Kamis, 14 Juni 2012

(Pencerahan) Kekuatan Jimat


JIMAT
Manusia merasa kesepian dan putus asa hidup di alam semesta yang luas ini. Maka ia selalu dicekam ketakutan.
Agama yang baik menghilangkan ketakutan. Agama yang jelak justru menambahnya.

Seorang ibu kurang berhasil membujuk puteranya yang masih kecil supaya pulang dari bermain sebelum petang hari. Maka ia menakut-nakutinya. Dikatakan kepada anaknya bahwa jalan pulang ke rumah penuh dengan hantu menyeramkan, yang berkeliaran segera sesudah matahari terbenam. Sekarang ibu itu tak bersusah payah lagi. Setiap sore anaknya pulang pada waktunya.

Namun waktu si anak bertambah dewasa, ia jadi takut pada kegelapan dan hantu, sehingga ia tidak berani keluar rumah di waktu malam. Maka ibunya memberinya sebuah kalung jimat dan meyakinkannya bahwa selama ia memakai kalung itu, hantu-hantu tidak akan berani mengganggunya.

Nah, sekarang ia berani keluar di waktu gelap, sambil memegang erat-erat jimat itu.

by: Anthony de Mello, Burung Berkicau
Baca juga refleksi lainnya:

Besarnya Penghargaan

BESARNYA PENGHARGAAN
Seorang penjual daging mengamati suasana sekitar tokonya. Ia sangat terkejut melihat seekor anjing datang ke samping tokonya. Ia mengusir anjing itu, tetapi anjing itu kembali lagi.

Maka, ia menghampiri anjing itu dan melihat ada suatu catatan di mulut anjing itu. Ia mengambil catatan itu dan membacanya, "Tolong sediakan 12 sosis dan satu kaki domba. Uangnya ada di mulut anjing ini."

Si penjual daging melihat ke mulut anjing itu dan ternyata ada uang sebesar 10 dollar di sana. Segera ia mengambil uang itu, kemudian ia memasukkan sosis dan kaki domba ke dalam kantung plastik dan diletakkan kembali di mulut anjing itu. Si penjual daging sangat terkesan. Kebetulan saat itu adalah waktu tutup tokonya, ia menutup tokonya dan berjalan mengikuti si anjing.

Anjing tersebut berjalan menyusuri jalan dan sampai ke tempat penyeberangan jalan. Anjing itu meletakkan kantung plastiknya, melompat dan menekan tombol penyeberangan, kemudian menunggu dengan sabar dengan kantung plastik di mulut, sambil menunggu lampu penyeberang berwarna hijau. Setelah lampu menjadi hijau, ia menyeberang sementara si penjual daging mengikutinya.

Anjing tsb kemudian sampai ke perhentian bus, dan mulai melihat "Papan informasi jam perjalanan ".

Si penjual daging terkagum-kagum melihatnya. Si anjing melihat "Papan informasi jam perjalanan " dan kemudian duduk disalah satu bangku yang disediakan. Sebuah bus datang, si anjing menghampirinya dan melihat nomor bus dan kemudian kembali ke tempat duduknya.

Bus lain datang. Sekali lagi bus lainnya datang. Sekali lagi si anjing menghampiri dan melihat nomor busnya. Setelah melihat bahwa bus tersebut adalah bus yang benar, si anjing naik. Si penjual daging, dengan kekagumannya mengikuti anjing itu dan naik ke bus tersebut.

Bus berjalan meninggalkan kota, menuju ke pinggiran kota. Si anjing Melihat pemandangan sekitar. Akhirnya ia bangun dan bergerak ke depan bus, ia berdiri dengan 2 kakinya dan menekan tombol agar bus berhenti. Kemudian ia keluar, kantung plastik masih tergantung di mulutnya.

Anjing tersebut berjalan menyusuri jalan sambil dikuti si penjual daging. Si anjing berhenti pada suatu rumah, ia berjalan menyusuri jalan kecil dan meletakkan kantung plastik pada salah satu anak tangga.

Kemudian, ia mundur, berlari dan membenturkan dirinya ke pintu. Ia mundur, dan kembali membenturkan dirinya ke pintu rumah tsb. Tidak ada jawaban dari dalam rumah, jadi si anjing kembali melalui jalan kecil, melompati tembok kecil dan berjalan sepanjang batas kebun tersebut. Ia menghampiri jendela dan membenturkan kepalanya beberapa kali, berjalan mundur, melompat balik da menunggu di pintu.

