Jumat, 23 Juli 2021

TELAAH ATAS SURAH ALI IMRAN AYAT 7

 


Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur’an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, “Kami beriman kepadanya (Al-Qur’an), semuanya dari sisi Tuhan kami.” Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal. [QS 3: 7]

Kutipan ayat Al-Qur’an di atas, pertama-tama harus dipahami, merupakan wahyu Allah. Apa yang tertulis di atas (kecuali beberapa kata yang berada di dalam tanda kurung) adalah kata-kata Allah sendiri. Hal ini didasarkan pada keyakinan bahwa Al-Qur’an merupakan wahyu Allah yang langsung disampaikan kepada Muhammad. Wahyu Allah di atas terdapat dalam surah Ali Imran, dimana surah ini masuk ke dalam kelompok surah Madaniyyah. ini berarti kutipan wahyu Allah ini disampaikan kepada Muhammad saat berada di Madinah.

Kutipan ayat Al-Qur’an di atas didasarkan pada “Al-Qur’an dan Terjemahannya, Departemen Agama RI, Edisi Terkini Revisi Tahun 2006”. Membaca ayat Al-Qur’an di atas, sepintas tidak ada yang aneh. Semuanya wajar. Akan tetapi, jika ditelaah dengan akal sehat, maka barulah ditemukan keanehannya. Dalam kutipan wahyu Allah di atas terdapat 5 kalimat, namun dalam penelaahan ini, akan difokuskan pada 2 kalimat pertama, yaitu [1] “Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad); dan [2] Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur’an) dan yang lain mutasyabihat.” Tiga kalimat lainnya merupakan penjabaran langsung dari kalimat kedua.

Jika kita langsung tertuju pada kalimat ini, maka sama sekali tidak ada yang aneh. Kalimat pertama ini mau mengatakan bahwa Allah telah menurunkan Al-Qur’an kepada Muhammad. Kata “DIA” di awal kalimat dengan sangat mudah ditafsirkan sebagai “ALLAH”, sedangkan kata “Kitab” dipahami sebagai “Al-Qur’an” dan kata ganti “mu” merujuk pada Muhammad (hal ini langsung ditegaskan dalam kutipan tersebut). Namun menjadi aneh ketika kalimat pertama ini dipahami dalam konteksnya, yaitu sebagai kalimat yang disampaikan oleh Allah. Jadi, pada waktu itu Allah berfirman, “Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad).” Kata “DIA” di awal kalimat tidak bisa dikaitkan dengan Allah yang sedang berbicara. Dari ilmu bahasa, kata “DIA” merupakan kata ganti orang ketiga tunggal. DIA di sini merujuk pada orang lain yang bukan sedang berbicara (AKU/SAYA atau KAMI/KITA) dan bukan pula lawan bicara (ENGKAU/KAMU).