Rabu, 28 Juni 2017

USKUP PILIHAN VATIKAN

Setelah lebih setahun takhta lowong (sejak 29 April 2016), Keuskupan Pangkalpinang akhirnya mendapatkan uskup baru pilihan Vatikan. Hari ini, Rabu, 28 Juni 2017, sekitar pukul 17.00 WIB, Takhta Suci Vatikan merilis kabar bahwa Paus Fransiskus memilih Romo Adrianus Sunarko OFM sebagai uskup terpilih untuk Keuskupan Pangkalpinang.
Sekilas Sosok Uskup Baru
Mgr. Adrianus Sunarko OFM, sekalipun berdarah jawa, lahir di Merauke pada 7 Desember 1966. Menjawab panggilan Tuhan, Rm. Adrianus ke Seminari Menengah St. Petrus Kanisius Mertoyudan, Magelang (Jawa Tengah). Selesai dari seminari menengah, adik kandung Rm. Laurensius Sutadi, Pr (imam diosesan Keuskupan Ketapang) ini memilih bergabung dengan Ordo Fratrum Minorum (OFM). Setelah mengikrarkan kaul kekal pada 15 Agustus 1994, pada 8 Juli 1995 ia ditahbiskan sebagai imam.
Tugas perdananya sebagai imam adalah menjadi pastor pembantu di Paroki Hati Kudus Kramat, Keuskupan Agung Jakarta (1995 – 1996). Tahun 1996 berangkat studi teologi di Albert-Ludwig Universitait Friburg, Jerman. Tahun 2002 ia menyelesaikan doktoral teologinya.
Pulang ke tanah air, Fransiskan rendah hati ini langsung terjun ke dunia pendidikan dengan menjadi dosen teologi di STF Driyakara. Karena kepribadiannya, Rm. Adrianus banyak mendapat jabatan penting di Fransiskan Indonesia. Terakhir, hingga dirinya ditunjuk sebagai Uskup Pangkalpinang, Rm. Adrianus adalah Provinsial OFM.
Pilihan Vatikan
Memang semua uskup adalah pilihan Vatikan. Hanya Vatikan dan Roh Kudus saja yang tahu. Akan tetapi, untuk Rm. Adrianus ini terbilang khusus. Terpilihnya Mgr. Adrianus ini tak jauh berbeda dengan terpilihnya Mgr Hilarius Moa Nurak waktu itu. Kenapa dikatakan khusus? Keuskupan Pangkalpinang bukan termasuk wilayah kerja OFM. Tidak ada OFM di wilayah Keuskupan Pangkalpinang.
Tentulah terpilihnya putra terbaik OFM sedikit membingungkan banyak orang. Maya, salah satunya. Kepada sesawi.net Maya mengungkapkan keterkejutannya. “Saya terkejut karena Pangkalpinang bukan termasuk wilayah kerja OFM.” Dapat dipastikan, banyak orang seperti Maya.
Menjadi pertanyaan, kenapa Vatikan memilih uskup dari luar. Memang, untuk mengharapkan uskup dari putra keuskupan sendiri terasa sangat sulit. Tapi, bukankah bisa dipilih dari wilayah Regio Gerejawi Sumatera, misalnya. Jadi, setidaknya yang muncul adalah nama-nama imam yang berkarya di wilayah regio Sumatera (6 keuskupan).
Inilah yang dimaksud dengan “pilihan Vatikan”. Banyak uskup di keuskupan lain di Indonesia dipilih dari “kebun sendiri”. Misalnya, Keuskupan Bandung, Bogor, Sintang, Ende, Semarang, dll.
Sekalipun terasa asing di telinga umat, pastilah umat akan menyambut gembira Gembala Utamanya. Uskup Yohanes Harun Yuwono, yang selama ini menjabat sebagai Administrator apostolik, pun bergembira, karena dengan demikian beliau bisa fokus menggembalakan Keuskupan Tanjung Karang.
Terima kasih Bapa Paus. Terima kasih Mgr. Harun Yuwono. Selamat datang Mgr Adrianus. Selamat berkarya di Keuskupan Kepulauan.
by: adrian, dari berbagai sumber

