Senin, 29 September 2014

(Pencerahan) Mari Lihat Diri Sendiri

MARI LIHAT DIRI SENDIRI
Seorang teman bercerita kepada saya tentang sahabatnya, yang adalah juga sahabat saya. Dia berkata bahwa setelah pindah ke tempat yang baru, sahabat kami ini mengalami perubahan. Tentulah perubahan yang baik yang dimaksud. Karena sebelum pindah, sahabat kami ini selalu menampilkan perilaku buruk dan sedikit agak nyeleneh. Namun di tempatnya yang baru, perilaku-perilaku buruk itu sedikit demi sedikit mulai hilang.

Lantas teman saya ini memberikan penilaian bahwa tempat merupakan faktor penentu perubahan itu terjadi. Di tempat baru itu, sahabat kami ini benar-benar merasa enjoy sehingga dapat menemukan jati dirinya. Tempat baru yang pas membantu perubahan perilaku seseorang.

Saya dalam hati berkata, jika memang tempat yang telah mengubah perilaku buruk seseorang menjadi baik, masukkan saja orang-orang yang berperilaku buruk ke tempat itu. Tentulah agak susah menerima fakta ini. Karena itu, musti ada faktor lain yang menentukan perubahan tersebut. Dan faktor itu bisa saja ada di dalam diri sahabat kami ini yang berkaitan, baik langsung maupun tidak langsung, dengan orang-orang yang ada di lingkungan tempatnya yang lama.

Orang Kudus 29 September: St. Theodota Philippopolis

SANTA THEODOTA PHILIPPOPOLIS, MARTIR
Theodota berasal dari daerah Philippopolis, Thrace. Hari kelahirannya tidak diketahui dengan pasti. Ia dikenal sebagai orang kristen di wilayah itu. Oleh karena imannya itu, ia ditangkap dan dihadapkan ke pengadilan kota Philippopolis. Di sana dia dipaksa oleh prefek kota itu untuk bergabung dengan orang banyak untuk membawakan kurban kepada Dewa Apollo. Dengan tegas ia menolak hal itu karena imannya. Walaupun ia merasa diri sebagai orang yang penuh dosa, namun ia tidak sudi lebih jauh merusak dirinya dengan menyembah dewa-dewi kafir itu. Ia disiksa dengan berbagai cara agar bisa menyangkali imannya, namun ia benar-benar tabah dan sanggup menahan penderitaan itu. Ia memikul beban penderitaan 750 orang Kristen yang ada di daerah itu. Theodota akhirnya dirajam hingga menemui ajalnya. Ia dikenal sebagai martir Kristus abad keempat

sumber: Iman Katolik
Baca juga riwayat orang kudus 29 September:
2.      St. Sirakus

Renungan Pesta Malaikat Agung

Renungan Pesta St. Mikael, Gabriel dan Rafael
Bac I    Why 12: 7 – 12; Injil             Yoh 1: 47 – 51;

Hari ini Gereja Universal mengajak umatnya untuk bergembira merayakan pesta para Malaikat Agung. Ada tiga malaikat agung dalam tradisi Gereja Katolik. Ketiganya adalah Mikael, Rafael dan Gabriel. Bacaan pertama hari ini menampilkan sosok Malaikat Mikael. Dalam Kitab Wahyu kepada Yohanes, Malaikat Mikael ditampilkan sebagai sosok panglima perang dalam memberantas kekuatan setan dan iblis. Ia mengepalai beberapa malaikat dalam peperangan tersebut.

Sedangkan dalam Injil tidak disebutkan secara spesifik dua malaikat lainnya. Yohanes menampilkan dialog antara Tuhan Yesus dan Natanael. Dalam dialog itu Tuhan Yesus menyebut adanya malaikat-malaikat Allah. Di sini mau ditegaskan bahwa malaikat itu ada. Akan tetapi ia menjadi entitas imani. Hanya iman yang memampukan kita untuk mengakui keberadaan mereka.

Sabda Tuhan hari ini pertama-tama mau menyadarkan kita bahwa para malaikat itu ada. Mereka adalah abdi Allah. Akan tetapi, keberadaan mereka tidak semata-mata mengabdi pada Allah, melainkan juga berperan dalam kehidupan manusia. Mereka mempunyai peran atau tugas khusus terhadap kehidupan manusia. Seperti tiga malaikat agung yang kita rayakan pestanya hari ini. Malaikat Mikael, seperti yang dilukiskan dalam Kitab Wahyu, berperan melindungi kita dari serangan iblis. Malaikat Gabriel dikenal sebagai pembawa warta gembira, sedangkan Malaikat Rafael dikenal sebagai teman perjalanan dan penyembuh. Merayakan pesta tiga Malaikat Agung ini kita diajak untuk senantiasa memohon kepada mereka sesuai dengan tugas dan peran mereka. Di samping itu, kita diajak juga untuk ambil peran serta mereka dalam kehidupan kita.

by: adrian