Senin, 26 Agustus 2013

(Inspirasi Hidup) Memaafkan

Memberi maaf
Karena dibesarkan dalam keluarga yang suka menganiaya, seorang gadis bersikap getir pada orang tuanya.

Tetapi, ketika didiagnosis mengidap kaker payudara, dia memutuskan untuk mencintai orang
tuanya, meskipun punya masa lalu yang kelam.

Setiap pagi, saat berangkat kerja, dia berkata kepada ibunya bahwa dia mencintainya. Ibunya tak pernah menjawab.

Kemudian, pada suatu hari, setelah kira-kira tiga bulan berlalu, gadis itu terlambat berangkat kerja dan bergegas keluar rumah. Ibunya bergegas ke pintu. “Ada yang lupa,” ser
unya.

“Apa?” tanya si gadis.

” Kamu lupa mengatakan aku cinta mama.”

Keduanya berpelukan. Keduanya menangis. Keduanya
sembuh.


[Bernie S. Siegel]


Sumber: http://cermot.com/memberi-maaf.html  (22 Juni 2012, jam 10:00)

Orang Kudus 26 Agustus: St. Theresia Yornet

SANTA THERESIA YORNET, PERAWAN
Teresia lahir di kota Aytona, Spanyol, pada tanggal 9 Januari 1843. Orang tuanya adalah petani miskin yang saleh an sangat beribadat kepada Tuhan. Teresia belajar di sekolah setempat hingga memperoleh ijasah guru. Selama beberapa tahun ia mengajar di sekolah dasar Argensola. Masyarakat sekitar senang sekali dengannya karena caranya mendidik anak-anak sangat baik.

Meskipun dunia pendidikan merupakan bidang kerja yang disenanginya, namun dia mencita-citakan sesuatu yang lebih mulia, yakni menjadi biarawati. Tak lama kemudian ia masuk novisiat Suster-suster Klaris. Tetapi karena kesehatannya terganggu Teresia tidak diperkenankan mengikrarkan kaulnya yang pertama. Ia lalui keluar dari biara Suster-suster Klaris. Kemudian, oleh seorang imam yang saleh, Teresia diminta untuk turut mendirikan sebuah kongregasi suster yang diabdikan untuk pelayanan dan perawatan orang-orang tua renta yang sakit dan miskin.

Pada tahun 1873  bersama beberapa orang gadis membentuk Kongregasi Suster-suster Kecil. Dia diangkat sebagai pemimpin kongregasi baru ini. Oleh suster-suster rekannya, dia disebut juga Teresia a Jesu. Di bawah kepemimpinannya, kongregasi ini berkembang pesat. Lima belas tahun kemudian, tatkala tarekat tersebut disahkan oleh Takhta Suci, anggota-anggotanya telah bekerja di 58 rumah perawatan orang-orang jompo di Spanyol dan kemudian di Amerika Selatan. Sulit sekali membayangkan berbagai penderitaan yang harus ditanggung oleh suster-suster tersebut. Salah satu peristiwa haru yang menimpa mereka ialah meninggalnya 24 orang suster serta 70 orang tua karena serangan penyakit kolera. Menghadapi musibah besar ini, Teresia tak bisa berbuat apapun kecuali menyerahkan diri kepada penyelenggaraan ilahi Allah. Imannya yang kokoh akan Allah memberi keteguhan kepada suster-suster lainnya dalam melanjutkan karyanya demi kebahagiaan orang-orang tua yang dipercayakan Tuhan kepada mereka. Teresia Yornet meninggal dunia pada tanggal 26 Agustus.

sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun

Renungan Hari Senin Biasa XXI - C

Renungan Hari Senin Biasa XXI, Thn C/I
Bac I   : 1Tes 1: 2b – 5, 8b – 10; Injil    : Mat 23: 13 – 22
Sabda Tuhan hari ini menghendaki kita supaya senantiasa menjaga keselarasan antara kata dan perbuatan, khususnya dalam pewartaan kita. Warta perbuatan lebih hidup daripada warta kata-kata. Dalam bacaan pertama, yang diambil dari surat Paulus yang pertama kepada Jemaat di Tesalonika, Paulus mengungkapkan perngalaman dirinya yang mewartakan Injil “bukan dengan kata-kata saja,” (ay. 5), melainkan dengan sikap hidupnya. Hal ini lebih dilihat oleh umat, sehingga “mereka sendiri bercerita tentang kami.” (ay. 9).
Sikap tidak konsisten antara kata dan perbuatan menjadi bahan kecaman Yesus dalam Injil hari ini. Sikap itu ada pada kaum Farisi dan para ahli Taurat, yang bagi Yesus dikenal sebagai orang-orang munafik. Keprihatinan Yesus atas sikap munafik mereka beralasan, karena mereka bukan hanya menggagalkan orang lain untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan diri mereka sendiri (ay. 13). Melalui kecaman-Nya ini, Yesus menghendaki agar kita tidak meniru teladan mereka.
Melalui sabda-Nya, Tuhan mau menyadarkan kita untuk menjaga keselarasan antara kata dan perbuatan. Tuhan menghendaki agar kata-kata baik yang keluar dari mulut kita ditunjukkan juga dalam perbuatan kita. Selain itu harus juga menampilkan kesesuaian antara kata dan perbuatan. Pesan ini pas buat para imam, yang suka berbicara tapi kurang pelaksanaannya. Misalnya, ada imam dalam kotbahnya mengajak umat untuk hidup sederhana sesuai ajaran Yesus, tapi dirinya sendiri berkelimpahan harta kemewahan. Atau menghimbau umat untuk tidak korupsi, sementara ada banyak uang Gereja diambil demi kepentingan pribadi. Karena itu, melalui sabda-Nya, Tuhan menghendaki supaya kita tidak hanya memberi contoh lewat kata-kata saja, melainkan juga melalui perbuatan nyata.

by: adrian