PELAJARAN SEJARAH: Sebuah Cerpen

Manusia adalah makhluk sejarah (historical man). Karena manusia itu hidup, dan hidup itu bergerak ke depan sehingga ada sesuatu yang ditinggalkan di belakang. Ada tiga dimensi waktu dalam hidup manusia, yaitu masa depan, masa kini dan masa lampau. Masa lampau merupakan waktu yang sudah ditinggalkan. Apa yang ditingggalkan di belakang itu merupakan bagian dari sejarah. Karena itu, terlihat jelas bahwa manusia adalah benar-benar makhluk sejarah, karena ia ada dalam sejarah baik sebagai obyek maupun subyek sejarah itu sendiri.
Bung Karno pernah berkata, “Bangsa yang besar adalah bangsa yang tak lupa akan sejarah bangsanya sendiri.” Di sini Bung Karno mau mengajak rakyat Indonesia untuk menghormati dan menghargai sejarah bangsanya. Rakyat Indonesia adalah bagian dari bangsa, yang telah membuat sejarah. Sekalipun sejarah itu sudah lampau, bahkan di antara anak bangsa sekarang ini tidak pernah mengalaminya, bukan lantas berarti sejarah itu tidak penting. Dengan tahu menghargai sejarah bangsa, rakyat Indonesia tidak akan mengulangi kegagalan sejarah masa lampau.
Dengan dasar pertimbangan inilah hadir cerpan “Pelajaran Sejarah”. Cerpen ini sangat menarik karena disajikan dengan bahasa yang sederhana sehingga semua kalangan bisa menikmatinya. Yang menari lainnya adalah alur dan setting-nya. Dari pada penasaran, langsung saja baca cerpen ini di sini: Budak Bangka: (C E R P E N) Pelajaran Sejarah

HINDARI KEBIASAAN BURUK SETELAH MAKAN

Setiap orang pasti ingin dirinya sehat. Untuk mendapatkan kesehatan tubuh yang baik, orang perlu memperhatikan pola hidup, jenis makanan serta pola makan. Salah satu hal yang harus diperhatikan terkait dengan tubuh adalah kesehatan pencernaan. Jika alat pencernaan rusak, maka akan menyebabkan makanan tidak bisa dicerna dengan baik, dan berdampak pada tergangunya kesehatan tubuh lainnya.
Oleh karena itu, perlu diperhatikan kebiasan hidup, khususnya kebiasaan sesudah makan. Ada beberapa hal yang harus dihindari setelah makan, yaitu:
1. Berenang. Sering terjadi, di saat rekreasi di pantai atau di tempat-tempat rekreasi yang mempunyai kolam renang, ada kebiasaan orang berenang setelah makan. Lebih parah lagi berenang sambil makan. Secara medis hal ini dilarang, karena terjadi penarikan lebih banyak darah ke saluran cerna untuk membantu mencerna makanan. Berenang bisa membuat kram ringan pada perut. Jika ingin berenang, tunggulah setidaknya 30 menit sesudah makan.
2. Mandi. Setelah makan, sangat dianjurkan untuk tidak langsung mandi, apalagi makan sambil mandi. Dasar pertimbangannya adalah aliran darah banyak terkumpul di saluran pencernaan setelah makan. Saat mandi, tubuh menjadi dingin dan hal ini tidak membantu makanan tercerna dengan baik.
3. Tidur. Pada umumnya setelah makan, apalagi bila makan sampai kekeyangan, bawaannya adalah ngantuk. Dan bila sudah ngantuk, bawaannya ingin tidur. Inilah kebiasaan kebanyakan orang. Akan tetapi, kebiasaan ini harus dihilangkan. Sebab jika langsung berbaring setelah makan, bisa meningkatkan tekanan pada diagrafma dan menyebabkan radang usus. Jadi, jangan tidur setelah makan, atau juga jangan makan waktu tidur.
4. Jalan kaki. Ada orang berpendapat bahwa jalan kaki setelah makan dapat membantu proses pencernaan makanan. Pendapat ini keliru, sebab jalan kaki sesudah makan bisa menyebabkan refluks asam dalam sistem pencernaan. Selain itu jalan kaki mampu mencegah penyerapan nutrisi dari makanan.
5. Minum teh. Kebiasaan umum di daerah Melayu adalah minum teh setelah makan. Kebiasaan ini mempunyai efek buruk pada sistem pencernaan. Teh membuat tubuh tidak bisa menyerap zat besi dari makanan. Asam dalam teh juga akan menggangu penyerapan protein dalam makanan. Oleh karena itu, jangan minum teh setelah makan.
Demikianlah lima aktivitas yang tidak boleh dilakukan setelah makan. Kelimanya sangat sederhana, tidak berat alias sangat ringan untuk dilaksanakan. Menjadi persoalan adalah apakah orang bisa dan mau melakukannya, mengingat kelimanya sudah menjadi kebiasaan. Adalah sangat sulit mengubah suatu kebiasaan.
Akan tetapi, demi suatu motivasi kesehatan diri pastilah bisa diterapkan dalam hidup, meski tidak semudah membalikkan telapak tangan. Kesehatan itu sebenarnya mudah dan murah, pengobatan demi mendapatkan kesehatan itulah yang mahal.
edited by: adrian, dari Merdeka Sehat

Senin, 26 Juni 2017

PAUS FRANSISKUS: ORANG KRISTEN DIPANGGIL UNTUK MENABURKAN HARAPAN

Orang-orang kristen dipanggil untuk menjadi penabur harapan, menghibur dan membela orang miskin dan siapa saja yang membutuhkan, demikian ungkap Paus Fransiskus pada audensi umum mingguan (31 Mei 2017). Saat orang kristen bersiap untuk merayakan hari raya Pentakosta, Paus Fransiskus berbicara tentang kuasa Roh Kudus untuk menguatkan harapan orang-orang yang percaya dan untuk mengutus mereka supaya menanamkan harapan bagi sesama.
“Menabur kepahitan atau kebingungan, bukan ciri khas orang kristen, dan jika kalian melakukan ini, kalian bukan orang kristen,” tutur Paus Fransiskus kepada para audiens. “Taburkanlah harapan. Sebarkan minyak harapan, percikkan keharuman harapan dan bukan cuka kepahitan dan keputusasaan.”
Memiliki banyak harapan, kata Paus Fransiskus, berarti tidak hanya berharap bahwa ketika kehidupan selesai seseorang akan bersama Tuhan. Ini juga berarti memiliki kekuatan hari ini untuk terus berharap “bahkan ketika hanya ada sedikit alasan untuk berharap.”.
“Harapan sesungguhnya adalah seperti berlayar,” tutur Paus Fransiskus. “Harapan mengumpulkan hembusan Roh dan mengubahnya menjadi kekuatan pendorong yang mendorong kapal ke laut atau ke pantai tergantung pada keadaan.”
Paus Fransiskus mengatakan “Ini mendorong kita untuk maju, selalu maju. Roh Kudus membuat kita merasa seperti peziarah dan orang asing dan tidak membiarkan kita duduk kembali dan menjadi orang yang tidak bergerak.
Yesus menjanjikan Roh Kudus kepada para murid-Nya, yang memberikan mereka penghiburan dan pembebasan dan mereka yang telah diberkati dengan karunia Roh Kudus pada gilirannya dipanggil untuk menghibur dan membela yang lain. Karena itu, berikan penghiburan dan pembelaan seperti yang dilakukan oleh Roh Kudus bagi tiap-tiap orang, tegas Paus Fransiskus.
“Kita harus berbuat yang sama untuk yang paling membutuhkan, yang dibuang, dan mereka yang paling menderita. Hidup dan belalah mereka,” jelas Paus Fransiskus.
sumber: UCAN Indonesia

Sabtu, 24 Juni 2017

Renungan Hari Minggu Biasa XII - Thn A

Renungan Hari Minggu Biasa XII, Thn A/I
Bac I    Yer 20: 10 – 13; Bac II    Rom 5: 12 – 15;
Injil    Mat10: 26 – 33;
Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk tidak takut. Nabi Yeremia, dalam bacaan pertama, pertama-tama mengungkapkan rencana busuk lawan-lawannya yang tak suka akan pewartaannya. Berhadapan dengan situasi tersebut, secara manusiawi pasti akan merasa takut atau gentar. Akan tetapi, Yeremia sama sekali tidak merasakan ketakutan. Dasarnya adalah “Tuhan menyertai aku seperti pahlawan yang gagah.” (ay. 11). Karena itulah, Yeremia, mengatas-namakan orang-orang tertindas, berseru “Pujilah Tuhan! Sebab Ia telah melepaskan nyawa orang miskin dari tangan orang-orang yang berbuat jahat.” (ay. 13).
Paulus, dalam bacaan kedua juga, secara implisit menyerukan ajakan untuk tidak perlu takut, khususnya terkait dengan dosa yang membawa maut. Dalam suratnya kepada jemaat di Roma, Paulus awalnya menjelaskan tentang dosa yang masuk ke dunia oleh satu orang (ay. 12), yang menyebabkan “semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut.” (ay. 15). Akan tetapi, Paulus juga menegaskan bahwa umat tak perlu merasa takut, karena Allah telah membebaskan manusia dari kuasa maut itu lewat satu orang, yaitu Yesus Kristus.
Dalam Injil, Yesus dengan tegas menyuarakan “janganlah kamu takut.” (ay. 26). Seruan jangan takut ini dikaitkan dengan ajakan untuk menyuarakan kebenaran; tak jauh berbeda dengan misi Nabi Yeremia yang diminta untuk mewartakan pesan Allah. Kebenaran yang dimaksud Tuhan Yesus, yang harus diwartakan, adalah supaya orang mengakui Yesus Kristus. Mengakui di sini berarti juga percaya atau beriman pada-Nya.
Sabda Tuhan hari ini pertama-tama mau menyadarkan kita bahwa sebagai orang kristen, kita mempunyai misi mewartakan kebenaran, yaitu betapa besar kasih Allah akan manusia ini sehingga Ia mengutus Yesus Kristus ke dunia untuk menyelamatkannya. Keselamatan itu ada pada Yesus Kristus. Orang yang percaya pasti selamat. Pastilah karena pewartaan ini orang kristen akan mendapat tantangan. Mereka akan diejek, dimusuhi bahkan dianiaya dan dibunuh. Untuk itulah, melalui sabda-Nya ini, Tuhan meneguhkan kita untuk tidak merasa gentar. Teruslah mewarta.

by: adrian

ISLAM MENYAJIKAN KEKRISTENAN PALSU KEPADA UMATNYA

Saya lahir dan dibesarkan di Mesir, jantung dunia Islam dan Arab. Selama hidup di Mesir saya mendengar tentang kekristenan berasal dua sumber, yaitu dari Al-Azhar dimana saya belajar Islam dan agama lain, dan dari keluarga saya, tetangga, lingkungan dan media masa. Kedua sumber itu menyajikan kekristenan palsu, bukan kekristenan sejati yang saya temukan sejak bertemu Tuhan Yesus Kristus. Mereka tidak menyajikan kekristenan seperti yang diketahui dan dipercayai orang Kristen. Mereka menyajikan kekristenan seperti apa yang digambarkan oleh ayat-ayat Al-Quran dan pengajaran Islam. 
Mesir adalah rumah bagi denominasi Kristen yang sangat besar, yang mempunyai jutaan jemaat. Gereja ini memiliki ribuan cabang di berbagai kota dan desa di Mesir. Mereka tinggal di lingkungan saya, bekerja di pusat bisnis dan supermarket, bahkan di gedung pemerintahan. Namun tak ada seorang Kristenpun yang mencoba berbicara pada saya tentang Yesus Kristusnya dan iman Kristennya kecuali apoteker yang memberikan Alkitab untuk saya baca.
Orang Kristen tinggal di Mesir sebagai minoritas. Mereka masih dianiaya oleh kelompok fundamentalis Muslim. Sehingga mereka memutuskan untuk hidup sunyi dan menjauhkan diri sejauh mungkin dari mayoritas Muslim yang tinggal di negeri yang perlu mendengar tentang Yesus Kristus. Masyarakat Kristen ini hidup di bawah ketakutan besar, dan mereka sebenarnya menolak untuk bersaksi bagi orang-orang Muslim.
Teman Kristen Sekamar Saya
Ketika mengikuti wajib militer, kebetulan saya sekamar dengan seorang beragama Kristen. Dia mempunyai gelar sarjana bisnis. Selama mengikuti kegiatan itu, saya terus-menerus bertanya padanya mengenai imannya. “Bagaimana kamu dapat percaya pada tiga Tuhan?” saya bertanya, merujuk pada Trinitas. “Kamu pria berpendidikan, bagaimana kamu bisa percaya pada sesuatu yang begitu tolol?” Saya bertanya padanya bagaimana dia dapat percaya pada Tuhan yang memiliki anak. “Apakah Tuhan memiliki seorang istri?” saya mengolok. Semua konsep ini adalah penghinaan menurut Islam.

