Rabu, 20 November 2013

Efek Bayi Prematur

EFEK JANGKA PANJANG BAYI PREMATUR
Perkembangan Fisik dan Kesehatan
Bayi prematur biasanya lebih kecil daripada bayi yang dilahirkan cukup umur, dan biasanya cenderung tetap lebih kecil daripada teman-teman sebayanya sekalipun sudah mencapai tehap pubertas di mana perkembangan biasanya sangat meningkat. Selama tahun pertama bayi prematur lebih banyak mengalami sakit dan menderita penyakit yang lebih parah dibandingkan dengan bayi cukup umur. Kencenderungan “sakit-sakitan” menetap sampai masa kanak-kanak. Mereka sering mengalami cacat fisik, terutama cacat mata akibat anoxia, yaitu masalah yang umum pada kelahiran bayi prematur.

Kelambatan Perkembangan
Sampai usia dua atau tiga tahun mereka sering mengalami kelambatan dalam perkembangan dibandingkan dengan bayi yang cukup umur. Misalnya, mereka sering terambat duduk, berdiri dan berbicara.

Perilaku Sensorik
Bayi prematur sangat peka terhadap semua bentuk suara, terhadap warna dan obyek yang bergerak. Karena itu, pada saat bertambah besar ia lebih terganggu daripada bayi cukup umur.

Pengendalian Motorik
bayi prematur seringkali janggal dan mempunyai sikap tubuh yang buruk. Sering terjadi cerebral palsy sebagai akibat dari kerusakan otak.

Perkembangan Bicara
Perkembangan bicara pada bayi prematur lebih lambat daripada bayi yang cukup umur. Ocehan-ocehan bayi bertahan lebih lama dan ia lebih banyak mengalami cacat dalam bicara, terutama bicara gagap. Bayi prematur juga cenderung memiliki kosa kata lebih sedikit dan melakukan banyak kesalahan dalam menyusun struktur kalimat.

Inteligensi
Sebagai kelompok, anak yang prematur mempunyai nilai IQ yang lebih rendah daripada anak yang dilahirkan dengan cukup umur, dan ia mengalami cacat mental yang lebih parah karena luka otak. Nilai tes membaca dan berhitung cenderung lebih rendah dan kelasnya berada di bawah anak normal.

Sosialisasi
Penyesuaian sosial anak prematur cenderung buruk dibandingkan anak yang cukup umur. Keadaan ini berlangsung terus sampai masa remaja dan sebagian disebabkan sikap orang tua yang sangat melindungi. Mereka juga menunjukkan lebih banyak perilaku yang mengundang masalah pada setiap tahap usia.

Perilaku Emosional
Beberapa anak prematur cenderung bersikap apatis secara emosional, tetapi lebih sering lagi menjadi pemarah, mudah tersinggung dan bersikap negatif. Kekacauan emosional sebagaimana sifat-sifat nervous, seperti mudah marah, berang, meledak dan mengisap jempol, adalah lazim.

Perilaku Menyimpang
Ketika bayi yang menderita kerusakan otak pada saat dilahirkan bertambah besar, mereka menunjukkan perilaku menyimpang, seperti cenderung mengalami kecelakaan, gerak-gerik yang gelisah dan hiperkinetik, perilaku yang tidak teratur. Kalau kerusakan otak hanya ringan dan bersifat sementara, mereka dapat menunjukkan penyimpangan perilaku, terutama perilaku yang kurang matang dan mementingkan diri sendiri. Hal ini terutama karena mereka terlampau dilindungi oleh orang tua yang selalu khawatir

sumber: Elizabeth B. Hurlock, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (edisi 5). Jakarta: Erlangga, 1980, hlm. 66

Orang Kudus 20 Novermber: St. Edmund

SANTO EDMUND, PENGAKU IMAN

Informasi mengenai orang kudus ini masih amat terbatas. Yang pasti Edmundus hidup pada abad IX. Ia lahir pada tahun 841. Raja Anglia Timur yang beragama Kristen ini dibunuh secara kejam pada tahun-869 oleh tentara Denmark yang kafir, ketika mereka merampok kerajaannya dan menuntut supaya ia murtad.

Renungan Hari Rabu Biasa XXXIII - Thn I

Renungan Hari Rabu Biasa XXXIII, Thn C/I
Bac I   : 2Mak 7: 1, 20 – 31; Injil            : Luk 19: 11 – 28

Bacaan pertama menampilkan contoh teladan iman yang ditunjukkan oleh seorang ibu dengan ketujuh anaknya. Kitab Makabe dengan tegas mengungkapkan bagaimana ibu itu menjadi teladan iman yang sangat luar biasa. “Tetapi terutama ibu itu sungguh mengagumkan secara luar biasa. Ia layak dikenang-kenangkan baik-baik. Ia mesti menyaksikan ketujuh anaknya mati dalam tempo satu hari saja. Namun demikian, itu ditanggungnya dengan besar hati oleh sebab harapannya kepada Tuhan.” (ay. 20). Ibu ini lebih memilih apa yang baik dan benar, bukan apa yang enak.

Pesan Makabe ini kembali ditegaskan Yesus dalam Injil hari ini. Lewat perumpamaan tentang Mina, Yesus mau menekankan bahwa Kerajaan Allah itu bukan soal enak, tetapi terutama soal baik dan benar. Karena apa yang enak bisa saja mencelakakan. Itulah yang terjadi dengan mereka yang tidak mau bersusah payah mengembangkan minanya. Mereka lebih memilih hidup santai. Namun akhirnya mereka mendapat celaka.

Semakin tinggi sebuah pohon, semakin kencang pula angin melandanya. Demikian pula halnya dengan iman. Semakin kita beriman, semakin kita banyak mendapat tantangan dan cobaan. Salah satu tantangan adalah kenikmatan duniawi. Kebanyakan orang lebih memilih apa yang enak dan nikmat daripada apa yang baik dan benar. Kenikmatan mengalahkan kebaikan dan kebenaran. Sikap seperti inilah yang hendaknya dihindari. Sabda Tuhan hari ini menghendaki supaya kita senantiasa mencari apa yang baik dan benar untuk kehidupan kita dan sesama. Jangan hanya memikirkan kenikmatan sendiri dan sesaat saja.

by: adrian