Selasa, 12 Mei 2015

(Pencerahan) Keliru Menilai

BIAS WARNA
Warna dalam gugusan alis mata
Sering terbaca menyesatkan
Sementara di dalam bergejolak,
Di luarnya justru seperti bisu.

Biru membersitkan kasih yang tulus
Kadang ditafsirkan keliru
Pergumulan yang sengit dengan hidup
Memaksa kita sering pura-pura

Sapuan kuas, nyanyian puisi harus lahir dari renungan,
mengendap di jiwa
dan tuangkan sejujurnya.

Rindu, dendam,
kata hati mesti diterjemahkan dalam bahasa yang jernih.
Hitam menenggelamkan sisi gelap
Mata sering terpaksa berlagak buta.

Rindu, dendam,
kata hati mesti diterjemahkan dalam bahasa yang jernih
Marah, luka, duka jiwa mesti ditumpahkan dengan suara lantang

by: Ebiet G Ade

Orang Kudus 12 Mei: St. Epifanius

SANTO EPIFANIUS, USKUP
Adalah sulit untuk mengetahui lebih jauh tentang orang kudus yang satu ini mengingat data yang ada sangat terbatas. Diperkirakan Epifanius hidup pada abad IV – V. Ia dilahirkan pada tahun 315. Ia berasal dari keluarga Yahudi. Akan tetapi, ketika beranjak dewasa, ia bertobat dan menjadi Kristen. Tak lama kemudian ia terpilih menjadi Uskup Salamis, Siprus. Pada masanya, ada banyak aliran sesaat (bidaah) yang berkembang. Epifanius terkenal sebagai seorang pembela ajaran iman yang benar dari serangan berbagai ajaran sesat. Dengan kotbah-kotbah dan tulisan-tulisannya tentang berbagai ajaran iman, ia berhasil menegakkan ajaran iman yang benar. Ia meninggal dunia pada tahun 403.
sumber: Iman Katolik
Baca juga riwayat orang kudus 12 Mei:

Renungan Hari Selasa Paskah VI - B

Renungan Hari Selasa Paskah VI, Thn B/I
Bac I  Kis16: 22 – 34; Injil       Yoh 16: 5 – 11;
Tak lama lagi Gereja Katolik akan merayakan Hari Raya Kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga. Sebelum pergi ke sorga, Tuhan Yesus memberi nasehat dan peneguhan kepada para murid-Nya. Injil hari ini mengisahkan hal itu. Tuhan Yesus mengatakan bahwa Dia akan pergi; dan kepergian-Nya merupakan suatu keharusan agar para murid tidak bergantung selamanya pada diri-Nya. Akan tetapi, Tuhan Yesus menjanjikan Penghibur. “Aku akan mengutus Dia kepadamu.” (ay. 7). Penghibur itu adalah Roh Kudus, yang akan mendampingi, menghibur dan memberi peneguhan kepada para murid.
Bacaan pertama hari ini secara implisit memperlihatkan peran Roh Kudus itu. Dikatakan bahwa akibat pewartaannya, Paulus dan Silas dianiaya dan dipenjarakan (ay. 22 – 24). Sekalipun mendapat perlakukan yang tidak adil dan menyakitkan, Paulus dan Silas tidak mengungkapkan kemarahan dan kebenciannya kepada para penganiaya. Mereka tidak protes atau mengeluh. Malahan ketika di penjara mereka melambungkan puji-pujian kepada Tuhan (ay. 25). Kita bisa bertanya, dari mana kekuatan mereka? Tentulah Roh Kudus yang telah dijanjikan Tuhan Yesus.
Sabda Tuhan hari ini memang berbicara tentang Roh Kudus. Namun Roh Kudus itu, baik itu Penghibur maupun Penolong, tidak ada kaitannya dengan sosok Muhammad, sebagaimana diyakini saudara-saudari kita muslim. Sabda Tuhan mau mengatakan bahwa apa yang dikatakan Tuhan Yesus, tentang Roh Kudus itu, sungguh terpenuhi. Bacaan pertama membuktikan peran Roh Kudus itu. Bahkan gambaran bacaan pertama menjadi gambaran Gereja dewasa ini. Ada banyak umat dianiaya, namun tidak membalas; diperlakukan tidak adil, tapi tidak marah, bahkan ada yang dibunuh. Umat tetap setia pada iman. Ini karena Roh Kudus yang mendampingi memberikan penghiburan dan peneguhan.
by: adrian