Kamis, 22 Juni 2017

HIDUPLAH PENUH SYUKUR

Setiap manusia selalu dipenuhi dengan begitu banyak harapan dan keinginan. Memang semua itu tidaklah salah. Semua itu wajar dan manusiawi, meski Iwan Fals pernah berkata dalam salah salah satu lagunya, “Keinginan adalah sumber penderitaan.” Hal ini sudah pernah ditekankan oleh Sidharta Buddha Gautama. Karena itu, salah satu ajaran utama ajaran Buddha adalah mematikan keinginan. Tentang keinginan ini, Rasul Yakobus pernah berkata, “Tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.” (Yak. 1: 14).
Yang menjadi persoalan adalah sifat manusia yang selalu tidak pernah merasa puas. Dapat ini, inginkan itu. Dapat satu, berharap yang lain. Dan di saat tidak mendapatkan apa yang diinginkan atau diharapkan, mulailah muncul sifat manusia yang lain, yakni mengeluh. Terlalu sering mengeluh bisa membawa manusia ke dalam situasi depresi. Ujung-ujungnya adalah penderitaan.
Rasul Yakobus, dalam suratnya, menggambarkannya dengan sangat bagus. “Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu. Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi.” (Yak 4: 1 – 2). Oleh karena itu, Rasul Paulus menasehati, “Janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana.” (Roma 12: 16).
Tulisan inspirasi hidup ini mengajak kita bagaimana menyikapi hidup. Tujuannya agar kita tidak jatuh ke dalam kebiasaan suka mengeluh. Lebih lanjut mengenai tulisan ini, silahkan baca di sini: Budak Bangka: (Inspirasi Hidup) Hiduplah Penuh Syukur

Selasa, 20 Juni 2017

PAUS FRANSISKUS: EVANGELISASI HARUS DILAKUKAN SECARA BERANI DAN KREATIF

Umat katolik, terutama anggota ordo religius, dipanggil untuk menjadi ‘misionaris tanpa batas’ yang berani, kreatif dan menghibur, ungkap Paus Fransiskus. Dalam pertemuan dengan anggota pimpinan umum tarekat suster Don Orione, Paus yang pernah meraih penghargaan Man 0f Years, mengatakan bahwa memusatkan perhatian pada panggilan untuk membantu orang lain dan membagikan Injil kepada mereka merupakan sesuatu yang memungkinkan orang kristen untuk tidak tenggelam dalam kekhawatiran dan urusan pribadi mereka sendiri.
“Misi dan pelayanan kepada orang miskin membuat Anda keluar dari diri sendiri dan membantu Anda mengatasi resiko membanggakan diri sendiri, dari resiko membatasi kepedulian Anda terhadap kelangsungan hidup dan mempertahankan diri secara berlebihan,” tutur Paus Fransiskus kepada para suster. “Mereka yang terlibat dalam misi dan evangelisasi, di dalam atau di luar negeri, harus berani dan kreatif.”
Kriteria kenyamanan bahwa misi selalu dilakukan dengan cara seperti ini tidak akan berhasil.masyarakat modern dan bentuk kemiskinan baru merupakan tantangan baru, terutama bagi tarekat religius dengan misi khusus untuk evangelisasi dan menangani orangmiskin, tegas Paus Fransiskus. “Kita hidup di masa dimana kita perlu untuk memikirkan kembali segala sesuatu sesuai dengan yang diminta Roh Kudus dari kita,” lanjut Paus, yang berani membongkar korupsi dalam Gereja.
Langkah pertama adalah melihat dan mendengarkan orang-orang yang kita bantu dan kepada siapa kita mewartakan Injil. Kuncinya adala menggunakan “tatapan Yesus, yang merupakan tatapan Gembala yang baik, tatapan yang tidak menghakimi tetapi mencari tahu kehadiran Tuhan.”
Mengikuti teladan Yesus berarti mendekati orang-orang agar bisa melihat dari jarak dekat dan tinggal bersama mereka selama diperlukan. Ini juga berarti memiliki pandangan yang “penuh hormat dan penuh belas kasih, yang menyembuhkan, membebaskan dan membahagiakan.”
sumber: UCAN Indonesia

