Selasa, 15 September 2020

PENYALIBAN YESUS DALAM SUMBER-SUMBER SEJARAH KUNO NON KRISTEN


Membaca Kitab-kitab Injil sambil berharap atau bahkan berupaya memperlihatkan bahwa Yesus tidak disalibkan atau disalibkan tetapi tidak mati karena penyaliban itu, sudah sangat pasti merupakan suatu kesalahan pembacaan yang sangat serius. Keempat Injil kanonik (Matius, Markus, Lukas dan Yohanes) sepakat bahwa Yesus menderita dan disalibkan pada masa pemerintahan Pontius Pilatus. Bahkan tidak sedikit sarjana yang percaya bahwa penekanan utama dalam penulisan Kitab-kitab Injil adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi pada minggu terakhir kehidupan Yesus di bumi sebagai kulminasi (puncak) pelayanan-Nya.
Menariknya, historitas penyaliban Yesus bukan hanya tercantum dalam sumber-sumber dari lingkungan Kristen abad pertama. Beberapa tulisan sejarah kuno dari para penulis non kristen pun mengonfirmasi fakta penyaliban Yesus. Tulisan ini dimaksudkan untuk mencantumkan kutipan dari sumber-sumber sejarah non kristen tersebut dan memperlihatkan tanggapan para sarjana – bahkan para sarjana yang tidak simpatik terhadap kekristenan ortodoks sekalipun – mengenai sumber-sumber tersebut.

Sebuah “Ramalan” dalam Tulisan Thallos
Sebelum menyimak sejumlah catatan historis kuno mengenai pernyaliban Yesus, adalah menarik kalau kita memperhatikan sebuah tulisan kuno (ditulis ± 55 sM) dari seorang sejarahwan Yunani bernama Thallos. Kita memang sudah tidak lagi memiliki salinan dari tulisan Thallos. Namun, dalam tulisan dari seorang sejarahwan bernama Sextus Julius Africanus (± 160 M – 240 M), terdapat kutipan dari tulisan Thallos yang relevan untuk diperhatikan. Africanus menulis sebuah buku sejarah berjudul History of the World (ditulis ± 220 M) yang juga sudah tidak kita miliki lagi salinannya saat ini. Namun salah satu kutipan dari Thallos dalam buku Africanus yang dikutip oleh sejarahwan Byzantine, Gregorius Syncellus dalam tulisannya yang berjudul Chronicles (ditulis ± 800). Syncellus mencatat bahwa ketika Africanus menulis mengenai “kegelapan” yang terjadi pada peristiwa penyaliban Yesus, Africanus mengomentari tulisan Thallos, demikian: