Jumat, 07 September 2018

INI ALASAN MERAGUKAN AL QUR’AN SEBAGAI WAHYU ALLAH


Semua pemeluk agama tentulah memiliki kitab suci sebagai pedoman hidup bagi para pemeluknya. Sumber untuk kitab suci itu berbeda tiap agama. Untuk agama Samawi (Yahudi, Kristen dan Islam), sumber utama kitab suci adalah Allah sendiri. Dengan kata lain, kitab suci merupakan wahyu Allah. Hanya ada perbedaan konsep pemahaman tentang wahyu Allah ini.
Orang kristen yakin bahwa kitab sucinya merupakan inspirasi Roh Kudus; dan Roh Kudus itu adalah manifestasi dari Allah. Jadi, memang kitab suci itu ditulis oleh manusia, akan tetapi Roh Kudus-lah yang menuntun mereka untuk menulis. Pastor C. Groenen, OFM mengistilahkan Alkitab itu sebagai wahyu Allah dalam bahasa manusia. Karena itulah hasil tulisan yang ada dalam Alkitab itu masih sebagai wahyu Allah.
Berbeda dengan kitab suci umat islam. Al Qur’an diyakini merupakan wahyu Allah langsung kepada nabi Muhammad. Prosesnya sebagai berikut: Allah bersabda kepada Muhammad, lalu Muhammad meminta orang untuk menulisnya. Setiap wahyu Allah kepada Muhammad, langsung ditulis. Dan setelah dikumpulkan, jadilah Al Qur’an. Malah ada yang meyakini bahwa AL Qur'an itu langsung turun dalam bentuk buku utuh kepada Muhammad.
Dasar keyakinan umat islam bahwa Al Qur’an adalah wahyu Allah adalah sabda Allah sendiri, yang terdapat dalam surah As-Sajdah ayat 2 dan Az-Zumar ayat 1 – 2, 41. Salah satu ciri umat islam adalah percaya pada apa yang sudah dikatakan (baca: Ini Alasan Kenapa Umat Islam & Kristen Tak Bisa Saling Memahami; baca juga: Cara Pandang Positip ke Dalam, Negatif ke Luar). Umat islam percaya Hj Irene sebagai pakar kristologi karena Irene sendiri mengatakan demikian; umat islam tidak percaya Yesus itu Allah karena Yesus sendiri tidak mengatakan demikian. Umat islam percaya Muhammad sebagai nabi karena dikatakan demikian, baik oleh Allah maupun Muhammad sendiri.