Jumat, 13 November 2015

Orang Kudus 13 November: St. Callistus Caravario

SANTO CALLISTUS CARAVARIO, MARTIR
Callistus Caravario lahir pada 18 Juni 1903 di Cuorgne, Turin, Italia. Ketika berumur lima tahun keluarganya pindah ke Turin. Callistus merayakan misa setiap hari, dan atas saran dari rektor oratori, ia bergabung dengan novisiat Salesian. Pada tahun 1921 ia bertemu dengan St. Aloysius Versiglia dan berkeinginan untuk mengikutinya ke Cina. Hal ini baru terwujud dua tahun kemudian.
Pada 25 Februari 1930, ia bersama St. Aloysius serta lima orang lainnya, yang semuanya anak muda, mengadakan suatu perjalanan mengunjungi sebuah komunitas kecil di Lin Chow (Li Tai Tseu). Dalam perjalanan tersebut mereka dihadang oleh sekelompok orang bersenjata yang meminta uang saat itu juga. Sekelompok orang tersebut berusaha merebut para wanita muda. Callistus dan Aloysius dihantam dengan pangkal senjata dan mereka terjatuh ke kapal tidak sadarkan diri. Mereka diikat, diperiksa dan disiksa. Tidak ada lagi yang dapat mereka lakukan untuk melindungi para wanita muda tersebut. Kemudian mereka diseret ke sebuh tempat tidak jauh dari tempat itu. mengetahui apa yang akan terjadi pada mereka, Calistus dan Aloysius hanya dapat berdoa dalam keheningan dan ada akhirnya mereka ditembak mati.
Callistus Caravario meninggal dunia pada 25 Februari 1930 di Shui Chow, Cina. Ia dibeatifikasi pada tanggal 15 Mei 1983, dan dikanonisasi pada 1 Oktober 2000 oleh Paus Yohanes Paulus II.
Baca juga orang kudus hari ini:

Orang Kudus 13 November: St. Maria Teresa Scrilli

BEATA MARIA TERESA SCRILLI, PENGAKU IMAN
Maria Teresa Scrilli lahir pada 15 Mei 1825 di Montevarchi, Arezzo, Italia. Ia adalah puteri sebuah keluarga yang sangat berpengaruh. Sejak masih kecil Maria mengalami sakit keras selama dua tahun, tetapi berhasil sembuh secara ajaib melalui doa. Maria kemudian bergabung dengan sebuah biara Karmel St. Maria Magdalena de Pazzi di Florence, walau hal ini ditentang oleh orangtuanya.
Maria tidak menghabiskan waktu lama, dan kemudian mengikuti kata hatinya untuk keluar dari biara. Maria kemudian menjadi anggota Ordo Ketiga Karmel. Ia mendirikan sebuah sekolah kecil yang mengajar kepada gadis-gadis kecil. Maria terpanggil untuk mendirikan sebuah kongregasi, dan setelah memperoleh dukungan dari Uskup dan Duke Leopold II, Maria bersama 3 orang mendirikan sebuah institute Biarawati Bunda Maria dari Karmel dengan menggunakan jubah Karmel. Maria kemudian menggunakan nama baru: Maria Teresa dari Yesus.
Kongregasi ini pada awalnya berkembang dengan cepat dan berkarya pada bidang pendidikan anak-anak perempuan. Situasi politik kemudian mematikan perkembangan kongregasi ini dengan cepat pula. Maria dan para biarawati lainnya bahkan harus kembali hidup dengan keluarga mereka masing-masing. Pada tahun 1878 Maria pindah ke Florence dan dengan duungan Uskup, ia membangun kembali kongregasinya. Maria kembali berkarya dengan membuka sebuah sekolah bagi anak perempuan miskin. Aturan hidup yang ketat dan juga lingkungan yang kurang sehat membuat kesehatannya menurun.
Maria Teresa Scrilli meninggal dunia pada 14 November 1889 di Florence, Italia. Pada 8 Oktober 2006 ia dibeatifikasi oleh Paus Benediktus XVI, yang diwakili oleh Kardinal Jose Saraiva Martins.
Baca juga orang kudus hari ini:

