GUNAKANLAH CARA PIKIR ORANG LAIN JUGA
Suatu hari, pesawat yang membawa seorang ahli arkeologi jatuh
di rimba Kalimantan. Hanya sang ahli ini saja yang hidup. Dengan sisa-sisa
tenaga yang ada ia coba mencari-cari dan mengumpulkan sisa-sisa makanan yang
ada untuk bertahan hidup hingga tim penyelamat datang. Menjelang sore, ia duduk
santai beristirahat. Seekor moyet datang menghampirinya. Monyet itu duduk di
hadapannya. Mereka saling bertatapan.
Sang ahli arkeologi ini menatap serius sang monyet. Dalam hati
ia berkata, inilah dulu nenek moyang kami, manusia, seperti yang dikatakan
engkong Darwin.
Si monyet menggaruk-garukkan kepalanya sambil berkata, ini
kayaknya dulu nenek moyang kami.
Ini hanya sebuah cerita. Satu hal yang hendak disampaikan
cerita ini adalah bahwa manusia selalu menggunakan sudut pandangnya saja dan
menganggapnya sebagai suatu kebenaran. Jarang sekali manusia mau menggunakan
cara pikir orang lain juga.
Sama seperti sang ahli arkeologi tadi. Dia hanya memakai cara
pandang dia saja, bahwa manusia berasal dari monyet. Ini didasari pada teori
evolusi Darwin. Dari cara pandang ini, lahirlah sebuah kebenaran yang berlaku
universal; tapi sayang hanya berlaku bagi manusia saja. Coba gunakan cara pikir
monyet juga? Siapa tahu monyet juga berpikir bahwa dirinya berasal dari manusia.
Artinya, manusia berevolusi menjadi monyet. Apa dasarnya?
Kalau manusia dari monyet, dasarnya adalah teori Darwin. Bagaimana
dengan monyet berasal dari manusia? Janganlah karena tidak ada dasarnya, lantas
tidak diakui. Bisa saja ada monyet yang mengeluarkan teori evolusi tersebut,
tapi hingga kini belum diketahui atau ditemui oleh manusia. Karena keterbatasan
manusia sajalah yang membuat kita tidak menemukan teori monyet itu.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali menemukan
perbedaan pendapat. Beda pendapat ini kerap ditimbulkan karena perbedaan sudut
pandang atau cara berpikir saja. Oleh karena itu, hendaklah kita jangan
memaksakan pendapat kita yang paling benar dan memvonis pendapat orang lain itu
salah. Cobalah sesekali kita memakai cara pikir orang lain sama seperti kita
menggunakan cara pikir kita sendiri.
Namun di atas semuanya itu dibutuhkan kejujuran hati nurani
yang besar. Karena ada banyak orang yang ngotot dengan pendapatnya hanya karena
ingin membela kepentingan tersembunyi.
Moro, 20 Januari 2014
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar