Jumat, 10 Maret 2017

SEMALAM DI KM BUKIT SIGUNTANG: Sebuah Cerpen

Ada kesan bahwa cerpen “Semalam Di KM Bukit Siguntang” hanyalah sebuah cerita pengalaman. Mungkin pengalaman penulis, yang sempat menjadi salah satu penumpang kapal PELNI itu, atau juga pengalaman orang lain yang ditangkap penulis. Yang jelas, setting ceritanya ada di atas kapal, dalam pelayaran dari pelabuhan Kijang (Pulau Bintan) menuju pelabuhan Tanjung Priok (Jakarta).
Akan tetapi, cerpen ini menyuguhkan segudang pesan kehidupan. Yang begitu kuat adalah pesan moral. Terlihat adanya tarik menarik antara moralitas dan kemunafikan. Tokoh utama cerita ini, yaitu seorang pelacur bernama Vera, mencoba membongkar kemunafikan kaum moralis. Di sini penulis cerpen ini mencoba menampilkan tokoh anak manusia yang mau tampil apa adanya: jujur tanpa topeng kemunafikan.
Cerpen ini seakan hendak menampar muka kita. Uraian kehidupan apa adanya seakan menelanjangi kita. Bayangkan, kehidupan “dunia” di atas kapal saja sudah begitu, apalagi dalam dunia sebenarnya. Memang cerpen ini tidak memberi pesan tegas kepada pembacanya. Hingga kalimat terakhir, kita tidak menemukan pesan utamanya. Malah kita dapat terperangkap bahwa cerpen ini mau mengatakan bahwa cinta tak selamanya berakhir dengan pernikahan; sebuah lagu lama. Sepertinya penulis hendak menyampaikan agar pembaca menemukan sendiri pesan untuk dirinya sendiri.
Tentu kita penasaran. Lebih lanjut mengenai cerpen ini silahkan baca di: Budak Bangka: (C E R P E N) Semalam di KM Bukit Siguntang