Jumat, 17 Juli 2015

Pastor & Sopir di Akhirat

Pada suatu hari, seorang pastor meninggal dunia. Banyak umat melayat dan menghantar kepergiannya ke tempat peristirahatan yang terakhir. Pada waktu yang sama, di tempat yang berbeda, seorang sopir metromini juga meninggal. Anak isterinya meratapi sedih.
Tiga hari kemudian malaikat membawa mereka menghadap Santo Petrus. Setelah menyelidiki buku kehidupan, Santo Petrus mempersilahkan sopir metromini itu masuk ke dalam surga. Kemudian Santo Petrus membaca lagi buku kehidupan. Sang pastor begitu yakin akan masuk surga. Sopir aja bisa, apa lagi saya, pikirnya.
St. Petrus    : Anda silahkan masuk ke api pencucian.
Pastor         : Apa?! Bagaimana mungkin saya masuk ke api pencucian, sementara sopir itu ke surga. Tidak tahukah Anda, tiap minggu saya selalu pimpin ekaristi dan berkotbah.
St. Petrus    : Kalian sama-sama sering bawa mobil. Kamu kalau ke stasi pakai mobil dan sering membawa beberapa umat. Sopir itu juga selalu bawa penumpang. Tapi, sopir itu membuat penumpangnya ingat akan Tuhan. Mereka selalu berdoa. Sedangkan orang yang bersama kamu, mereka sama sekali tertidur dan tak ingat Tuhan.
Pangkalpinang, 29 Mei 2015
by: adrian
Baca juga humor lainnya:

Orang Kudus 17 Juli: St. Teresia dari St. Agustinus

BEATA TERESA DARI ST AGUSTINUS, MARTIR
Madeleine-Claudine Ledoine lahir pada 22 September 1752 di Paris, Perancis. Ia masuk biara Karmel Tak Berkasut dan memperoleh nama Teresia dari St. Agustinus. Kaulnya diikrarkan pada tanggal 16 Mei 1775. Teresia kemudian diangkat sebagai prioress biara Karmel di Compiegne.
Saat Revolusi Perancis terjadi, persisnya pada 24 Juni 1794, ia ditangkap bersama dengan biarawati Karmel lainnya, serta pelayan biara. Pada tanggal 17 Juli tahun yang sama, bersama para biarawati dan pelayan biara, Teresia dihukum mati dengan dipenggal menggunakan guillotine karena kesetiaannya pada Gereja di Place du Trone Renverse, atau sekarang dikenal dengan Place de la Nation, Paris. Pada tanggal 27 Mei 1906 Teresia dibeatifikasi oleh Paus Pius X.
Baca juga orang kudus hari ini:

Renungan Hari Jumat Biasa XV - Thn I

Renungan Hari Jumat Biasa XV, Thn B/I
Bac I  Kel 11: 10 – 12, 14; Injil            Mat 12: 1 – 8;

Dalam Kitab Keluaran, yang menjadi bacaan pertama hari ini, diceritakan tentang Paskah bagi Tuhan. Kepada Musa dan Harun, Allah menyampaikan beberapa ketentuan atau aturan yang harus dilakukan oleh orang Israel. Intinya adalah Allah akan menyelamatkan umat-Nya lewat darah anak domba. Tuhan menghendaki agar peristiwa tersebut “menjadi hari peringatan bagimu dan harus kamu rayakan sebagai hari raya bagi Tuhan turun temurun…., sebagai suatu ketetapan untuk selama-lamanya.” (ay. 14). Sebenarnya tekanan utama peringatan itu adalah kebaikan Tuhan dan penyelamatan-Nya, bukan hanya berhenti pada aturan-aturan belaka.
Dalam Injil Tuhan Yesus mengritik sikap orang Farisi yang membela aturan demi aturan bukan demi kehidupan. Orang Farisi tidak melihat situasi lapar para murid Tuhan Yesus sehingga mereka akhirnya melanggar aturan hari Sabat. “Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat.” (ay. 2). Tuhan Yesus membuka mata orang Farisi bahwa pelaksanaan aturan tidak hanya berhenti pada aturan saja, melainkan harus sampai pada nilai dari aturan. “Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan.” (ay. 7). Nilai yang mau dibela dan diperjuangkan dari aturan bukan hanya pada aturan itu sendiri, melainkan pada kemanusiaan dan kehidupan.
Kita hidup dikelilingi dengan aturan. Ada aturan di masyarakat. Ada aturan di rumah. Ada aturan di tempat kerja. Dan ada juga aturan gereja. Salah satu fungsi aturan adalah membuat kehidupan menjadi teratur. Tanpa aturan akan terjadi kekacauan. Sabda Tuhan hari ini menghendaki agar kita jangan hanya melaksanakan aturan hanya sebatas aturan saja, melainkan memperjuangkan nilai aturan tersebut. Tuhan juga tidak menghendaki agar demi aturan kita mengabaikan kehidupan dan belas kasih.***

by: adrian