Senin, 22 Oktober 2012

(Inspirasi Hidup) Harga Sebuah Keajaiban

HARGA SEBUAH KEAJAIBAN
Tess baru berumur delapan tahun ketika dia mendengar ibu dan ayahnya sedang berbicara mengenai adik lelakinya, Andrew. Ia sedang menderita sakit yang parah dan mereka telah melakukan apapun yg bisa mereka lakukan untuk menyelamatkan jiwanya. Hanya operasi yang sangat mahal yang sekarang bisa menyelamatkan jiwa Andrew, tapi mereka tidak punya biaya untuk itu. Tess mendengar ayahnya berbisik, "Hanya keajaiban yang bisa menyelamatkannya sekarang."

Tess pergi ke tempat tidur dan mengambil celengan dari tempat persembunyiannya. Lalu dikeluarkannya semua isi celengan tersebut ke lantai dan menghitung secara cermat. Dengan membawa uang tersebut, Tess menyelinap keluar dan pergi ke toko obat di dekat rumah. Ia menunggu dengan sabar sampai sang apoteker memberi perhatian, tapi dia terlalu sibuk dengan orang lain untuk diganggu oleh seorang anak berusia delapan tahun. Tess berusaha menarik perhatian dengan menggoyang-goyangkan kakinya, tapi gagal. Akhirnya dia mengambil uang koin dan melemparkannya ke kaca etalase. Berhasil!

"Apa yang kamu perlukan?" Tanya apoteker tersebut dengan suara marah.

"Adikku sakit, aku ingin membeli keajaiban."

"Apa kamu bilang?" Tanya si apoteker lagi.

"Ayahku bilang hanya sebuah keajaiban yang dapat menyelamatkan adikku sekarang. Jadi berapa harga sebuah keajaiban?"

"Kita tidak menjual keajaiban di sini, nak. Aku tidak bisa menolongmu."

"Dengar, aku mempunyai uang untuk membelinya. Katakan saja berapa harganya." Ia memaksa.

Kemudian seorang pria berpakaian rapi berhenti dan bertanya, "Keajaiban seperti apa yang dibutuhkan oleh adikmu, nak?"

"Aku tidak tahu," Jawab Tess. Air mata mulai mengalir di pipinya. "Aku hanya tahu bahwa ia sakit parah dan ibu berkata ia membutuhkan operasi. Tetapi orang tuaku tidak mampu."

"Berapa uang yang kamu punya?" Tanya si pria lagi.

"Satu dolar sebelas sen," Ia menjawab dengan bangga. "Dan itu adalah semua uang yang aku punya."

"Wah, kebetulan sekali," Si pria tersenyum. "Satu dolar sebelas sen. Harga yang tepat untuk membeli sebuah keajaiban yang bisa menolong adikmu." Si pria mengambil duit Tess dan memegang tangannya dan berkata, "Bawa aku ke adikmu, aku ingin bertemu dia dan orang tuamu."

Lelaki itu adalah Dr. Carlton Armstrong, seorang ahli bedah terkenal.

Operasi itu dilangsungkan tanpa biaya dan tak lama kemudian Andrew kembali ke rumah. Orang tua Tess sangat bahagia melihat keajaiban itu.

"Operasi ini seperti sebuah keajaiban, aku tak bisa membayangkan berapa biayanya," ibunya berbisik.

Tess tersenyum. Ia tahu persis berapa harganya. Satu dolar sebelas sen plus keyakinannya.

ditulis ulang oleh adrian
Baca juga refleksi lainnya:

Renungan Hari Senin Biasa XXIX - Thn II

Renungan Hari Senin Pekan Biasa XXIX B/II
Bac I  Ef 2: 1 – 10 ; Injil    Luk 12: 13 – 21

Injil hari ini berbicara soal keserakahan atau sifat tamak. Yesus memperingati kita untuk hati-hati terhadap sifat serakah atau tamak ini. Dengan perkataan lain bisa dikatakan bahwa Yesus mau agar kita tidak serakah. Keserakahan bisa dikaitkan dengan banyak hal: kuasa, jabatan, harta kekayaan dan juga kenikmatan. Dalam Injil tekanan pada harta kekayaan.

Ada beberapa alasan mengapa Yesus melarang kita untuk serakah terhadap harta kakayaan. Pertama-tama dan yang utama adalah bahwa kelekatan pada harta kekayaan dapat menjadi penghambat orang untuk masuk ke dalam kerajaan Allah. Sifat serakah itu bertentangan dengan nilai-nilai kerajaan Allah. Serakah itu bersifat egois, sementara kerajaan Allah itu sosial.

Alasan kedua adalah bahwa kekayaan yang kita miliki tidaklah bisa menentukan hidup kita. Belum ada jaminan bahwa orang yang banyak hartanya akan berumur panjang karena harus terus menikmati kekayaannya. "walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu." (ay. 15).

Lewat sabda-Nya ini Yesus sebenarnya mau mengatakan kepada kita bukan hanya soal keserakahan, melainkan juga soal bagaimana kita menyikapi kekayaan yang ada pada kita. Bukan maksud Yesus agar kita anti terhadap kekayaan. Yesus menghendaki agar kita dapat berlaku bijaksana. Bijaksana terhadap kekayaan membuat kita tidak lagi berorientasi pada diri sendiri, melainkan kepada sesama. Kebijaksanaan ini membuat harta kekayaan yang kita memiliki mempunyai nilai sosial.

by: adrian

Orang Kudus 22 Oktober: St. Filipos, Hermes & Severus

Santo filipos, hermes & severus, uskup dan martir
Uskup tua ini teguh imannya meskipun terus menerus menghadapi kebengisan para penguasa kafir. Tatkala prajurit-prajurit kafir mengunci gerejanya, ia dengan tenang berkata, “Tuhan bersemayam di dalam hati setiap manusia, bukan di dalam gedua gereja itu.” Meskipun situasi gawat meliputinya setiap saat, ia tetap bersemangat mengumpulkan umatnya untuk beribadat meskipun di luar gereja. Melihat hal itu gubernur menuntut agar piala-piala dan kitab-kitab suci untuk ibadat diserahkan untuk dimusnahkan. Filipos dengan tegas menolak tuntutan gubernur kafir itu. Akibatnya ia bersama diakon Hermes ditangkap dan didera, dan selama tujuh bulan dikurung di dalam penjara untuk disiksa. Ketika tiba saatnya mereka menjalani hukuman mati, mereka begitu lemah sehingga terpaksa diusung ke tempat pembakaran. Hari berikutnya seorang kristen lainnya, Severus namanya, menjalani nasib yang sama. Ketiga martir ini dihukum mati pada tahun 304.

Sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun