Jumat, 04 Februari 2022

TELAAH ISLAM ATAS SURAH AL-KAHF AYAT 102

 


Maka apakah orang kafir menyangka bahwa mereka (dapat) mengambil hamba-hamba-Ku menjadi penolong selain Aku? Sungguh, Kami telah menyediakan (neraka) Jahanam sebagai tempat tinggal bagi orang-orang kafir. (QS 18: 102)

Al-Quran merupakan pusat spiritualitas umat islam. Umat islam menyakini Al-Quran langsung berasal dari Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW. Keyakinan ini didasarkan pada pernyataan Allah sendiri, yang dapat dibaca dalam beberapa surah Al-Quran. Jadi, Allah sendiri telah menyatakan bahwa Al-Quran merupakan perkataan-Nya, sehingga ia dikenal juga sebagai kalam Allah. Karena itu, Al-Quran dihormati sebagai sesuatu yang suci, karena Allah sendiri adalah mahasuci. Pelecehan terhadap Al-Quran sama saja dengan pelecehan kepada Allah atau penyerangan terhadap keluhuran Allah. Orang yang melakukan hal itu harus dihukum berat dengan cara dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka secara silang (bdk. QS al-Maidah: 33).

Selain itu juga umat islam melihat Al-Quran sebagai keterangan dan pelajaran yang jelas. Ini juga didasarkan pada perkataan Allah sendiri. Allah telah memudahkan Al-Qur’an sehingga dapat dengan mudah dipahami oleh umat islam. Tak sedikit ulama menafsirkan kata “jelas” di sini dengan sesuatu yang telah terang benderang sehingga tak perlu susah-susah menafsirkan lagi pesan Allah itu. Dengan perkataan lain, perkataan Allah itu sudah jelas makna dan pesannya, tak perlu lagi ditafsirkan. Maksud dan pesan Allah sesuai dengan apa yang tertulis dalam Al-Quran. Penafsiran atas wahyu Allah bisa berdampak pada ketidak-sesuaian dengan kehendak Allah sendiri.

Berangkat dari dua premis di atas, maka bisalah dikatakan bahwa kutipan ayat Al-Quran di atas merupakan kata-kata Allah sendiri. Wahyu Allah di atas terdiri dari 2 kalimat. Kalimat pertama merupakan pertanyaan retoris, yang mempertanyakan niat orang kafir mau merebut umat islam. Dalam kalimat pertama ini terlihat jelas kalau Allah mengutip pernyataan orang kafir dan menjadikannya sebagai pertanyaan retoris. Sementara kalimat kedua merupakan pernyataan Allah tentang nasib orang kafir. Dikatakan bahwa Allah menyediakan neraka sebagai tempat tinggal bagi orang-orang kafir.