Minggu, 07 April 2013

Dokumen Konsili Vatikan II: Lumen Gentium (16)

Sambungan sebelumnya....
KONSTITUSI DOGMATIS TENTANG GEREJA

BAB TUJUH

SIFAT ESKATOLOGIS GEREJA MUSAFIR
DAN PERSATUANNYA DENGAN GEREJA DI SORGA

48. (Pendahuluan)
Dalam Yesus Kristus kita semua dipanggil kepada Gereja dan di situ kita memperoleh kesucian berkat rahmat Allah. Gereja itu baru mencapai kepenuhannya dalam kemuliaan di sorga bila akan tiba saatnya segala-sesuatu diperbaharui (Kis 3:21) dan bila bersama dengan umat manusia dunia semesta pun, yang berhubungan erat secara dengan manusia dan bergerak ke arah tujuannya melalui manusia akan diperbaharui secara sempurna dalam Kristus (lih. Ef 1:10; Kol 1:20; 2Ptr 3:10-13).

Adapun Kristus, yang ditinggikan dari bumi, menarik semua orang kepada Diri-Nya (lih. Yoh. 12:32 yun). Sesudah bangkit dari kematian (lih. Rom 6:9) Ia mengutus Roh-Nya yang menghidupkan ke dalam hati para murid-Nya dan melalui Roh itu Ia menjadikan Tubuh-Nya, yakni Gereja, sakramen keselamatan bagi semua orang. Ia duduk di sisi kanan Bapa namun tiada hentinya berkarya di dunia untuk mengantar orang-orang kepada Gereja dan melalui Gereja menyatukan mereka lebih erat dengan diri-Nya; lagi pula untuk memberi mereka santapan Tubuh dan Darah-Nya sendiri serta dengan demikian mengikut-sertakan mereka dalam kehidupan-Nya yang mulia. Jadi pembaharuan janji yang kita dambakan, telah mulai dalam Kristus, digerakkan dengan perutusan Roh Kudus dan karena Roh itu berlangsung terus dalam Gereja. Berkat iman kita di situ menerima pengertian tentang makna hidup kita yang fana sementara karya yang oleh Bapa dipercayakan kepada kita di dunia kita selesaikan dengan baik dalam harapan akan kebahagiaan di masa mendatang dan kita mengerjakan keselamatan kita (lih. Flp 2:12).

Jadi sudah tibalah bagi kita akhir zaman (lih. 1Kor 10:11). Pembaharuan dunia telah ditetapkan, tak dapat dibatalkan dan secara nyata mulai terlaksana di dunia ini. Sebab sejak di dunia ini Gereja ditandai kesucian yang sesungguhnya meskipun tidak sempurna. Tetapi sampai nanti terwujudkan langit baru dan bumi baru, yang diwarnai keadilan (lih. 2Ptr 3:13), Gereja yang tengah mengembara dalam sakramen-sakramen serta lembaga-lembaganya yang termasuk zaman ini, mengemban citra zaman sekarang yang akan lalu. Gereja berada di tengah alam tercipta, yang hingga kini berkeluh-kesah dan menanggung sakit bersalin serta merindukan saat anak-anak Allah dinyatakan (lih. Rom 8:19-22).

Jadi kita, yang bersatu dengan Kristus dalam Gereja dan ditandai dengan Roh Kudus yakni “jaminan warisan kita” (Ef 1:14), disebut anak-anak Allah dan memang demikian adanya (lih. 1Yoh 3:2). Namun kita belum tampil bersama Kristus dalam kemulian (lih. Kol 3:4), saatnya kita akan menyerupai Allah, karena kita akan memandang Dia sebagaimana adanya (lih. 1Yoh 3:2). Maka “selama mendiami tubuh ini, kita masih jauh dari Tuhan” (2Kor 5:6); dan kita, yang membawa kurnia-sulung Roh, berkeluh-kesah dalam hati (lih. Rom 8:23) serta ingin bersama dengan Kristus (lih. Flp 1:23). Namun oleh cinta itu juga kita didesak, untuk lebih penuh hidup bagi Dia, yang telah wafat dan bangkit bagi kita (lih. 2Kor 5:15). Maka kita berusaha untuk dalam segalanya berkenan kepada Tuhan (lih. 2Kor 5:9). Dan kita kenakan perlengkapan senjata Allah, supaya kita mampu bertahan menentang tipu muslihat iblis serta mengadakan perlawanan pada hari yang jahat (lih. Ef 6:11-13). Tetapi karena kita tidak mengetahui hari maupun jamnya atas anjuran Tuhan kita wajib berjaga terus-menerus agar setelah mengakhiri perjalanan hidup kita di dunia hanya satu kali saja (lih. Ibr 9:27), kita bersama dengan-Nya memasuki pesta pernikahan dan pantas digolongkan pada mereka yang diberkati (lih. Mat 25: 31-46) dan supaya janganlah kita seperti hamba yang jahat dan malas (lih. Mat 25:26) diperintahkan enyah ke dalam api yang kekal (lih. Mat 25:41), ke dalam kegelapan di luar, di tempat “ratapan dan kertakan gigi” (Mat 22:13 dan 25:30). Sebab, sebelum memerintah bersama Kristus dalam kemuliaan-Nya, kita semua akan menghadapi “takhta pengadilan Kristus, supaya masing-masing menerima ganjaran bagi apa yang dijalankannya dalam hidup ini, entah itu baik atau jahat” (2Kor 5:10). Dan pada akhir zaman “mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk kehidupan kekal, sedangkan mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum” (Yoh 5:29; lih. Mat 25:46). Maka dari itu, mengingat bahwa “penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita kelak” (Rom 8:18; lih. 2Tim 2:11-12), dalam keteguhan iman kita mendambakan “pengharapan yang membahagiakan serta pernyataan kemuliaan Allah dan Penyelamat kita yang mahaagung, Yesus Kristus” (Tit 2:13), “yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini sehingga menyerupai Tubuh-Nya yang mulia” (Flp 3:21), dan yang akan datang “untuk dimuliakan di antara para kudus-Nya dan untuk dikagumi oleh semua orang yang beriman” (2Tes 1:10).

