Kamis, 07 Maret 2013

Pencurian Data di Warnet


Waspada WARNET
Bagi sobat-sobat yang suka atau sering ke WarNet, tolong perhatikan satu hal penting ini. Sebelum kalian menggunakan computer, cobalah kalian periksa di belakang PC warnet yang kamu gunakan tersebut. Bila ada COLOKAN HITAM, yang biasanya dipakai untuk mencegat jalur kabel Keyboard, kami sarankan agar jangan OnLine di WarNet tersebut!!! Kalau Anda masih ingin tetap online, cukuplah sekedar mencari data atau informasi di dunia maya. Jangan untuk buka data Anda (email, dll). Alasannya karena itu memang sengaja dipasang oleh entah pihak WarNet atau pelanggan yang berniat jahat, dengan tujuan untuk merekam/mengkopi data-data rekan-rekan , yang di antaranya adalah password email, facebook, internet banking atau data-data penting lainnya. Alat ini disebut HARDWARE KEYLOGGER.

Semoga bermanfaat...^^

by: adrian

Syarat Menjadi Pemimpin

Setiap manusia terlahir sebagai pemimpin. Minimal ia memimpin dirinya sendiri. Memimpin diri sendiri juga membutuhkan keahlian tersendiri. Sebelum orang tampil memimpin orang dalam dalam sebuah organisasi, adalah baik jika ia dapat memimpin dirinya sendiri dahulu. Bagaimana ia bisa memimpin orang lain jika diri sendiri saja tidak bisa dipimpin?

Sebagaimana bila memimpin orang lain, seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah, mendengarkan orang lain, menjadi contoh, merancang dan membuat skala prioritas dan sebagainya, demikian pula terhadap diri sendiri. Setiap individu tentu tak luput dari masalah. Oleh karena itu, bagaimana kita sebagai pribadi mengatasi masalah pribadi itu, membuat rencana hidup, dll.

Dalam tulisan ini uraian “pemimpin” lebih pada masalah keorganisasian. Artinya, yang mau dilihat di sini adalah pemimpin dalam sebuah organisasi, seperti paroki, lembaga, yayasan, kelompok, dll. Sekalipun terlahir sebagai pemimpin, namun tidak semua manusia bisa tampil sebagai pemimpin; sekalipun sebuah organisasi itu memiliki pemimpin, namun belum tentu ada kepemimpinan di sana.

Untuk menjadi pemimpin dibutuhkan beberapa syarat. Pemimpin yang dimaksudkan di sini bukan semata leader, melainkan lebih pada leadership. Syarat-syarat yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin adalah sebagai berikut.

1.    PROBLEM  SEEKER
Pertama-tama seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk dapat melihat dan menemukan masalah. Sekecil apapun suatu masalah, harus dapat ditemukan akar masalahnya dan diusahakan untuk segera mengatasinya. Masalah kecil yang dibiarkan akan dapat menjadi masalah besar. Setelah menemukan masalah dan akar masalahnya, maka seorang pemimpin diminta untuk dapat menyelesaikannya, bukan dengan membiarkan waktu yang menyelesaikannya. Penyelesaian masalah itu tidak harus oleh pemimpin sendirian, melainkan dapat meminta bantuan kepada rekan lainnya atau dalam kebersamaan sebagai team work.

2.    PROBLEM SOLVER
Setelah menemukan akar masalah, seorang pemimpin dituntut mampu membuat keputusan penting dan mencari jalan keluar dari permasalahan. Jika tak mau julukan miss no solution tercetak di punggung, mulailah bertindak tegas dan hapus kebiasaan Anda bersikap plin-plan. Jangan pula memupuk kebiasaan melarikan diri dari tanggung jawab. Sebagai ‘nakhoda’ Andalah yng berkewajiban mengemudikan ‘kapal’ ke arah yang benar. Di sini seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk menyortir masalah yang ada berdasarkan skala prioritas. Penyelesaian masalah pun harus berdasarkan skala prioritas.