Renungan Hari Jumat Biasa XXXII - Thn I

Renungan Hari Jumat Biasa XXXII, Thn B/I
Bac I  Keb 13: 1 – 9; Injil          Luk 17: 26 – 37;

Seperti kemarin, sabda Tuhan hari ini mau berbicara soal kebijaksanaan. Dalam bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Kebijaksanaan diungkapkan bahwa orang dapat menemukan dan mengenal Allah dalam alam ciptaan melalui kebijaksanaan. Untuk itu dibutuhkan mata iman agar dapat melihat Allah di dalam kebesaran dan keindahan alam semesta. Mata iman dapat dilatih dalam keheningan dan ketenangan sehingga hati dan budi hanya terfokus pada Allah semata. Jika masih disibukkan dengan urusan-urusan duniawi, maka sekalipun melihat mereka tetap tidak menemukan.
Tuhan Yesus, dalam Injil hari ini, juga mengajak pendengarnya untuk bijaksana dalam menyikapi tanda-tanda zaman. “Di mana ada mayat, di situ berkerumun burung nasar.” (ay. 37). Tanda-tanda zaman selalu dikaitkan dengan malapetaka dan kematian. Namun Tuhan Yesus menasehati agar mereka tidak perlu cemas dan takut. Tuhan Yesus meminta mereka untuk bijaksana dalam menyikapi kematian. “Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya.” (ay. 33).
Ada kehidupan ada kematian. Ini sebuah fakta tak terbantah. Setiap manusia yang hidup pasti akan mati. Kematian merupakan pintu masuk kepada kehidupan berikutnya. Ada banyak orang berusaha memelihara hidupnya agar abadi. Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk bersikap bijaksana, baik dalam menyikapi kehidupan dan juga kematian. Dalam kehidupan, kita diajak untuk bisa berjumpa dengan Tuhan, sang pencipta kehidupan. Tentang kematian, kita diajak untuk tidak perlu takut dan cemas.***
by: adrian           

Orang Kudus 13 November: St. Aloysius Versiglia

SANTO ALOYSIUS VERSIGLIA, USKUP & MARTIR
Luigi Versiglia lahir pada 5 Juni 1873 di Olivia Gessi, Pavia, Italia. Ia masuk ke dalam oratori ketika berumur 12 tahun, dan akhirnya menjadi seorang imam Salesian. Setelah tahbisannya pada tahun 1895, ia menghabiskan 10 tahun sebagai kepala novisiat di Genzano di Roma.
Pada tahun 1906 ia memimpin ekspedisi misionaris Salesian pertama ke Cina. Kemudian ia menetap di Macau, dan memulai misi di Shiu Chow. Aloysius ditunjuk sebagai Uskup Shui Chow pada 22 April 1920. Ia mendirikan seminari, rumah yatim piatu dan untuk orang-orang tua.
Aloysius memimpin dengan cara memberikan contoh bagaimana ia bekerja keras dan melakukan segala sesuatu dengan dasar cinta kasih. Ia tidak pernah meminta seseorang untuk mengerjakan sesuatu tanpa melihat terlebih dahulu apa yang orang tersebut kerjakan.
Pada 25 Februari 1930, bersama Calistus Caravario serta lima orang lainnya, yang semuanya anak muda, Aloysius mengadakan suatu perjalanan mengunjungi sebuah komunitas kecil di Lin Chow (Li Tai Tseu). Dalam perjalanan tersebut mereka dihadang oleh sekelompok orang bersenjata yang meminta uang saat itu juga. Sekelompok orang tersebut berusaha merebut para wanita muda. Aloysius dan Calistus dihantam dengan pangkal senjata dan mereka terjatuh ke kapal tidak sadarkan diri. Mereka diikat, diperiksa dan disiksa. Tidak ada lagi yang dapat mereka lakukan untuk melindungi para wanita muda tersebut. Kemudian mereka diseret ke sebuh tempat tidak jauh dari tempat itu. mengetahui apa yang akan terjadi pada mereka, Aloysius dan Calistus hanya dapat berdoa dalam keheningan dan ada akhirnya mereka ditembak mati.
Aloysius Versiglia meninggal dunia pada 25 Februari 1930 di Shui Chow, Cina. Ia dibeatifikasi pada tanggal 15 Mei 1983, dan dikanonisasi pada 1 Oktober 2000 oleh Paus Yohanes Paulus II.
Baca juga orang kudus hari ini:

