Rabu, 25 Februari 2015

Mengenal Pembagian Masa Dewasa

PEMBAGIAN MASA DEWASA
Masa Dewasa Dini
Masa dewasa dini dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif.

Masa Dewasa Madya
Masa dewasa madya dimulai pada umur 40 tahun sampai pada umur 60 tahun, yakni saat baik menurunnya kemampuan fisik dan psikologis yang jelas nampak pada setiap orang.

Masa Dewasa Lanjut (Usia Lanjut)
Masa dewasa lanjut – senescence, atau usia lanjut dimulai pada umur 60 tahun sampai kematian. Pada waktu ini baik kemampuan fisik maupun psikologis cepat menurun, tetapi teknik pengobatan modern, serta upaya dalam hal berpakaian dan dandanan, memungkinkan pria dan wanita berpenampilan, bertindak dan berperasaan seperti kala mereka masih lebih muda.

sumber: Elizabeth B. Hurlock, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (edisi 5). Jakarta: Erlangga, 1980, hlm. 246
Baca juga:
1.      Mengatasi Kelemahan
2.      Mengelola Peran

Renungan Hari Rabu Prapaskah I - B

Renungan Hari Rabu Prapaskah I, Thn B/I
Bac I  Yun 3: 1 – 10; Injil          Luk 11: 29 – 32;

Bacaan pertama mengisahkan tentang Nabi Yunus yang menyampaikan pesan pertobatan kepada warga kota Niniwe. Allah meminta Yunus untuk pergi ke kota Niniwe dan memperingatkan seluruh warga kota itu akan murka Allah jika mereka tidak bertobat. “Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggang-balikkan.” (ay. 4). Orang-orang Niniwe sungguh mendengarkan akan yang disampaikan Nabi Yunus. Kesungguhan itu terlihat dari pertobatan. Yang menarik adalah pertobatan itu dimulai dari pucuk pimpinan, yaitu raja, yang langsung diikuti oleh warganya. Tobat yang dilakukan oleh warga kota Niniwe ini membuahkan belas kasihan Allah.

Apa yang dilakukan oleh Yunus, ini menjadi inspirasi Yesus dalam pengajaran-Nya. Ketika orang-orang meminta sebuah tanda agar mau dan bisa bertobat, Yesus hanya memberikan tanda Nabi Yunus. Yang dimaksud Yesus adalah kehadiran Yunus dengan peringatannya membuahkan pertobatan bagi orang-orang Niniwe. Hal yang sama juga diharapkan dengan orang Israel waktu itu dengan kehadiran Yesus. Umat tak perlu lagi tanda-tanda yang lain. Harapan Yesus adalah melalui kehadiran-Nya, umat bertobat sehingga mendatangkan belas kasihan Allah. Karena, Yesus “lebih dari pada Yunus!” (ay. 32).

Tak sedikit orang berharap melihat mujizat besar baru ia mau bertobat atau beriman. Inilah sikap orang Israel (angkatan yang jahat) yang dikritik Yesus. Tuhan, melalui sabda-Nya hari ini, menghendaki agar kita senantiasa memiliki kesadaran untuk bertobat tanpa harus didahului dengan sebuah tanda mujizat. Pesan Tuhan ini menjadi relevan buat kita di masa prapaskah ini. Masa prapaskah merupakan masa tobat. Oleh karena itulah, hendaknya jadikan masa ini benar-benar sebagai masa pertobatan dengan menghasilkan buah-buah pertobatan

by: adrian