Sabtu, 17 Juni 2017

SILENCE: SUSAHNYA MENJADI PENGIKUT KRISTUS

Butuh waktu 28 tahun bagi sutradara kawakan Martin Scorsese untuk mengarap kembali film Silence. Salah satu alasannya adalah tema film ini, yaitu menyangkut soal iman. Film yang diangkat dari novel karya penulis Jepang, Shusaku Endo, sebenarnya pernah diangkat ke layar lebar oleh Masahiro Shinoda pada tahun 1971.
Silence berkisah tentang dua orang misionaris katolik (dari Serikat Yesus), Sebastiao Rodrigues dan Francisco Garupe, yang berusaha mencari senior mereka, Cristovao Ferreira, yang sedang menjalani misi di negeri Sakura. Oleh petinggi kongregasi, Ferreira sudah dianggap “meninggal”. Hal ini disebabkan pada waktu itu (sekitar abad XVII) telah terjadi penganiayaan terhadap orang-orang yang mengimani Yesus Kristus. Para misionaris luar pun dilarang masuk. Masa ini dikenal dengan masa Kakure Kirishitan (Hidden Christian).
Ada dua makna dari kata “meninggal” yang dikenakan kepada Ferreira, yaitu mati secara biologis dan mati secara rohani (murtad). Baik Rodrigues maupun Garupe tidak sependapat dengan keputusan petinggi kongregasi. Alasannya, hingga kini tidak ada kabar tentang Ferreira dan jasadnya tidak ditemukan. Selain itu, keduanya tidak yakin apabila Ferreira dikatakan murtad. Ferreira adalah mentor bagi kedua Rodrigues dan Garupe. Keduanya sangat mengidolakannya. Perkenalan dengan Ferreira membuat mereka yakin bahwa Ferreira masih hidup dan kini bersembunyi.
Dengan keyakinan itu, keduanya menghadap pimpinan untuk diizinkan pergi ke Jepang. Selain tetap menjalani misi, mereka juga akan berusaha mencari keberadaan Ferreira. Seandainya pun Ferreira benar-benar sudah meninggal, mereka akan membawa jasadnya. Kepada keduanya sudah diingatkan bahwa situasi di Jepang saat itu sangatlah menakutkan. Kongregasi sudah menutup karya misi di sana. Namun kegigihan keduanya membuat mereka tetap kokoh pada pilihannya. Mereka siap menerima segala resiko.
Karena ketegaran hati keduanya, pimpinan akhirnya merestui niat mereka. Namun pimpinan langsung menegaskan bahwa sebenarnya kedua misionaris itu pergi kepada kematiannya sendiri.
Di Jepang mereka bertemu dengan sekelompok hidden Christian. Kehadiran mereka menimbulkan sukacita besar di hati umat. Kerinduan akan sabda Tuhan dan ekaristi terobati. Beberapa kali mereka merayakan ekaristi. Dengan berbagai cara, karena keterbatasan bahasa, Rodrigues dan Garupe senantiasa meneguhkan mereka. Akan tetapi, kehadiran mereka diketahui oleh kelompok Inoue (Issei Ogata), sehingga kelompok ini mendatangi desa tempat misionaris itu berada. Namun, keduanya sudah terlebih dahulu disembunyikan.

Kamis, 15 Juni 2017

Acara Bebas Pesta HUT Paroki Koba



Paroki St. Fransiskus Xaverius Koba berkesempatan merayakan ulangtahunnya yang ke-15. Masih relatif muda. Namun, meski masih terbilang usia muda, tantangan pastoralnya lumayan besar. Ibarat pepatah “Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing”, seberat apapun masalah dan persoalannya, jika ditangani bersama, maka akan terasa ringan. Untuk itu, umat harus mewujudkan visi keuskupan, yang adalah juga visi paroki, yaitu menjadi Gereja Partisipatif.
Ulangtahun ke-15 ini menjadi saat penting untuk merefleksi perjalanan pastoral. Apakah seusia itu partisipasi umat dalam hidup menggereja sudah tumbuh? Apakah semangat cinta kasih, solidaritas dan damai sudah bersemi dalam sanubari umat. Apakah pastoral berdasarkan kebutuhan umat atau memuaskan selera tenaga pastoral. Masih banyak hal yang perlu direfleksikan, termasuk persoalan-persoalan yang terjadi dalam kehidupan umat.
Pesta ulangtahun bisa juga menjadi momen untuk sejenak meninggalkan beban. Saatnya untuk bersuka cita. Maka, bertemankan irama musik yang menggelegar, umat tumpah ruah pada lantai dansa. Tua muda, pria dan wanita bersuka cita bergoyang ria.