Orang Kudus 13 November: St. Artemides Zatti

BEATO ARTEMIDES ZATTI, PENGAKU IMAN
Artemides Zatti lahir pada 12 Oktober 1880 di Borreto, Regio Emillia, Italia. Ia adalah putera Luigi Zatti dan Albina Vecchi, yang merupakan keluarga petani katolik. Sejak kecil Artemides sudah terbiasa untuk bekerja dan berkorban. Pada 9 Februari 1897 keluarganya pindah e Bahia Blanca, Argentina. Artemides bekerja di sebuah hotel, dan kemudian pindah ke sebuah pabrik. Ia menghabiskan waktu senggangnya dengan membantu parokinya yang dikelola oleh imam-imam salesian.
Artemides terkesan dengan kehidupan Santo Yohanes Bosko dan juga para imam Salesian sehingga ia berkeinginan untuk menjadi anggota salesian. Artemides diterima sebagai aspiran oleh Mgr. Cagliero, SDB, dan ditempatkan di wisma di Bernal. Artemides mulai kembali belajar tetapi ia terkena TBC, yang mengakibatkan ia harus meninggalkan wisma untuk memperoleh kesembuhan.
Setelah memperoleh jubah, Artemides ditempatkan di Viedma untuk bekerja dengan seorang imam bernama Evarisio Garrone, yang menangani ruma sakit San Jose. Dengan memohon kesembuhan dari Santa Perawan Maria, Artemides berjanji untuk mengabdikan diri merawat orang sakit. Artemides mendapatkan kesembuhannya. Ia lantas mulai mempelajari tugas-tugas yang dikerjakan Pater Garrone, dan membantu merawat orang-orang sakit.
Artemides tidak hanya merawat secara fisik-jasmani saja, melainkan juga secara rohani. Ia menyempatkan diri mempelajari ilmu kedokteran, walaupun harinya dipenuhi dengan kegiatan rutin. Ketika Pater Garrone meninggal dunia, Artemides menggantikannya mengurus rumah sakit. Pada tahun 1913 ia mendirikan gedung rumah sakit baru, namun pada tahun 1941 ia harus kehilangan rumah sakit itu karena tempatnya digunakan untuk kediaman uskup.
Artemides harus menghentikan seluruh karyanya pada tahun 1950 ketika ia jatuh dari tangga, dan dinyatakan menderita penyakit kanker. Artemides Zatti meninggal dunia pada 15 Maret 1951 di Viedma, Argentina. Pada 14 April 2002 ia dibeatifikasi oleh Paus Yohanes Paulus II.
Baca juga orang kudus hari ini:

Orang Kudus 13 November: St. Maria Patricinio Giner

BEATA PATRICINIO GINER, MARTIR
Maria Cinta Ascuncion lahir pada 4 Januari 1874 di Tortosa, Spanyol. Ia adalah puteri sebuah keluarga religius. Beberapa saudaranya terpanggil untuk hidup religius. Maria, yang menerima pendidikan dari biarawati Claretian, memilih untuk bergabung dengan Kongregasi Religius Maria Imakulata Misionaris Claretian. Tahun 1893 Maria mengikrarkan kaulnya dan memperoleh nama baru: Maria Patricinio.
Maria kemudian bertugas sebagai pengajar pada sebuah sekolah. Di samping itu juga ia diangkat menjadi pembimbing novis dan prioress di Valencia. Ketika terjadi perang saudara, Maria memilih untuk tetap tinggal di biaranya dan menguatkan para biarawati lainnya. Akan tetapi, pilihan ini merupakan akhir dari hidupnya.
Pada 13 November 1936 Maria ditangkap dan dieksekusi karena imannya. Maria Patricinio Giner meninggal dunia pada 13 November 1936 di Valencia, Spanyol. Pada 11 Maret 2001 ia dibeatifikasi oleh Paus Yohanes Paulus II.
Baca juga orang kudus hari ini:

