Jumat, 31 Juli 2015

Enaknya Jadi Pastor

Aleks adalah siswa SD kelas 5. Di antara teman-temannya, ia dikenal sebagai siswa yang nakal. Bukan hanya di sekolah, di gereja pun ia terkenal nakal. Ia suka keluar masuk saat misa sedang berlangsung, sekalipun sudah berkali-kali ditegur orang tuanya.
Suatu hari, sepulang dari gereja, Aleks tiba-tiba mengutarakan kepada orang tuanya soal cita-citanya.
Aleks           : Pa.., kalau besar nanti, aku mau jadi romo.
Ayah dan ibunya saling bertatapan. Sang ayah kemudian menatap wajah putranya itu. Ada perasaan bangga. Sang bunda pun tak ketinggalan. Ia langsung membelai kepala Aleks.
Bunda          : Kamu boleh jadi romo. Kami bangga padamu!
Ayah          : Papa senang kalau kamu mau jadi romo. Papa mau tanya. Kenapa tiba-tiba kamu pengen jadi romo?
Aleks         : Jadi romo atau tidak, aku akan tetap harus ke gereja tiap Minggu. Tapi kalau jadi romo itu enak. Aku bisa berdiri di mimbar dan berkata-kata. Lebih enak berkata-kata daripada duduk tenang mendengarkan.
Orang tua    : %#$@(*&%#???
edited by: adrian
Baca juga humor lainnya:

Orang Kudus 31 Juli: St. Germanus

SANTO GERMANUS, USKUP & PENGAKU IMAN
Informasi mengenai orang kudus ini sangat terbatas. Yang diketahui adalah ia lahir pada tahun 378. Germanus dipilih menjadi Uskup Auxerre, Perancis, meskipun ia sendiri tidak menyukainya. Kemudian ia meninggalkan isterinya. Harta miliknya ia gunakan untuk membangun gereja dan biara. Dua kali ia diutus ke Inggris melawan tentara Saxon. Germanus dengan giat mengkristenkan kembali seluruh wilayah keuskupannya. Ia meninggal dunia pada tahun 488.
sumber: Iman Katolik
Baca juga orang kudus hari ini:

Renungan Hari Jumat Biasa XVII - Thn I

Renungan Hari Jumat Biasa XVII, Thn B/I

Tema sabda Tuhan hari ini adalah soal penghargaan. Bacaan pertama hari ini diambil dari Kitab Imamat. Di sini Tuhan Allah menerangkan kepada Musa tentang hari-hari pertemuan kudus yang harus dirayakan oleh umat Israel. Ada satu frase yang cukup menarik dalam pernyataan Allah ini, yaitu agar umat tidak melakukan pekerjaan yang berat. Setidaknya ada empat kali frase ini diulang (ay. 7, 8, 35, 36). Dalam pertemuan-pertemuan kudus ini, arahnya adalah untuk memuliakan Allah. Akan tetapi, dampaknya kena juga kepada umat, yaitu agar mereka beristirahat dari segala aktivitas. Memang tujuannya, supaya mereka bisa fokus kepada Allah. Namun di balik ini, ada juga penghargaan terhadap tubuh, yaitu supaya tubuh tidak dipaksakan melakukan segala aktivitas tanpa ada waktu untuk jeda. Jadi, dalam bacaan pertama, penghargaan itu tidak hanya ditujukan kepada Tuhan, melainkan kepada tubuh manusia.
Penghargaan justru tidak hadir dalam Injil. Yang ada dalam Injil hari ini adalah penolakan terhadap Tuhan Yesus. Diceritakan bahwa Tuhan Yesus tiba di kampung-Nya dan memulai pengajaran. Sekalipun orang merasa takjub dengan pengajaran-Nya, namun mereka sama sekali tidak menghargai-Nya. Hal ini didasarkan pada pengenalan akan latar belakang diri-Nya dan keluarga-Nya. Orang kenal siapa Dia dan keluarga-Nya. Karena itu, mereka tidak menghargai-Nya dengan cara menolak-Nya.
Sekecil apapun penghargaan itu, sangat berarti bagi setiap orang. Dalam penghargaan itu, kita tidak hanya menghargai pribadi orang, melainkan apa yang melekat dengan dirinya. Di samping itu juga, dengan menghargai orang lain, kita secara tidak langsung sudah menghargai diri kita sendiri. Sabda Tuhan hari ini menghendaki supaya kita tidak menganggap rendah apa yang dikerjakan orang lain. Sekalipun hasilnya kurang memuaskan, adalah baik kita memberinya penghargaan. Dengan menghargai, kita belajar bersyukur.***
by: adrian