Sabtu, 14 Juni 2014

Liburan 2013: Goa Maria Tritis, Yogya

 
 
 

Orang Kudus Hari Ini: St. Elisa

SANTO ELISA, NABI
Elisa adalah putera Safat. Suatu ketika, ketika sedang membajak dengan lembu, Nabi Elia melemparkan jubahnya kepada Elisa. Elisa meninggalkan lembunya dan berlari mengikuti Nabi Elia. Elisa sempat meminta izin untuk berpamitan dengan kedua orang tuanya, dan kemudian ia pergi mengikuti Nabi Elia sebagai pelayannya. Elisa menjadi saksi terangkatnya Nabi Elia ke surga. Ia mengambil jubah Nabi Elia dan menggunakannya untuk membelah sungai Yordan. Ketika para pengikut Nabi Elia meminta izin untuk mencari Nabi Elia, Elisa melarang mereka, tetapi karena didesak terus-menerus, ia mengizinkannya

Di Yeriko, Elisa menyehatkan mata air dengan menaburkan garam. Ketika di Betel, ia mengutuk anak-anak yang mencemoohnya. Elisa memberikan firman Tuhan kepada raja Israel, raja Yehuda, dan raja Edom, ketika mereka meminta petunjuk dalam memerangi bangsa Moab. Elisa membantu seorang janda yang mengalami kesulitan keuangan. Ketika berada di Sunem, Elisa memberitahu seorang wanita kaya yang mengundang dan mengizinkan ia tinggal, bahwa ia akan mengandung. Beberapa tahun kemudian, ketika anak itu lahir dan tumbuh besar, anak itu meninggal, dan wanita kaya itu mencari Elisa sampai gunung Karmel, dan Elisa berdoa kepada Tuhan yang membangkitkan anak itu kembali. Ketika akan terjadi bencana kelaparan, Elisa juga memberitahu perempuan itu untuk segera pergi

Ketika perwira raja Aram, Naaman, yang menderita kusta datang minta disembuhkan, Elisa menyuruhnya mandi tujuh kali di sunga Yordan. Ketika Naaman melakukan apa yang dikatakan Elisa, maka ia sembuh. Naaman kemudian hendak memberikan sesuatu kepada Elisa, Elisa menolaknya

Ketika rombongan Elisa sedang menebang kayu, mata kapak salah seorang jatuh ke dalam air, dan Elisa mengembalikan mata kapak itu dengan melemparkan sepotong kayu. Ketika Elisa hendak ditangkap oleh pasukan Raja Aram, Elisa berdoa kepada Tuhan dan menggiring para pasukan yang hendak menangkapnya ke Samaria. Ketika Raja Israel hendak memenggalnya, Elisa mengetahui hal itu dan meramalkan kematian perwira raja. Ketika di Damsyik, Elisa meramalkan kesembuhan raja Benhadad, dan juga kematiannya dengan cara dibunuh. Menjelang kematiannya, Elisa jatuh sakit. Di saat itu, Elisa masih bertemu dengan Yoas, Raja Israel, dan meramalkan kemenangan Israel atas bangsa Aram di Afek. Setelah itu Elisa meninggal dunia.

Renungan Hari Sabtu Biasa X - Thn II

Renungan Hari Sabtu Biasa X, Thn A/II
Bac I    1Raj 19: 19 – 21; Injil           Mat 5: 33 – 37;

Injil hari ini masih merupakan pengajaran Tuhan Yesus di atas Bukit. Tema pengajaran Yesus kali ini adalah soal kesetiaan pada ucapan. Banyak orang menilai bahwa dalam pengajaran-Nya Tuhan Yesus melarang kita untuk bersumpah. Sebenarnya tidak masalah dengan bersumpah sejauh kita setia padanya. Yesus tidak melarang jika kita mau bersumpah. Tuhan Yesus berkata, “Peganglah sumpahmu di depan Tuhan.” (ay. 33). Di sini Tuhan Yesus hendak menekankan agar kita tetap berpegang pada apa yang sudah kita ucapkan.

Sikap setiap pada ucapan diperlihatkan dengan bagus oleh Elisa bin Safat dalam bacaan pertama. Diceritakan bahwa waktu itu Elisa sedang bekerja di ladang ketika Elia muncul dan memanggilnya untuk mengikuti Elia. “Melempar jubah” kepada Elisa, seperti yang dilakukan Elia, merupakan tanda panggilan untuk mengikuti si pemilik jubah. Elisa tahu akan hal itu, namun harus pamitan dulu dengan orang tuanya. Elisa berkata, “Biarkanlah aku mencium ayahku dan ibuku dahulu, lalu aku akan mengikuti engkau.” (ay. 20). Elisa memegang setia ucapannya. Setelah semua urusannya selesai, Elisa “mengikuti Elia dan menjadi pelayannya.” (ay. 21).

Dewasa ini orang lebih banyak berbicara tapi mudah juga berubah. Tidak ada kesetiaan pada ucapan. Para pejabat berjanji akan setia pada kerjanya, namun yang terjadi adalah pengingkaran. Para suami isteri berikrar setia sehidup semati, namun sebelum mati terjadi perselingkuhan. Para imam mengikrarkan janji kemiskinan, namun hidup berkelimpahan harta kekayaan. Dan masih banyak contoh lainnya. Sabda Tuhan hari ini menjadi seruan moral bagi kita dewasa ini yang begitu mudah membatalkan ucapan sendiri. Tuhan menghendaki supaya kita berpegang teguh pada apa yang sudah kita ucapkan, sejauh itu demi kebaikan bersama.

by: adrian