Orang Kudus 13 Novermber: St. Fransiska Xaveria Cabrini

SANTA FRANSISKA XAVERIA CABRINI, PENGAKU IMAN
Fransiska Saverio Cabrini lahir pada 15 Juli 1850 di Sant’Angelo Lodigiano, Lombardia, Italia. Ia adalah puteri dari Agustino, seorang petani, dan Stella. Fransiska sudah berkeinginan menjadi seorang biarawati, tetapi ketika mendaftar ia ditolak karena kesehatannya yang buruk. Fransiska kemudian melanjutkan pendidikan ke sebuah sekolah yang diasuh biarawati Puteri Hati Kudus di Arturo. Fransiska kemudian mencoba bergabung dengan Puteri Hati Kudus, namun ia kembali tidak diterima.
Fransiska kembali ke Sant’Angelo pada tahun 1868 dan mengajar pada sebuah sekolah. Pada tahun 1871 Fransiska mengajar di Vidardo atas permintaan seorang imam. Pada tahun 1874 Fransiska diminta untuk mengurus sebuah panti asuhan di Codogno. Bersama beberapa wanita muda yang mengajar di panti asuhan, Fransiska mengikrarkan kaul religious pada tahun 1877. Fransiska menjadi pemimpin dari para novis.
Pada 14 November 1880 Fransiska mendirikan Misionaris Hati Kudus atas permintaan dan dukungan dari uskup. Fransiska berkeinginan untuk menjadi misionaris ke Cina. Fransiska pergi ke Roma untuk meminta pengakuan atas kongragasi barunya. Di sana ia bertemu dengan Yohanes Baptista Skalabrini. Ketika beraudensi dengan Paus Leo XIII, Fransiska diminta untuk tidak bermisi ke timur, melainkan ke barat.
Bersama dengan 6 biarawati, Fransiska pergi ke Amerika dan tiba di New York pada tahun 1889. Berbagai kesulitan dihadapi Fransiska, termasuk ketika ia diminta untuk kembali oleh Uskup Agung New York. Fransiska menolak untuk pulang, karena ia dikirim oleh Paus untuk berkarya. Sedikit demi sedikit Fransiska dan kongragasinya menunjukkan buah karyanya dengan membangun sekolah, panti asuhan, rumah sakit dan berbagai tempat sosial lainnya. Fransiska berkarya terutama bagi para imigran Italia di Amerika. Karyanya juga berkembang sampai ke Amerika Selatan dan Eropa. Pada tahun 1909 Fransiska secara resmi menjadi warga Negara Amerika.
Fransiska Xaveria Cabrini meninggal dunia pada 22 Desember 1917 di Chicago, Illionis, USA. Pada 13 November 1938 ia dibeatifikasi oleh Paus Pius XI, dan pada 7 Juli 1946 ia dikanonisasi oleh Paus Pius XII. Santa Fransiska menjadi warga Negara Amerika pertama yang dikanonisasi.
Baca juga orang kudus hari ini:

