Minggu, 22 Juni 2014

Orang Kudus 22 Juni: St. Thomas Moore

SANTO THOMAS MOORE, MARTIR
Thomas Moore adalah martir Inggris, negarawan dan pengacara terkenal. Ia menjadi lambang kebanggaan para pengacara. Ia lahir di London pada tanggal 6 Februari 1478. Ayahnya Sir John Moore adalah seorang pengacara dan hakim pada mahkamah Kerajaan. Ibunya Agnes Granger adalah seorang ibu yang saleh. Ketika memasuki usia remaja. Thomas memulai pendidikannya di Sekolah Santo Antonius di London. Kira-kira pada tahun 1490, ia menjadi pelayan Kardinal John Morton, Uskup Agung Carterbury. Di sana ia mendapat pelajaran bahasa Yunani di bawah bimbingan William Grocyn. Setelah itu ia memasuki pendidikan dalam bidang hukum di London. Setelah menyelesaikan studi hukum itu, ia menjadi anggota parlemen pada tahun 1504.

Minatnya pada sastra klasik sangat besar. Oleh karena itu ia belajar lagi karya-karya sastra klasik dari Aristoteles dalam bahasa Yunani. Selain mahir dalam bahasa Yunani, Thomas pun mahir berbahasa Latin dan Perancis, serta ahli di bidang sejarah, ilmu pasti dan musik. Keahlian-keahlian ini membuat dia menjadi seorang pengacara yang populer tetapi juga orang yang ragu-ragu akan panggilan imamat yang sudah lama bergolak di dalam batinnya.

Atas nasehat Pastor John Colet, pembimbing rohaninya, Thomas akhirnya mengambil keputusan untuk tetap menjadi awan Katolik yang berkecimpung dalam bidang politik. Ia kemudian menikah dengan Jane Colt pada tahun 1505. Tuhan mengaruniakan kepadanya tiga orang puteri dan seorang putra. Sepeninggal istrinya Jane Colt pada tahun 1511, Thomas menikah lagi dengan Alice Maddleton seorang janda.

Thomas benar-benar seorang awam Katolik yang beriman. Hidupnya sangat sederhana. Ia tidak pernah menerima uang semir untuk semua perkara yang ditanganinya. Ia bahkan berhasil memberantas korupsi dan kemalasan dalam kantor Pengadilan Kerajaan. Sampai akhir hidupnya, ia tetap setia menjalankan tapa, doa dan renungan setiap hari. Seluruh anggota keluarganya setiap pagi diajaknya berdoa pagi dan malam. Pada waktu makan siang, mereka mendengarkan bacaan Kitab Suci atau riwayat orang-orang Kudus. Dia sendiri setiap hari Jumat merenungkan sengsara Tuhan serta berbuat amal kepada orang-orang yang berkesusahan.

Keahliannya di bidang hukum dan sastra membuat dia dikenal banyak orang hingga di luar negeri. Rumahnya ramai dikunjungi orang dan menjadi tempat pertemuan para ilmuwan dan seniman dari berbagai negara. Rakyat jelata sangat menyegani dan menghormatinya. Oleh karena itu, demi keberhasilan usahanya untuk memisahkan gereja Inggris dari pengaruh Roma, Raja Henry VIII mengangkat dia menjadi Kanselir Kerajaan. Demi menunjukkan kepatuhan kepada raja, Thomas menerima tugas ini. Tetapi tiga tahun kemudian ia mengundurkan diri sebagai protes terhadap tindakan Raja Henry VIII yang ingin kawin lagi secara tidak sah dan ingin mengangkat dirinya sebagai kepala Gereja di Inggris. Ia mengasingkan diri ke pedalaman. Karena tidak menghadiri perkawinan raja dengan selirnya maka Thomas ditangkap. Namun beberapa hari berikutnya ia dibebaskan lagi. Ia dipanggil untuk mengucapkan sumpah setia kepada raja dan semua tindakannya, terutama sumpah untuk mengakui raja sebagai Kepala Gereja di Inggris. Ia bersama Uskup John Fischer menolak untuk bersumpah.

Bersama Uskup John Fischer, Thomas dipenjarakan lagi. Harta milik keluaganya disita. Keluarganya sangat menderita karena peristiwa itu. Mereka meminta Thomas agar mengikuti saja kehendak raja seperti dilakukan banyak Uskup. Tetapi Thomas menolak permintaan keluarganya itu dan tidak mau ikut bermain sandiwara. Ia dengan setia mengikuti bisikan suara hati dan keyakinannya.

Atas pertanyaan hakim: “Apakah engkau menganggap dirimu lebih bijaksana dan jujur daripada uskup-uskup dan pembesar-pembesar kerajaan ini?”, Thomas dengan tegas menjawab: “Meski uskup-uskup tidak sependapat dengan aku, ada ratusan orang kudus yang mendukung aku; meski parlemenmu tidak sependapat dengan aku, aku didukung oleh konsili-konsili umum yang telah berkali-kali diadakan; meski seluruh kerajaan tidak sependapat dengan aku, seluruh kerajaan Kristen sependapat dengan aku.”

Karena ketegasan dan pendiriannya itu, kepalanya dipenggal pada tanggal 6 Juli 1535. Ia mati sebagai seorang martir, seorang awam Katolik yang beriman kokoh.

Liburan 2013: Air Terjun Sri Gethuk, Wonosari

Ini dia lokasi air terjun Sri Gethuk



 Sang Bidadari hendak mandi.......
 Keluarga Mbak Titik, adiknya Ibu Sulastri






Saya bersama Andre dan Ambro

Renungan HR Tubuh & Darah Kristus, Thn A

Renungan HR Tubuh & Darah Kristus, Thn A/II
Bac I    Ul 18: 2 – 3, 14 – 16; Bac II             1Kor10: 16 – 17;
Injil      Yoh 6: 51 – 58;

Hari ini Gereja universal merayakan hari raya Tubuh dan Darah Kristus. Ini didasarkan pada pernyataan Yesus sendiri, seperti yang dinyatakan dalam Injil hari ini, bahwa tubuh-Nya adalah benar-benar makanan, dan darah-Nya adalah benar-benar minuman (ay. 55). Di sini hendak dikatakan bahwa Allah memberi makan kepada umat manusia. Hal ini terlihat dalam bacaan pertama yang mengisahkan ulang peristiwa manna di padang gurun. Ketika umat Israel kelaparan, Allah menurunkan “roti dari sorga” yang disebut manna, sehingga umat-Nya bisa bertahan hidup.

Allah yang memberi makan sangat tegas diungkapkan Yesus dalam Injil. “Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seseorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu adalah daging-Ku.” (ay. 51). Demikian kata Tuhan Yesus. Yesus, yang adalah Allah manusia, memberi diri-Nya menjadi makanan untuk dimakan agar yang memakan-Nya memperoleh hidup. Orang mau tidak mau harus menyantap-Nya.

Setelah Tuhan Yesus naik ke sorga, kehadiran Tubuh dan Darah-Nya tampak dalam ekaristi. Itulah yang hendak disampaikan Paulus dalam bacaan kedua. Dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Korintus, Paulus memberi makna perjamuan ekaristi. Dalam perjamuan syukur itu setiap orang minum Darah Kristus dan makan Tubuh-Nya. Dengan menyantap Tubuh dan Darah Tuhan Yesus, orang bersatu dalam Kristus (ay. 16). Karena yang menyambut itu banyak, maka semuanya membentuk persekutuan dengan Tubuh Kristus.

Sabda Tuhan dalam perayaan Tubuh dan Darah Kristus pertama-tama hendak menyadarkan kita bahwa Allah memberikan diri-Nya sebagai makanan untuk kita makan. Kehadiran Allah sebagai makanan tampak dalam diri Tuhan Yesus. Jadi, Tubuh Kristus, yang hadir dalam wujud hosti saat ini adalah benar-benar Tubuh Kristus. Selain itu juga Tuhan mau menyadarkan kita, khususnya yang sudah menerima komuni, bahwa dengan menyambut Tubuh Tuhan dalam ekaristi, maka kita hendaknya mewujudkan persatuan dengan Kristus, baik secara pribadi maupun kolektif. Baik secara pribadi maupun kolektif, kita menampilkan Kristus yang ada di dalam diri kita kepada publik. Inilah yang dikehendaki Tuhan.

by: adrian