Rabu, 16 Juli 2014
Kategori Ketrampilan Masa Kanak-kanak
KATEGORI KETRAMPILAN AKHIR MASA KANAK-KANAK
Ketrampilan Menolng
Diri Sendiri
Anak yang lebih besar harus dapat makan, berpakaian, mandi
dan berdandan sendiri hampir secapat dan semahir orang dewasa, dan ketrampilan
tidak memerlukan perhatian sadar yang penting pada awal masa kanak-kanak.
Ketrampilan Menolong
Orang Lain
Ketrampilan menurut kategori ini bertalian dengan menolong
orang-orang lain. Di rumah mencakup membersihkan tempat tidur, membersihkan
debu dan menyapu; di sekolah mencakup mengosongkan tempat sampah dan
membersihkan papan tulis; dan di dalam kelompok bermain mencakup menolong
membuat rumah-rumahan atau merencanakan lapangan basket.
Ketrampilan Sekolah
Di sekolah, anak mengembangkan pelbagai ketrampilan yang
diperlukan untuk menulis, menggambar, melukis, membentuk tanah liat, menari,
mewarnai dengan krayon, menjahit, memasak dan pekerjaan tangan dengan
menggunakan kayu.
Ketrampilan Bermain
Anak yang lebih besar belajar pelbagai ketrampilan seperti
melempar dan menangkap bola, naik sepeda, sepatu roda dan berenang.
sumber: Elizabeth B.
Hurlock, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. (edisi 5). Jakarta: Erlangga, 1980, hlm. 151.
Renungan Hari Rabu Biasa XV - Thn II
Renungan Hari Rabu
Biasa XV, Thn A/II
Bac I Yes 10: 5 – 7, 13 – 16; Injil Mat 11: 25 – 27;
Injil hari ini memuat sepenggal doa Tuhan Yesus kepada Allah.
Satu pernyataan Yesus yang menarik adalah tentang “kebijaksanaan” Allah yang
disembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, namun dinyatakan kepada orang
kecil (ay. 25). Pertama-tama perlu disadari bahwa bijak dan pandai bukan
dimaksudkan sebagai sikap arif dan daya mampu akali. Dalam Injil, dua kata ini
dipertentangkan dengan kecil; orang kecil. Karena itu, orang bijak dan orang
pandai dapat merujuk kepada orang sombong, sementara orang kecil mengacu pada
orang sederhana. Di sini mau dikatakan bahwa Allah lebih peduli kepada
orang-orang yang sederhana, yang tidak punya kekuatan sendiri, melainkan menggantungkan
diri pada Tuhan.
Apa yang diungkapkan dalam Injil, terlihat juga dalam bacaan
pertama hari ini. Dalam kitabnya, Yesaya mengungkapkan kemahakuasaan Allah.
Dikatakan bahwa Allah dapat menggunakan siapa saja menjadi alat bagi murka dan
amarah-Nya. Amarah dan murka Allah ditujukan kepada “orang-orang tegap”.
Orang-orang tegap di sini dapat diartikan sebagai orang yang mengandalkan
kekuatannya sendiri, entah berasal dari fisik maupun dari kekayaan. Karena
itulah, Yesaya mengatakan bahwa Tuhan akan membuat mereka menjadi kurus kering
(secara fisik menjadi tak berdaya) dan kekayaannya dibakar (ay. 16). Kekuatan
yang menjadi andalannya dimusnahkan Tuhan.
Sabda Tuhan hari ini dengan tegas mau menyatakan kepada kita
bahwa Tuhan memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk membinasakan. Tuhan
menghendaki supaya kita bergantung kepada-Nya, bukan mengandalkan kekuatan dan
kekuasaan sendiri. Kekuatan dan kekuasaan kita tak sebanding dengan Tuhan. Hal
ini harus diakui. Mengakui hal ini membutuhkan sikap rendah hati. Orang sombong
tentu berat mengakuinya. Banyak orang, karena merasa memiliki kekuatan dan
kekuasaan, merasa tidak lagi membutuhkan Tuhan. Orang-orang seperti inilah yang
tidak berkenan di hati Tuhan. Tuhan hanya berkenan pada orang sederhana dan
rendah hati, yang mau dating bergantung pada-Nya. Inilah yang dikehendaki Tuhan
melalui sabda-Nya.
by: adrian
Langganan:
Postingan (Atom)