Orang Kudus 13 November: St. Agustina Pietrantoni

SANTA AGUSTINA PIETRANTONI, PENGAKU IMAN
Olivia Pietrantoni lahir pada 27 Maret 1864 di Pozzaglia Sabina, Rieti, Italia. Ia adalah puteri dari Francessco Pietrantoni dan Caterina Constantini, sebuah keluarga petani. Ketika berusia 4 tahun Livia menerima Sakramen Krisma, dan sekitar tahun 1876 ia menerima komuni pertamanya.
Sejak kecil Livia sudah bekerja di ladang, merawat hewan-hewan. Ketika berumur 7 tahun ia bekerja bersama teman-temannya memindahkan batu dan pasir untuk pembangunan jalan. Livia tumbuh menjadi gadis cantik dan disukai oleh banyak pemuda, namun Livia memilih untuk menjadi mempelai Kristus. Karena itu, bersama pamannya, Fra Matteo, Livia pergi ke Roma untuk mencari kongregasi yang cocok bagi dirinya. Livia mendapat panggilan dari Muder Jenderal Kongregasi Suster-suster Cintakasih St. Yohana Antida.
Pada 23 Maret 1886 Livia kembali ke Roma untuk memasuki masa postulant dan novisiat. Setelah menyelesaikan masa postulant dan novisiat, Livia memperoleh nama baru: Agustina. Kemudian ia ditempatkan di rumah sakit Roh Kudus. Rumah sakit ini bukanlah rumah sakit religious. Bahkan Ordo Kapusin terusir dari rumah sakit ini, serta para biarawati dilarang membicarakan tentang Tuhan. Namun hal ini tidak menghentikan Agustina untuk menyebarkan imannya akan Tuhan.
Ketika merawat penderita tuberculosis, Agustina ikut tertular. Akan tetapi ia kemudin mendapat mukjizat kesembuhan. Ketika ada pasien yang selalu pelecehan, namanya Joseph Romanelli, Agustina tetap merawat dan mendoakannya; bahkan ketika ibu pasien itu dating, Agustina menyambutnya. Agustina kemudian mendapat ancaman pembunuhan dari Joseph Romanelli, yang dalam suratnya mengancam Agustina usianya hanya satu bulan lagi. Ketika Joseph dikeluarkan dari rumah sakit, ia menyerang dan membunuh Agustina.
Agustina Pietrantoni meninggal dunia pada 13 November 1894 di Roma, Italia. Pada 12 November 1972 ia dibeatifikasi oleh Paus Paulus VI, dan pada 18 April 1999 ia dikanonisasi oleh Paus Yohanes Paulus II.
Baca juga orang kudus hari ini:

Orang Kudus 13 November: St. Eugenius Bossilkoff

BEATO EUGENIUS BOSSILKOFF, USKUP & MARTIR
Vinsensius Bossilkoff lahir pada 20 November 1900 di Belene, Bulgaria. Ia adalah putera keluarga petani katolik. Ketika berusia 14 tahun Vinsensius belajar dari para biarawan pasionis sampai dengan melanjutkan pendidikannya di seminari pasionis di Belanda dan Belgia. Vinsensius bergabung dengan Kongregasi Pasionis dengan mengikrarkan kaulnya pada tahun 1920 dan memperoleh nama baru: Eugenius.
Pada tahun 1924 Eugenius kembali ke Bulgaria untuk meneruskan pendidikan teologinya. Ia ditahbiskan sebagai imam pada tahun 1926 oleh Mgr. Damian Theelen, CP, dan pada tahun 1927 ia melanjutkan pendidikannya ke Roma di institute Pontifikal Oriental. Pada tahun 1933 ia kembali ke Bulgaria dan bertugas sebagai sekretaris uskup dan Pastor Gereja Katedral.
Eugenius kemudian dipindahkan ke kota Bardaski-Gheran. Pada 26 Juli 1947 Eugenius menjadi Uskup Nokopol, Bulgaria. Tahun 1948 ia sempat melakukan kunjungan ad limina ke Roma dan bertemu dengan teman-temannya. Pada tahun 1950 hubungan Gereja dan pemerintah di Bulgaria semakin memanas, setelah setahun sebelumnya Delegasi Apostolik diusir dari Bulgaria.
Pada 16 Juli 1952 Eugenius ditangkap ketika berlibur ke Sofia. Ia dituduh melakukan perencanaan melawan pemerintah dan dijatuhi hukuman mati. Eugenius Bossilkoff meninggal dunia sebagai martir pada 11 November 1952 di Sofia, Bulgaria, dan tubuhnya belum ditemukan. Pada 15 Maret 1998 ia dibeatifikasi oleh Paus Yohanes Paulus II.
Baca juga orang kudus hari ini: