Sabtu, 08 November 2014

Orang Kudus 8 November: St. Elisabeth dari Tritunggal

BEATA ELISABETH DARI TRITUNGGAL
Elisabeth Catez lahir pada 18 Juli 1880 di Kamp Militer di Bourges, Perancis. Ia adalah puteri dari Joseph Catez, seorang kapten, dan Maria Catez. Ketika masih kecil Elisabeth memiliki sifat yang kasar. Kematian ayahnya pada tahun 1887 membuat ibunya membawa Elisabeth dan saudaranya, Mergareth, pindah ke Dijou. Setelah menerima komuni pertama, dan juga kunjungan dari prioress biara Karmel, sifat Elisabeth berubah dan mulai merasakan kehadiran Allah dalam hidupnya.

Elisabeth memiliki bakat dalam bermusik, bahkan sampai mendapatkan penghargaan. Selain itu ia juga memiliki keahlian lain seperti menulis puisi. Elisabeth mengajar katekismus kepada anak-anak. Elisabeth merasakan panggilan Tuhan dan memutuskan untuk bergabung dengan Ordo Karmel Tak Berkasut, walaupun ibunya menentang keputusannya, bahkan sampai mencarikan suami untuk Elisabeth. Elisabeth tetap pada keputusannya untuk menjadi seorang biarawati Karmel dan ia diterima.

Pada tanggal 8 Desember 1901 Elisabeth menerima jubah, dengan nama Elisabeth dari Tritunggal. Melalui perlindungan Tritunggal Mahakudus, Elisabeth lebih memahami misteri trinitas, dan ia menuliskan apa yang ia rasakan. Pada tahun 1903, Elisabeth mengikrarkan kaul kekalnya.

Setelah mengucapkan kaul kekalnya, Elisabeth mendapat tantangan dari kesehatan fisiknya. Pada tahun 1905 kesehatannya menurun. Elisabeth dari Tritunggal, OCD meninggal dunia pada 9 November 1906 di Dijou, Perancis. Pada 25 November 1984 ia dibeatifikasi oleh Paus Yohanes Paulus II.

Baca juga orang kudus hari ini:
1.      St. Teoktista
2.      St. Klaudius

Wisata ke Malaka, Malaysia #6







Berjalan menyusuri Jonker Street

 Berpose di atas sungai Malaka
 

Renungan Hari Sabtu Biasa XXXI - Thn II

Renungan Hari Sabtu Biasa XXXI, Thn A/II
Bac I    Flp 4: 10 – 19; Injil               Luk 16: 9 – 15;

Injil hari ini masih melanjutkan pengajaran Tuhan Yesus tentang perumpamaan bendahara yang tidak jujur, sebagaimana disampaikan kemarin. Lanjutan pengajaran Tuhan Yesus berpuncak pada seruan untuk menentukan sikap kepada siapa harus mengabdi. Karena bagi Tuhan Yesus, seseorang tidak dapat mengabdi kepada dua tuan, yaitu Allah dan mamon. Jelaslah, bahwa di sini Tuhan Yesus mengharapkan pendengar-Nya untuk menentukan sikap memilih Allah, karena Allah dapat menyelamatkan hidup mereka. Ajakan Tuhan Yesus membuat kaum Farisi menjadi galau. Namun Tuhan Yesus tetap menegaskan pilihan-Nya, karena apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah (ay. 15).

Mengikuti ajakan Tuhan Yesus ini, Paulus kembali menekankannya dalam bacaan pertama hari ini. Dalam suratnya kepada jemaat di Filipi, Paulus menyatakan bahwa jemaat di Filipi sudah menghayati ajakan Tuhan Yesus itu. Mereka tidak mau terikat pada mammon. Dan Paulus sudah mengalaminya. Karena itulah, Paulus sangat bersukacita dalam Tuhan. Di sini Paulus mengajak mereka untuk tidak terlalu mencemaskan hidup berkaitan dengan harta benda, karena bagi Paulus, Tuhan Allah akan memenuhi keperluan mereka menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus (ay. 19).

Dewasa ini uang, harta dan kekayaan menjadi sebuah kebutuhan hidup yang paling mendasar. Kepadanya hidup manusia bergantung. Segala usaha dan karya dilakukan untuk mendapatkan semua itu, yang adalah mamon. Dan karenanya, tak sedikit orang mulai menyingkirkan Tuhan, atau diam-diam tetap mengabdi pada-Nya. Sabda Tuhan pada kita hari ini menyadarkan kita bahwa Tuhan meminta ketegasan sikap kita. Tuhan menghendaki supaya kita tetap mengabdi kepada-Nya. Kita tak perlu cemas soal kekayaan itu, karena iman kepada-Nya membuat keperluan kita akan dipenuhi.

by: adrian