3.   BERSIKAP POSITIF
Setiap orang tak luput dari kesalahan. Bila hal ini menimpa anak buah Anda, jangan langsung mencecarnya dengan ‘segudang’ omelan. Selidiki latar belakang permasalahan sehingga Anda dapat bersikap proposional. Jika Anda yang melakukan kesalahan, tak perlu ragu mengakuinya dan meminta maaf kepada orang-orang terkait. Jangan lupa melakukan perbaikan untuk menebus kekeliruan Anda tersebut. Jadi, sikap positip tidak lantas menghilangkan hal yang negatif. Kebenaran dan kebaikan menjadi tujuannya.

4.   KOMUNIKASI,  KOMUNIKASI
Karyawan sebaik apapun akan kehilangan arah bila dibiarkan ‘berjalan dalan gelap’. Sebagai pemimpin, Anda perlu menjelaskan seterang mungkin tentang tujuan bersama yang hendak diraih dan strategi mencapainya. Bekali pula anak buah dengan penilaian terhadap hasil kerjanya selama ini, sehingga mereka dapat belajar cara melakukan tugas dengan benar. Pelihara komunikasi dua arah dengan bawahan dan mintalah feedback dari mereka setiap kali Anda meluncurkan kebijakan baru. Untuk itu dibutuhkan sikap mau mendengarkan, bukan hanya diri sendiri tetapi juga orang lain, baik dari kalangan atas maupun dari bawah. Seorang pemimpin harus mempunyai prinsip ini: kebenaran bukan berasal dari jabatan dan gelar seseorang, melainkan dari kedalaman hati manusia. Untuk bisa mendengarkan itu maka seorang pemimpin harus memiliki keutamaan kerendahan hati. Hanya orang yang rendah hati mau mendengarkan suara orang lain.

5.   MENJADI  INSPIRASI
Seorang pemimpin harus mampu menetapkan standard dan jadi contoh bagi anak buahnya. Jadilah inspirasi bagi bawahan. Up date benak Anda dengan informasi terkini, tidak pelit membagi pengalaman dan patuhi peraturan yang Anda buat sendiri, misalnya selalu tiba di kantor on time.

6.   TUMBUHKAN  MOTIVASI
Berikan penghargaan terhadap prestasi – sekecil apapun itu, yang dilakukan anak buah Anda. Bahkan karyawan yang paling hobi telat sekalipun akan berusaha memperbaiki diri apabila Anda memujinya ketika ia datang tepat waktu (apalagi bila pujian itu diberikan tanpa ada kesan menyindir). Secara berkala, ajukan pula pertanyaan dan tantangan yang mampu merangsang kreativitas berpikir anak buah Anda. Misalnya, meminta pendapat mereka atas sebuah proyek kecil. Atau minta ide mereka untuk mempercantik kantor. Intinya, jangan hanya puas dengan keadaan yang sudah ada. Terkadang perubahan dibutuhkan, sejauh itu baik dan berguna bagi perkembangan bersama.

7.   HUBUNGAN   BAIK
Jalin hubungan profesional dan interpersonal yang harmonis dengan seluruh anak buah. Ingat, di balik statusnya sebagai bawahan, karyawan adalah pribadi yang memiliki latar belakang unik dan permasalahan tertentu. Luangkan waktu untuk mengenal karyawan secara personal sehingga Anda mampu melakukan coaching tepat sasaran. Akan tetapi perlu juga menjaga jarak dengan mereka agar tetap ada pembeda antara Anda dengan bawahan. Relasi baik dengan bawahan hanya mau menunjukkan kepedulian dan perhatian seorang pemimpin.

8.   TURUN   GUNUNG
Mentang-mentang kartu nama telah dihiasi title manager atau pastor kepala paroki, lantas Anda merasa bebas dari kewajiban dan melakukan ‘dirty job’ atau pekerjaan anak buah. Seorang pemimpin akan dihargai anak buahnya apabila ia bersedia terjun ke lapangan, dan tidak asal main perintah saja. Semakin hebat lagi hormat anak buah bila pekerjaan itu bisa dilakukan dengan lancar. ‘Turun gunung’, masuk lumpur, itu perlu karena akan menunjukkan kualitas Anda kepada anak buah. Dalam hal ini, ajaran Yesus tentang kepemimpinan menjadi kena. Yesus mengajarkan bahwa seorang pemimpin yang baik adalah seorang yang mau melayani (Mat 20: 26; 23: 11).

by: adrian

Orang Kudus 7 Maret: St. Perpetua & Felisitas

Santa perpetua & felisitas, martir
Kedua orang kudus ini hidup di Kartago, Afrika Utara. Perpetua adalah seorang ibu muda berusia 22 tahun. Ketika ia ditangkap karena imannya, ia sedang mengandung anaknya yang pertama. Felisitas adalah pelayan Perpetua. Ia juga ditangkap bersama Perpetua.

