Jumat, 10 Januari 2014

Seks Pra-Nikah & Dampaknya bagi Pasangan Suami Isteri

Drs Monty P. Satiadarma, MS/AT. MCP/MFCC dan
Dra Henny E. Wirawan, M. Hum.
Penelitian ini mencoba menjawab pertanyaan: pengaruh psikologis dalam kehidupan pernikahan perempuan yang pernah melakukan hubungan seksual pranikah. Teori triangular love dari Stenberg digunakan sebagai teori utama dalam penelitian ini. Menurut teori tersebut, cinta menjadi alasan untuk perempuan muda terlibat dalam hubungan seksual pranikah. Teori Levinson dipergunakan untuk menggali permasalahan keluarga dan konsep Rapoport digunakan untuk menggali konflik yang terjadi dalam keluarga. Wawancara dan observasi menjadi metode utama yang digunakan dalam penelitian ini. Proses pengambilan data dilakukan antara bulan Juni hingga Juli 2000, dan untuk mengetahui jawaban yang sama dilakukan cek dan ricek dengan menggunakan kuesioner tertutup yang diberikan satu bulan setelah wawancara. Responden penelitian terdiri dari empat perempuan berusia antara 20 hingga 34 tahun yang memiliki pengalaman melakukan hubungan seksual pranikah pada saat berusia 17-30 tahun. Hasil dari penelitian ini mengindikasikan bahwa hubungan seksual pranikah berpotensi untuk menciptakan konflik dalam keluarga. Keempat responden tidak memiliki pengalaman konflik karena permasalahan yang berkaitan dengan keperawanan, bagaimanapun, hubungan seksual pranikah menjadi faktor pencetus akan kecemburuan, salah pengertian antar pasangan, konflik karena permasalahan anak, dan masalah hukum.

Lomba Karoke

Dalam rangka merayaan 50 tahun HUT paroki, panitia mengadakan berbagai lomba. Salah satunya adalah Lomba Karaoke dengan mengambil lagu-lagu nostalgia. Pada saat lomba mau dimulai, tim juri yang seharusnya terdiri dari 3 orang, baru ada 2 orang. Kurang satu.

Setelah dihubungi berkali-kali, ternyata tidak bisa. Mengingat waktu terus berjalan, panitia akhirnya meminta saya untuk menempati posisi juri ketiga. Awalnya saya menolak. Namun karena terus didesak, apalagi anak-anak peserta bersorak-sorak mendukung, akhirnya saya menerima tugas tersebut dengan bingung.

Seorang juri memberitahu tugas saya: memanggil peserta, menanyai lagunya lalu menilai. Maka saya langsung memanggil peserta pertama.

Saya       : Apa lagumu?

Penyanyi : Gubahanku

Saya       : Wah, hebat! Apa judulnya?

Penyanyi : Gubahanku.

Saya       : Iya, saya tahu lagu itu gubahanmu. Tapi apa judulnya?

Penyanyi : Gubahanku.

Saya       : Judulnya apa? (suara saya sedikit tinggi)

Tiba-tiba salah seorang juri mendekati saya lalu berbisik pelan.

Juri     : Ini lagu judulnya adalah Gubahanku, karya Johan Untung

Saya   : ?????????

Orang Kudus 10 Januari: St. Agatho

SANTO AGATHO, PAUS & PENGAKU IMAN
Kisah masa kecil Agatho tidak banyak diketahui. Demikian pula tanggal dan tempat kelahirannya. Dari nenek moyangnya yang berasal dari Yunani, Agatho dikenal sebagai pemuda berdarah Yunani. Ketika menanjak dewasa, ia menjadi rahib disebuah biara di Palermo, Sisilia. Di biara ini, ia kemudian diangkat menjadi pemimpin biara karena kesalehan hidup dan kepandaiannya.

Pada tanggal 27 Juni 678, ia terpilih menjadi Paus. Ia memimpin Gereja sampai hari kematiannya pada tahun 681 di Roma. Pada masa kepemimpinannya, Agatho memberi perhatian khusus pada kehidupan biara - biara, terutama biara Wearmouth, Northumbria, Inggris yang terkenal sebagai pusat ilmu pengetahuan dan kesenian Inggris pada zaman pertengahan. Biara inipun dikenal luas sebagai tempat tinggal Santo Bede (673-675).

Konsili besar Konstantinopel yang diadakan pada tanggal 7 November 680 berlangsung pada masa kePausan Agatho. Konsisili ini diadakan untuk mengutuk ajaran Monothelisme yang mengajarkan bahwa Kristus hanya mempunyai satu kodrat Ilahi, meskipun Ia memiliki dua kodrat: Ilahi sekaligus duniawi. Sebelum Konsili ini berakhir, Agatho meninggal karena serangan wabah yang melanda kota Roma. Ia dikuburkan di basilik Santo Petrus pada tanggal 10 Januari 681.

Renungan Hari Jumat sesudah Penampakan

Renungan Hari Jumat sesudah Penampakan, Thn A/II
Bac I   : 1Yoh 5: 5 – 13; Injil        : Luk 5: 12 – 16

Dalam bacaan pertama hari ini Yohanes menyinggung tentang Tritunggal Mahakudus: Bapa, Firman dan Roh Kudus (ay. 7). Yohanes menegaskan bahwa ketiganya adalah satu. Karena itu, jika kita percaya kepada Bapa, maka kita juga percaya kepada Firman, yang adalah Anak Allah (Yesus Kristus) dan Roh Kudus. Yesus merupakan Sabda atau Firman Allah yang menjadi manusia. Yohanes, melalui suratnya, mengajak umat untuk percaya kepada Yesus. Kepercayaan itu akan mendatangkan keselamatan (ay. 13).

Kepercayaan yang mendatangkan keselamatan inilah yang diungkap Lukas dalam Injil. Hal ini dialami oleh penderita kusta. Dia percaya pada Yesus. Karena itu dia berkata, “Jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.” (ay. 12). Karena kepercayaannya itulah, akhirnya dia mendapatkan ‘keselamatan’. “Seketika itu juga lenyaplah penyakit kustanya.” (ay. 13).

Tuhan, lewat sabda-Nya hari ini, mau mengingatkan kita akan keallahan Yesus. Dia adalah Sabda Allah yang hidup. Karena itu, sabda Tuhan hari ini menghendaki agar kita menaruh kepercayaan kepada Yesus, sebagaimana kita percaya kepada Allah (Bapa) dan juga (Allah) Roh Kudus. Kepercayaan ini akan mendatangkan keselamatan, bukan saja kini, melainkan juga kekal.

by: adrian