Setiap manusia tentulah membutuhkan hiburan,
selain untuk mengisi waktu luang juga untuk refresh.
Perlu diketahui juga bahwa hiburan tertentu tidak berlaku untuk semua orang. Hiburan
mengenal juga batas-batas usia. Seperti apa hiburan yang cocok untuk anak-anak?
Elizabeth B. Hurlock, dalam bukunya PSIKOLOGI
PERKEMBANGAN: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (edisi 5),
membeberkan beberapa hiburan yang digemari anak-anak (hlm. 162).
Membaca
Anak yang lebih besar lebih menyukai buku dan majalah anak-anak yang
menekankan kisah-kisah petualangan dan di mana ia dapat membaca tentang tokoh
pahlawan sebagai tokoh identifikasi diri. Ia lebih menyukai lingkungan yang
menyenangkan dan interaksi kelompok yang positif dari orang-orang kelas
menengah daripada lingkungan yang kaku dan interaksi kelompok yang negatif dari
orang-orang kota. Yang penting ia ingin akhir cerita yang bahagia.
Buku Komik
Terlepas dari tingkat kecerdasan, hampir semua anak menyenangi buku komik,
baik yang bersifat lelucon maupun petualangan. Buku komik menarik karena
menyenangkan, menggairahkan, mudah dibaca dan merangsang imajinasi anak.
Film
Menonton film merupakan salah satu kegiatan kelompok yang digemari,
meskipun beberapa anak pergi sendiri ke bioskop atau dengan anggota keluarga.
Ia gemar film-film kartun, kisah-kisah petualangan dan film-film tentang
binatang.
Radio dan Televisi
Televise lebih popular daripada radio, meskipun anak senang mendengarkan
music atau berita-berita olah raga yang tidak disiarkan di televisi. Menonton
televise merupakan salah satu hiburan yang disukai oleh sebagian anak-anak.
Mereka senang pertunjukan kartun dan acara-acara lain yang diperuntukkan bagi
tingkat usianya di samping acara-acara untuk orang dewasa. Seperti yang telah
ditunjukkan oleh Leifer, dkk, “Televisi bukan hanya merupakan hiburan bagi
anak-anak, tetapi juga sarana sosialisasi yang penting.”
Malamun atau Berkhayal
Anak yang kesepian di rumah dan mempunyai sedikit teman bermain sering
menghibur diri sendiri dengan melamun. Yang khas, ia membayangkan diri sendiri
sebagai “pahlawan yang menang” dalam dunia impiannya, dan kemudian mengimbangi
kurangnya teman dan perhatian yang ia peroleh dalam hidup sehari-hari.
diambil dari tulisan 7 tahun lalu