Di dalam penjara, Perpetua diolok-olok oleh para serdadu kafir. Tetapi dengan tenang Perpetua berkata, “Sekarang adalah giliranku untuk menderita. Tetapi akan tiba saatnya aku yang berbahagia dan kamu yang akan menanggung penderitaan yang jauh lebih besar daripada yang kualami sekarang ini.”

Ayah Perpetua yang belum menjadi kristen turut merasakan penderitaan yang dialami anaknya. Ia datang ke penjara untuk membujuknya murtad dari imannya. Ia dengan setia mengikuti Perpetua hingga ke pengadilan. Di sana ia dipukuli oleh para serdadu dengan pukulan bertubi-tubi. Seperti ayahnya, Perpetua sungguh merasa sakit hati melihat perlakuan para serdadu terhadap ayahnya. Meskipun begitu, baginya mati karena Kristus lebih mulia daripada murtad karena sayang kepada ayahnya.

Bersama Perpetua dan Felisitas, banyak juga orang kristen lain yang ditangkap dan dipenjarakan. Mereka senasib sepenanggungan di dalam penderitaan yang ditimpakan pada mereka. Mereka saling meneguhkan agar tak seorang pun lemah imannya dan menjadi murtad. Sementara itu di dalam penjara Perpetua mengalami suatu penglihatan ajaib. Seberkas cahaya surgawi bersinar terang benderang di ruang penjaranya. Di dalam cahaya itu ia melihat dirinya bersama semua orang kristen lainnya berarak memasuki kemuliaan surgawi.

Perpetua bersama orang-orang kristen lainnya dimasukkan ke dalam gelandang binatang buas yang kelaparan. Di sana mereka diterkam dan dikoyak-koyak leh binatang-binatang buas itu hingga mati.

Sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun

Renungan Hari Kamis Prapaskah III-C

Renungan Hari Kamis Prapaskah III, Thn C/I
Bac I : Yer 7: 23 – 28; Injil       : Luk 11: 14 – 23

Injil hari ini mengisahkan konflik Yesus dengan orang banyak yang mengikuti Yesus. Mungkin yang dimaksud di sini adalah ahli taurat dan kaum Farisi. Konflik bermula dari peristiwa penyembuhan orang bisu yang diyakini dirasuki setan. Penyembuhan itu dilihat sebagai pengusiran setan; dan Yesus berhasil mengusirnya. Akan tetapi orang banyak melihat Yesus mengusir setan "dengan kuasa Beezebul, penghulu setan." (ay. 15).

Dari sinilah Yesus memulai pengajaran-Nya. Pesan yang mau disampaikan Yesus adalah Allah menghendaki manusia bahagia. Setanlah yang mau agar manusia menderita dan sengsara. Bisu adalah salah satu wujud penderitaan yang disebabkan oleh setan. Jadi, jika orang bisu sudah bisa berkata-kata lagi, artinya kuasa setan yang merasukinya sudah diusir, maka hal itu harus dilihat sebagai kuasa Allah sudah berkarya. Atau seperti yang dikatakan Yesus, "sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.." (ay. 20).

Apa yang disampaikan Yesus bahwa Allah ingin agar manusia bahagia, sudah pernah disampaikan Yeremia. "Dengarkanlah suara-Ku, maka Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku, dan ikutilah seluruh jalan yang Kuperintahkan kepadamu, supaya kamu berbahagia!" (ay. 23). Hal ini sudah disampaikan Allah berulang-ul;ang melalui para hamba-Nya, yaitu para nabi (ay. 25). Semuanya tergantung pada umat manusia apakah mau mendengarkan dan mengikuti perintah-Nya.

by: adrian