Minggu, 01 Maret 2015

Kisah Kasih Romo Carolus

ROMO CAROLUS, PENDAMPING TERPIDANA MATI NUSAKAMBANGAN
Awal Berkarya
Kampung Laut tahun 1973 adalah neraka. Delta Sungai Citanduy di samping Nusakambangan itu bak sarang penyakit. Namun, bagi Romo Charles Patrick Edward Burrows OMI atau yang biasa disapa Romo Carolus, Kampung Laut adalah rumah keduanya.

Romo Carolus datang ke Kampung Laut tahun 1973 dengan menumpang speedboat. Lahir di Dublin, Irlandia, pada 4 April 1943, Romo berketetapan hati untuk berbagi kasih dengan penduduk Kampung Laut yang terpinggirkan.

“Dulu mereka dipinggirkan, dituduh simpatisan partai terlarang. Tak ada yang mau mengurus mereka,” ujar Romo, Selasa, 24 Februari 2015.

Awal ia datang di daratan yang dikelilingi hutan mangrove itu, banyak penduduknya yang sakit mata. Saking parahnya, nanah keluar dari mata mereka yang sakit. Dengan kasih sayang, warga yang sakit diberi salep mata oleh Romo.

Tak mudah menjadi seorang pastor. Meski hanya punya motif kemanusiaan, ia kerap dituduh melakukan kristenisasi terhadap penduduk Kampung Laut. Tanpa gembar-gembor ayat-ayat suci, Romo terus kerja, kerja, dan kerja.

Renungan Hari Minggu Prapaskah II - B

Renungan Hari Minggu Prapaskah II, Thn B/I
Injil      Mrk 9: 2 – 10;

Bacaan pertama hari ini diambil dari Kitab Kejadian. Di sini dikisahkan tentang Abraham yang diminta oleh Allah untuk mengorbankan putera tunggalnya sebagai persembahan bagi Allah. Dapat dibayangkan bagaimana perasaan Abraham saat itu. Anak tunggal yang sangat dikasihinya itu amat sangat susah didapat. Sekarang Tuhan meminta Abraham untuk mengorbankannya. Akan tetapi, Abraham taat kepada Allah. Demi Allah, Abraham mengorbankan putera tunggalnya itu, meski akhirnya Allah membatalkannya.

Gambaran Abraham dalam bacaan pertama ini menjadi gambaran Tuhan Yesus. Allah Bapa mengorbankan Putera Tunggal-Nya demi keselamatan umat Manusia. Jika Abraham tidak jadi mengorbankan Ishak karena dicegah Allah, Yesus Kristus jadi dikorbankan di kayu salib. Hal ini dibicarakan dalam bacaan kedua dan Injil. Dalam Injil Tuhan Yesus menasehati para murid-Nya untuk tidak memberitahukan peristiwa kemuliaan-Nya sebelum Ia bangkit dari mati. Mati di sini merupakan ungkapan pengorbanan Yesus, dan itu terjadi di salib. Namun Allah membangkitkan-Nya pada hari ketiga.

Hal itulah yang diwartakan Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma. Dalam bacaan kedua Paulus mengatakan bahwa Allah telah menyerahkan Putera-Nya demi keselamatan umat manusia. Putera-Nya itu, yang adalah Yesus Kristus, sampai mati, namun bangkit lagi. Di sini Paulus hendak menegaskan bahwa Allah sangat mengasihi umat manusia sehingga mau menyerahkan Putera-Nya sendiri.

Sabda Tuhan hari ini mau berbicara soal pengorbanan. Di sini ditampilkan contoh pengorbanan Abrahan, Allah Bapa dan juga Yesus Kristus. Maksudnya jelas agar kita juga mau dan berani berkorban. Apalagi di masa prapaskah ini. Pada masa ini kita diajak untuk berkorban dengan berpantang, puasa dan berderma. Dengan berpantang dan puasa kita diminta untuk mau mengorbankan kelekatan-kelekatan manusiawi kita yang dapat menghambat kita menuju kepada kesempurnaan. Dengan berderma kita diajak untuk mengorbankan yang ada pada diri kita demi sesama.

by: adrian