Si penjual daging melihat seorang pria tinggi besar membuka pintu dan mulai menyiksa anjing tersebut, menendangnya, memukulinya, serta menyumpahinya.

Si penjual daging berlari untuk menghentikan pria tersebut, "Apa yang kau lakukan ..? Anjing ini adalah anjing yg jenius. Ia bisa masuk televisi untuk kejeniusannya."

Pria itu menjawab, "Kau katakan anjing ini pintar ...? Dalam minggu ini sudah dua kali anjing bodoh ini lupa membawa kuncinya ..!"

Mungkin hal serupa pernah terjadi dalam kehidupan Anda. Sesuatu yang bagi Anda kurang memuaskan, mungkin adalah sesuatu yang sangat luar biasa bagi orang lain.

Yang membedakan hanyalah seberapa besar penghargaan kita. Pemilik anjing tidak menghargai kemampuan si anjing dan hanya terfokus pada kesalahannya semata, sehingga menganggapnya anjing yang bodoh. Sebaliknya, sang pemilik toko menganggap anjing tersebut luar biasa pintarnya karena mampu berbelanja sendirian.

Mungkin kita tidak pernah menyadari bahwa setiap harinya kita menghadapi pilihan yang sama. Kita punya dua pilihan dalam menghadapi hidup ini, apakah hendak mengeluh atas berbagai hal yang kurang memuaskan, atau bersyukur atas berbagai karunia yang telah kita terima.

Semuanya terpulang pada diri Anda sendiri.

by: dari berbagai sumber

Renungan Hari Kamis Biasa X - Thn II

Renungan Hari Kamis Biasa X B/II
Bac I       1Raj 18: 41 – 46 ; Injil             Mat 5: 20 – 26

Sabda Yesus dalam bacaan Injil hari ini merupakan pukulan telak kepada ahli-ahli taurat dan kaum farisi, meski sebenarnya sabda-Nya ditujukan kepada umat biasa. Artinya sabda Yesus ibarat pedang bermata dua, satu sisi diarahkan kepada umat, sisi yang lain kena kepada para pimpinan agama Yahudi.
Walaupun begitu, sabda Yesus memiliki pesan yang sama. Yesus menghendaki agar semua orang yang mendengar sabda-Nya berusaha untuk hidup lebih baik. Hidup baik dalam sabda-Nya adalah dengan melaksanakan nilai yang terkandung dalam hukum, bukan cuma apa yang tertulis dalam hukum; dan dengan hidup berdamai.
Bagaimana kalau sabda Yesus ini, khususnya ayat 20, dibacakan untuk situasi dewasa ini? Artinya, kita membayangkan Yesus hadir di tengah-tengah kita saat ini dan menyampaikan pesannya sesuai dengan Injil yang kita dengar tadi.
"Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar/baik daripada hidup keagamaan para imam, para suster dan uskup, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga."
Kira-kira seperti itulah sabda Yesus jika diucapkan dalam konteks sekarang. Umat dimintai untuk hidup lebih baik daripada para pimpinan agamanya. Kasarnya, umat jangan mengikuti teladan buruk mereka. Artinya ada yang tidak baik dan tidak benar dalam diri para imam, suster dan uskup.
Selesai sidang sinode II, seorang ibu menyampaikan kepada saya "kekecewaan"-nya atas sikap glamour para imam saat sidang sinode. Sidang terkesan menjadi ajang "pamer" kekayaan para imam yang katanya sudah mengucapkan janji kemiskinan.
Masih banyak lagi teladan buruk dari pimpinan agama saat ini. Oleh karena itu, Yesus mengajak umat awam agar bisa hidup lebih baik dan lebih benar dari mereka. Sekalipun ada imam, suster dan uskup yang hidup doanya baik, umat diminta untuk bisa lebih baik lagi.

Akan tetapi, sebagaimana sabda aslinya, pesan Yesus dalam sabda-Nya ini berlaku untuk semua umat Allah tanpa terkecuali. Setiap orang diminta untuk "berlomba" dalam mengejar dan melakukan kebaikan dan kebenaran.
by: adrian