Rabu, 01 Juli 2015

Psikologi Positif di Tempat Kerja

MANFAAT PSIKOLOGI POSITIF DI TEMPAT KERJA
Sudah pasti semua perusahaan ingin membangun karyawan mereka menjadi kreatif, cerdas, kolaboratif dan penuh motivasi bekerja. Namun, bagaimana bisa sebuah perusahaan yang cenderung mendorong ketidakseimbangan kehidupan dan kelelahan kerja menjadi lebih perhatian.
Berdasarkan prespektif ini, sudah saatnya perusahaan perlu beralih ke cabang psikologi yang berhubungan dengan pengembangan dan kekuatan individu, yaitu psikologi positif.
“Saya pikir setiap jenis tempat kerja, terlepas dari ukuran, bisa mendapatkan keuntungan secara signifikan dari kesejahteraan karyawan, dan memungkinan mereka untuk melakukan pekerjaan dengan baik dan bahkan menjadi yang terbaik,” kata Orin C. Davis, Ph.D, peneliti dan konsultan di Quality of Life Laboratory.
Hal ini menjadi penting untuk sejumlah alasan, temasuk fakta bahwa orang dewasa begitu banyak menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk bekerja. Tempat kerja mereka pasti akan memiliki pengaruh besar pada kehidupan mereka.
“Ketika sebuah tempat kerja meningkatkan kesejahteraan positif, karyawan lebih cenderung untuk menempatkan diri mereka sebaik mungkin ke dalam pekerjaan mereka, memberikan keuntungan bagi perusahaan, dan menghasilkan karya yang lebih kreatif dan inovatif, semuanya meningkatkan laju perusahaan secara keseluruhan,” jelas Davis.
Dalam paper yang dipublikasikan oleh Davis dengan judul Why the Workplace Needs Positive Psychology, ada beberapa cara berdasarkan penelitian dalam psikologi positif bagi perusahaan untuk bisa mencapai kesejahteraan positif bagi karyawan.
Davis memberikan beberapa contoh misalnya, proses seleksi dapat ditingkatkan dengan menilai kekuatan dan kemampuan pelamar dalam hal bagaimana mereka dapat berkontribusi pada kebutuhan perusahaan.
Contoh lain, perusahaan dapat bekerja dengan karyawan mereka untuk menemukan cara-cara di mana individu dapat memaksimalkan kontribusi atau kekuatannya, sehingga memberikan dia pekerjaan yang berhubungan dengan tanggung jawab.
Baca juga tulisan lain:

Orang Kudus 1 Juli: St. Teodorikus

SANTO TEODORIKUS, ABBAS
Teodorikus lahir di Menancourt, dekat Rheims, Perancis Selatan, pada pertengahan abad V. ketika menanjak dewasa, ia dipaksa mengawini seorang gadis yang disenangi oleh keluarganya. Teodorikus, karena rasa hormatnya yang tinggi kepada orang tuanya, mengikuti saja keinginan mereka.
Tetapi setelah beberapa lama hidup bersama wanita itu sebagai suami isteri, dengan izin isterinya, Teodorikus meninggalkan keluarganya dan menjadi seorang calon imam di Rheims. Santo Remigius, uskup kota itu, menahbiskan dia menjadi imam dan mengangkatnya sebagai pimpinan Komunitas Biara Mont d’Or (Gunung Emas) di Champagne. Di bawah kepemimpinannya, Biara Mont d’Or menjadi suatu pusat kegiatan keagamaan yang terkenal. Banyak orang yang berkunjung ke biara itu diteguhkan imannya setelah mendengar kotbah-kotbah Teodorikus. Setelah kematiannya pada tahun 533, penghormatan kepada Teodorikus tersebar di seluruh Negara Perancis. Santo Teodorikus disebut juga dengan nama Santo Thierry.
sumber: Iman Katolik
Baca juga riwayat orang kudus hari ini:

Renungan Hari Rabu Biasa XIII - Thn I

Renungan Hari Rabu Biasa XIII, Thn B/I
Bac I  Kej 21: 5, 8 – 20; Injil               Mat 8: 28 – 34;

Hari ini bacaan pertama diambil dari Kitab Kejadian. Di sana ditampilkan kisah perseteruan dua isteri Abraham, yaitu Sara (isteri sah) dan Hagar (budaknya). Pangkal perselisihan itu adalah anak-anak mereka, Ishak dan Ismael. Akhir dari perselisihan itu adalah pengusiran Hagar dan Ismael. Dikisahkan bahwa di tempat pengasingan itu, Hagar mengalami situasi sulit. Situasi itu membuat ia putus asa. Akan tetapi, pada akhirnya Tuhan datang menolongnya. Sekalipun Tuhan telah berfirman kepada Abraham bahwa Ishak-lah yang akan mewarisi berkat karena ia merupakan anak sah, namun Tuhan tidak mengabaikan Ismael. Tuhan memperhatikan juga Ismael, karena ia juga anak Abraham (ay. 13).
Sikap Allah yang tidak membeda-bedakan terlihat juga dalam diri Tuhan Yesus. Injil hari ini menampilkan mujizat Tuhan Yesus di daerah Gadara. Tuhan Yesus menyembuhkan orang yang kerasukan setan. Gadara merupakan daerah kafir. Orang Yahudi tidak bersentuhan dengan daerah kafir. Akan tetapi dikatakan Tuhan Yesus datang ke daerah itu. Tentulah Ia datang bukan tanpa tujuan. Di sana Tuhan Yesus hendak juga mewartakan Injil. Jadi, tampak jelas bahwa Tuhan Yesus tidak membeda-bedakan orang. Karya keselamatan harus dirasakan dan dinikmati oleh siapa saja.
Dalam kehidupan, kita sering hidup dalam sekat-sekat, entah itu suku, agama, ras, kelompok atau lainnya. Tak jarang pula kita hanya memperhatikan dan lebih peduli kepada orang yang satu kelompok dengan kita. Sabda Tuhan hari ini mau mengubah pola pikir seperti itu. Tuhan mengajak kita untuk bersikap sama dengan siapa saja. Melalui sabda-Nya hari ini, Tuhan menghendaki supaya kita mau memperhatikan dan peduli kepada sesama tanpa melihat latar belakangnya. Kita hendaknya mengkuti teladan Tuhan sendiri.***
by: adrian