan mereka bertentangan dengan perkataannya. Kata-katanya selalu baik, sementara perbuatannya buruk. Karena itu, Tuhan Yesus mengajak mereka untuk tidak mengikuti perbuatan para pemimpin jemaat ini, tapi lakukan apa yang mereka katakan. Karena dengan mengikuti perkataan mereka menjadi baik, dan itulah yang berkenan di hadapan Tuhan.

Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk menghindari apa yang jahat, dan berusaha melakukan apa yang baik. Pesan ini menjadi relevan dengan kita di masa prapaskah ini. Masa prapaskah adalah juga masa tobat. Pada masa ini kita diajak untuk bertobat. Dengan bertobat berarti kita diajak untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan jahat kita, baik terhadap Tuhan maupuan sesama dan diri sendiri, serta mulai belajar melakukan kebaikan-kebaikan. Kesempatan tobat ini ada pada sakramen tobat. Karena itu, manfaatkanlah kesempatan berahmat ini.

by: adrian