49. (Persekutuan antara Gereja di sorga dan Gereja di dunia)
Jadi hingga saat ini Tuhan datang dalam keagungan-Nya beserta semua malaikat (lih Mat 25:31) dan saatnya segala sesuatu takluk kepada-Nya sesudah maut dihancurkan (lih. 1Kor 15:26-27), ada di antara para murid-Nya yang masih mengembara di dunia dan ada yang telah meninggal dan mengalami penyucian, ada pula yang menikmati kemuliaan sambil memandang “dengan jelas Allah Tritunggal sendiri sebagaimana ada-Nya”.[148] Tetapi kita semua, kendati pada taraf dan dengan cara yang berbeda, saling berhubungan dalam cinta kasih yang sama terhadap Allah dan sesama, dan melambungkan madah pujian yang sama kehadirat Allah kita. Sebab semua orang, yang menjadi milik Kristus dan didiami oleh Roh-Nya, berpadu menjadi satu Gereja dan saling erat berhubungan dalam Dia (lih. Ef 4:16). Jadi persatuan mereka yang sedang dalam perjalanan dengan para saudara yang sudah beristirahat dalam damai Kristus sama sekali tidak terputus. Bahkan menurut iman Gereja yang abadi diteguhkan karena saling berbagi harta rohani.[149] Sebab karena para penghuni sorga bersatu lebih erat dengan Kristus, mereka lebih meneguhkan seluruh Gereja dalam kesuciannya; mereka menambah keagungan ibadat kepada Allah, yang dilaksanakan oleh Gereja di dunia; dan dengan pelbagi cara mereka membawa sumbangan bagi penyempurnaan pembangunannya (lih. 1Kor 12:12-27).[150] Sebab mereka, yang telah ditampung di tanah air dan menetap pada Tuhan (lih. 2Kor 5:8), karena Dia, bersama Dia dan dalam Dia tidak pernah berhenti menjadi pengantara kita di hadirat Bapa,[151] sambil mempersembahkan pahala-pahala, yang telah mereka peroleh di dunia melalui pengantara tunggal antara Allah dan manusia, yakni Kristus Yesus (lih. 1Tim 2:5), sambil melayani Tuhan dalam segalanya dan melengkapi Tubuh-Nya, yakni Gereja (lih. Kol 1:24).[152] Demikianlah kelemahan kita amat banyak dibantu oleh perhatian mereka sebagai saudara.


[148] KONSILI FLORENSIA, Dekrit untuk umat Yunani: DENZ. 693 (1305).
[149] Selain dokumen-dokumen yang lebih kuno melawan setiap bentuk memanggil roh-roh, sejak ALEKSANDER IV, 27 September 1258, lih. Surat edaran Kongregasi S. OFFICII, Tentang penyalahgunaan magnetisme: 4 Agustus 1856: AAS (1865 hlm. 177-178, DENZ. 1653-1654 (2823-2825); jawaban Kongregasi S. OFFICII, 24 April 1917: AAS 9 (1917) hlm. 268, DENZ. 2182 (3642).
[150] Lih. Penjelasan sintetis ajaran paulus ini dalam: PIUS XII, Ensiklik Mystici Corporis: AAS 35 (1943) hlm. 200 dan di pelbagai tempat lainnya.
[151] Lih., antara lain, S. AGUSTINUS, Uraian tentang Mzm 85,24: PL 37,1099. S. HIRONIMUS, Kitab melawan Vigilansius, 6: PL 23,344. S. TOMAS, pada kitab IV Sententiae, dist. 45, soal 3, art. 2. S. BONAVENTURA, pada kitab IV Sententiae, dist. 45, soal 3, art. 2, dan lain-lain.
[152] Lih. PIUS XII, Ensiklik Mystici Corporis: AAS 35 (1943) hlm. 245.