Dan telah sempurna firman Tuhanmu
(Al-Qur’an) dengan benar dan adil. Tidak ada yang dapat mengubah firman-Nya. Dan Dia maha mendengar dan
maha mengetahui. (QS 6: 115)
Umat
islam percaya bahwa Al-Qur’an yang sekarang ini merupakan kumpulan wahyu Allah,
yang secara langsung disampaikan kepada nabi Muhammad. Dasar keyakinan ini adalah kata-kata
Allah sendiri yang terdapat dalam
Al-Qur’an. Artinya, Allah sendiri sudah mengatakan bahwa kitab itu datang
dari-Nya; bahwa Dia menyampaikan langsung kepada Muhammad. Kurang lebih
prosesnya sebagai berikut: Allah berfirman dan Muhammad mendengarkan, lalu
meminta orang untuk menuliskan kembali apa yang didengarnya. Tulisan-tulisan wahyu
Allah itu tersebar di banyak benda seperti kulit hewan, kayu atau daun. Setelah
sekian lama, tulisan-tulisan itu dikumpulkan, dan jadilah Al-Qur’an seperti
sekarang ini.
Berangkat
dari pemaparan ini, dapatlah dikatakan bahwa kutipan ayat Al-Qur’an di atas,
pertama-tama harus dipahami, merupakan wahyu Allah. Apa yang tertulis di atas
(kecuali yang berada di dalam tanda kurung, seperti kata “Al-Qur’an”) adalah
kata-kata Allah sendiri. Kata yang berada dalam tanda kurung biasanya dipahami
sebagai tambahan kemudian, yang berasal dari manusia. Jadi, aslinya kata-kata
itu tidak pernah diucapkan Allah. Sepintas tidak ada yang aneh pada kutipan
ayat Al-Qur’an di atas. Semuanya wajar. Akan tetapi, jika ditelaah dengan akal
sehat, maka barulah ditemukan hal yang menarik.
Kutipan wahyu Allah di atas terdiri dari 3 kalimat.
Dalam kalimat pertama Allah hendak menegaskan kepada Muhammad bahwa wahyu-Nya,
yang kemudian diterjemahkan dengan Al-Qur’an, adalah sempurna. Selain sempurna, wahyu Allah adalah
juga benar dan adil. Dengan kata lain, Al-Qur’an memuat kebenaran dan keadilan. Kalimat kedua mau
menunjukkan konsekuensi dari kesempurnaan Al-Qur’an, yaitu bahwa Al-Qur’an tidak bisa diubah. Tak ada manusia yang bisa
mengubahnya, karena Allah itu maha mengetahui; inilah yang ditekankan dalam
kalimat ketiga.
Seperti yang telah disampaikan di atas, sepintas tidak ada yang aneh pada kutipan ayat Al-Qur’an di atas. Ketiga kalimat saling terkait dan saling menguatkan. Namun bila ditelaah dengan nalar, terlihatlah beberapa hal aneh.