Kamis, 22 Juni 2017

HIDUPLAH PENUH SYUKUR

Setiap manusia selalu dipenuhi dengan begitu banyak harapan dan keinginan. Memang semua itu tidaklah salah. Semua itu wajar dan manusiawi, meski Iwan Fals pernah berkata dalam salah salah satu lagunya, “Keinginan adalah sumber penderitaan.” Hal ini sudah pernah ditekankan oleh Sidharta Buddha Gautama. Karena itu, salah satu ajaran utama ajaran Buddha adalah mematikan keinginan. Tentang keinginan ini, Rasul Yakobus pernah berkata, “Tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.” (Yak. 1: 14).
Yang menjadi persoalan adalah sifat manusia yang selalu tidak pernah merasa puas. Dapat ini, inginkan itu. Dapat satu, berharap yang lain. Dan di saat tidak mendapatkan apa yang diinginkan atau diharapkan, mulailah muncul sifat manusia yang lain, yakni mengeluh. Terlalu sering mengeluh bisa membawa manusia ke dalam situasi depresi. Ujung-ujungnya adalah penderitaan.
Rasul Yakobus, dalam suratnya, menggambarkannya dengan sangat bagus. “Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu. Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi.” (Yak 4: 1 – 2). Oleh karena itu, Rasul Paulus menasehati, “Janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana.” (Roma 12: 16).
Tulisan inspirasi hidup ini mengajak kita bagaimana menyikapi hidup. Tujuannya agar kita tidak jatuh ke dalam kebiasaan suka mengeluh. Lebih lanjut mengenai tulisan ini, silahkan baca di sini: Budak Bangka: (Inspirasi Hidup) Hiduplah Penuh Syukur