Kamis, 12 Februari 2015

Morning Sickness & Efeknya bagi Janin

MORNING SICKNESS: TANDA BAYI SEHAT DAN PINTAR?
Gejala mual muntah pada awal kehamilan atau disebut dengan morning sickness memang membuat tidak nyaman. Selain mengganggu aktivitas, mual dan muntah juga membuat calon ibu khawatir dengan gizi janin.

Meski begitu, jangan berkecil hati karena penelitian menunjukkan sisi positif dari morning sickness. Ibu hamil yang mengalami morning sickness disebutkan merupakan pertanda bayi yang dikandungnya sehat dan kelak lebih pintar.

Penelitian yang melibatkan 850.000 ibu hamil ini juga menunjukkan bahwa ibu yang menderita mual selama hamil lebih sedikit yang mengalami keguguran dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak mengalami mual muntah. Hasil penelitian ini tentu menjadi pelipur lara bagi ibu hamil yang merasa tersiksa dengan mual muntah berulang kali.

Gejala morning sickness terjadi karena peningkatan hormon dalam tubuh. Gejala ini diderita sekitar 85 persen ibu hamil. Sisi positif dari morning sickness ini terutama akan didapatkan oleh wanita yang hamil pada usia 35 tahun ke atas. Para ahli menyebut hal ini sebagai "efek perlindungan".

Dari semua manfaat positif dari morning sickness, para ahli menggarisbawahi efek kecerdasan yang lebih tinggi, baik dalam bahasa, perilaku, maupun intelegensi.

sumber: Kompas Health

Orang Kudus 12 Februari: St. Benediktus Anaine

SANTO BENEDIKTUS DE ANAINE, ABBAS
Benediktus dari Anaine lahir di Languedoc, Perancis, pada tahun 750. Pada masa mudanya ia bekerja di istana Raja Pepin (751 – 768), dan di istana Karel Agung (768 – 814). Keinginannya yang besar untuk menjadi seorang rahib akhirnya mendesaknya keluar dari istana. Ia lalu menjadi rahib di biara Santo Siene, dekat Dijon. Di biara ini, Benediktus dengan rajin menata hidupnya sebagai seorang rahib dengan doa dan tapa yang keras. Ia juga dengan tekun mempelajari semua aturan yang tertulis oleh Benediktus dari Nursia, St. Pachomius dan St. Basilius mengenai cara hidup membiara.

Ketika Abbas biara Santo Siene meninggal dunia, para harib biara memilih dia menjadi pemimpin mereka. Tetapi ia menolak pilihan itu. Sebaliknya ia pergi dari biara itu dan tinggal di rumahnya sendiri di Anaine dengan tetap menjalankan cara hidup membiara. Lama kelamaan banyak juga pemuda yang dating menjadi muridnya. Ia dengan senang menerima mereka dan membimbing mereka dalam disiplin hidup yang ketat. Mereka bekerja di sawah sambil menghayati kaul kemiskinan dengan sungguh-sungguh dan berpuasa.

Ketika Louis Pious (814 – 840) naik Takhta menggantikan Karel Agung, ia mengajak Benediktus agar kembali tinggal di dalam istana. Untuk maksud itu, Louis memanggil dia ke Maurmunster di Alsace dan membangunkan baginya sebuah rumah. Benediktus ditempatkan di rumah ini dengan tugas memimpin dan memperbaharui semua biara yang ada di seluruh wilayah kerajaan. Untuk itu ia menyusun aturan-aturan hidup membiara yang sanggup menghantar seorang rahib menjadi benar-benar abdi Allah.

Benediktus berhasil dalam tugas pembaharuan hidup membiara yang dipercayakan Louis Pious kepadanya. Keberhasilan ini membuat ia menjadi salah satu tokoh penting dalam sejarah kehidupan monastik Barat. Pengaruhnya menyamai Benediktus dari Nursia dalam sejarah kehidupan monastik.

sumber: Iman Katolik
Baca juga orang kudus hari ini:

Renungan Hari Kamis Biasa V - Thn I

Renungan Hari Kamis Biasa V, Thn B/I
Bac I    Kej 2: 18 – 25; Injil               Mrk 7: 24 – 30;

Hari ini bacaan pertama masih diambil dari Kitab Kejadian, yang bercerita tentang penciptaan manusia. Kemarin Allah menciptakan (seorang) manusia, yang biasa dikenal dengan nama Adam. Hari ini dikisahkan bahwa Allah menciptakan manusia yang lain, yang sepadan dengan yang pertama. Manusia ini dikenal dengan nama Hawa. Dia adalah penolong bagi manusia sebelumnya. Di sini mau dikatakan bahwa sesama manusia, bukan hanya soal pria dan wanita melainkan secara umum, merupakan sepadan dan menjadi penolong satu sama lain.

Semangat yang ditampilkan dalam bacaan pertama di atas, kembali dimunculkan dalam Injil hari ini. Hari ini Injil mengisahkan kisah penyembuhan yang dilakukan Tuhan Yesus terhadap anak perempuan dari seorang ibu. Diketahui bahwa ibu ini orang Yunani bangsa Siro-Fenisia. Tuhan Yesus menyembuhkan putri ibu itu yang kerasukan roh jahat setelah mengetahui imannya. Tuhan Yesus menolongnya karena Ia melihat adanya kesepadanan antara dia dengan orang Israel lainnya. Karena kesepadanan inilah, maka Yesus menolongnya.

Sabda Tuhan hari ini menyadarkan kita bahwa sebagai manusia kita sepadan. Kita adalah ciptaan Allah. Karena kita sepadan, maka kita terpanggil untuk menjadi penolong satu sama lain. Inilah yang dikehendaki Tuhan melalui sabda-Nya. Tuhan Yesus sudah memberi contoh teladan. Kesepadanan kita itu terletak pada posisi kita di hadapan Allah, yaitu sebagai ciptaan-Nya, bukan pada suku, ras, golongan atau agama. Tuhan menghendaki kita untuk melepaskan sekat perbedaan itu, dan bersama-sama melihat diri sebagai ciptaan Allah. Sebagai ciptaan Allah kita hendaknya hidup saling menolong. Karena Tuhan menciptakan kita untuk itu. Kita adalah penolong bagi sesama kita.

by: adrian