Jumat, 22 Oktober 2021

MENGGUGAT ARGUMEN-ARGUMEN KONTRA TERORISME

 


Tak bisa dipungkiri terorisme dewasa kini selalu diidentikkan dengan islam. Hal ini dapat dimaklumi bukan saja karena para pelaku teror itu adalah pemeluk islam, tetapi juga terorisme itu berideologi islam. Dengan kata lain, aksi terorisme didasarkan pada ajaran agama. Robert Spencer, dalam bukunya The Truth About Muhammad (jika tak bisa dibuka coba di sini), mengatakan bahwa orang muslim pendukung teror hanyalah sebuah minoritas kecil, tapi justru mereka ini mengontrol kepemimpinan mayoritas muslim. Ternyata mayoritas muslim yang menolak kekerasan/jihad tidak dapat melakukan apa-apa untuk menyingkirkan mereka.

Tentulah, banyak umat islam menolak pernyataan yang mengaitkan terorisme dengan islam. Ada banyak argumentasi yang dibangun sebagai bentuk kontra terorisme. Kami akan coba menampilkannya sekaligus tanggapannya.

01.    “Dalam semua agama tindakan apa pun dalam bentuk teror tidak akan dapat dibenarkan.” Pernyataan ini lahir dari mulut mantan wakil presiden 2014 – 2019, yang menanggapi aksi terorisme di Gereja Katedral Makasar  pada 28 Maret 2021. Pernyataan senada pernah juga dilontarkan oleh tokoh islam lainnya setiap kali ada aksi terorisme.

Dengan mengatakan “semua agama” biasanya orang ingin menutupi agama islam sebagai agama teror. Padahal semua orang tahu bahwa para teroris itu bukan saja beragama islam tetapi juga mendasarkan aksinya pada ajaran islam. Tanggapan seperti ini jamak ditemui. Hanya sayangnya, tak ada satu tokoh islam yang berani menjelaskan bahwa memang terorisme sungguh bertentangan dengan ajaran islam. Tunjukkan dimana dalilnya, dan kenapa dalil yang dipakai para teroris itu salah.

02.    “Terorisme muncul karena ada yang menjual surga dengan murah.” Kata-kata ini lahir dari mulut Jusuf Kalla saat mengunjungi Gereja Katedral yang dibom para pelaku teror. Pernyataan dengan nada seperti ini pernah juga disampaikan tokoh islam lainnya.

Tentulah sebagian orang langsung paham dengan maksud pernyataan di atas. Memang salah satu motivasi terorisme adalah janji surga bagi para pelakunya. Namun menjadi pertanyaan balik atas pernyataan ini adalah siapa yang menjual surga dengan murah. Bukankah Allah SWT sendiri yang telah bersabda demikian? Dengan kata lain, Allah SWT sendirilah yang menjual surga dengan murah. Para teroris hanya membelinya. apakah mereka harus disalahkan?

INILAH PERUBAHAN SIKAP DAN PERILAKU PADA MASA PUBER

 

Setiap manusia tentulah memiliki tahapan perkembangan. Ibarat tumbuhan diawali dari biji lalu benih, kemudian tumbuh batang, daun dan akhirnya menjadi pohon yang besar. Demikian halnya dengan manusia. Salah satu tahapan perkembangan manusia adalah tahap pubertas. Biasanya istilah ini dimaknai sebagai masa akil balig atau masa remaja. Pubertas sendiri bisa diartikan sebagai masa ketika anak mengalami perubahan fisik, psikis dan terutama pematangan fungsi seksual. Orangtua yang bijak akan mendampingi dan memberi edukasi kepada anaknya saat melalui tahapan ini. Jangan biarkan anak menghadapi sendiri atau mencari informasi di tempat lain, yang bisa saja keliru.

Salah satu alasan kenapa orangtua perlu mendampingi anaknya adalah karena pada tahapan ini perubahan tersebut mempunyai efek bagi sikap dan perilaku anak. Orangtua yang bijak tentulah tidak akan kaget dan akan siap menghadapi perubahan sikap dan perilaku tersebut. Elizabeth B. Hurlock, dalam bukunya PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (edisi 5), memberikan beberapa bentuk sikap dan perilaku anak pada masa pubertas (hlm. 192).

Ingin Menyendiri

Kalau perubahan pada masa puber mulai tejadi, anak-anak biasanya menarik diri dari teman-teman dan dari pelbagai kegiatan keluarga, dan sering bertengkar dengan teman-teman dan dengan anggota keluarga. Anak puber kerap melamun betapa seringnya ia tidak dimengerti dan diperlakukan dengan kurang baik, dan ia juga mengadakan eksperimen seks melalui masturbasi. Gejaka menarik diri ini mencakup ketidakinginan berkomunikasi dengan orang-orang lain.