Selasa, 13 Juni 2017

PAUS FRANSISKUS: TUHAN BUKAN PANGLIMA PERANG YANG HAUS KEMENANGAN

Jika sulit menemukan Tuhan di dunia ini, itu disebabkan karena Dia memilih untuk bersekutu dengan yang lemah, yang ditolak, dan di tempat yang menjijikkan bagi kebanyakan orang, ungkap Paus Fransiskus. “Tuhan tidak suka dicintai sama seperti seorang panglima perang yang memaksa orang untuk meraih kemenangan, melemparkan mereka ke kolam darah para musuh,” kata Paus Fransiskus dalam audensi di Basilika St. Petrus pada 24 Mei 2017.
Audensi itu dimulai segera setelah Paus Fransiskus bertemu dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan Melania Trump di Vatikan. “Tuhan kita seperti lampu yang menyala suram di cuaca dingin dan berangin, dan sama seperti kehadiran-Nya yang tidak diduga, Dia memilih tinggal di tempat yang dianggap hina oleh semua orang,” tegas Paus Fransiskus kepada kerumunan massa di basilika.
“Yesus berjalan bersama mereka yang dilecehkan, yang berjalan dengan kepala tertunduk lesu, sehingga Ia bisa memberikan mereka harapan baru,” kata Paus Fransiskus. Bagi yang sering membaca Kitab Suci, mereka tidak akan menemukan kisah tentang kepahlawanan yang mudah, kampanye kemenangan yang luar biasa. Harapan yang sesungguhnya tidak didapatkan dengan mudah, selalu didapatkan melalui kekalahan.
Paus Fransiskus juga menambahkan bahwa harapan yang dirasakan oleh mereka yang tidak pernah mengalami penderitaan barangkali bukan harapan sama sekali. Gereja perlu seperti Yesus, tidak tinggal di dalam benteng yang megah, tapi di tempat-tempat dimana semuanya hidup dan bergerak, seperti di jalanan.
“Di situlah [Gereja] bertemu dengan orang-orang, dengan harapan dan kekecewaan mereka, mendengar dengan penuh kesabaran akan apa yang muncul dari kesalahan dan hati nurani mereka, dan memberikan sabda yang menghidupkan dan menjadi saksi cinta Tuhan,” papar Paus Fransiskus. Demikianlah cara untuk menghidupkan kembali orang-orang dengan harapan sesungguhnya.
sumber: UCAN Indonesia

Sabtu, 10 Juni 2017

KETIKA IMAN DIJUAL DEMI LEMBARAN RUPIAH

Tulisan ini jauh dari niat untuk menjelek-jelekkan agama tertentu. Ini hanyalah ungkapan keprihatinan pada suatu peristiwa. Dari keprihatinan ini lahirlah sebuah refleksi. Refleksi adalah ibarat bercermin. Siapa saja bisa bercermin pada kaca yang sama, karena yang dilihat adalah diri sendiri.
Berawal dari Cerita
Minggu, 19 Maret 2017, pukul 17.45 WIB. Baru beberapa detik meninggalkan rumah umat menuju mobil, yang diparkir di pinggir jalan depan rumah, saya kembali dipanggil. Kebetulan ada seorang ibu, tetangga depan rumah, datang. Setelah tiba di hadapan mereka, mulailah mereka bercerita. Ada kemarahan, kejengkelan dan juga kecemasan dalam cerita mereka.
Inti dari cerita mereka adalah: tentang satu keluarga yang belum lama ini masuk islam. Isterinya orang Maumere dan suaminya dari Kupang. Dua-duanya awalnya katolik. Mereka menikah sekitar bulan Oktober lalu, diberkati oleh pastor paroki. Namun kini mereka sekeluarga (dua anak) sudah masuk islam. Karena menjadi mualaf, mereka selalu mendapat uang (entah dari mana dan dari siapa). Kepada salah satu ibu, yang bercerita itu, dikatakan oleh isteri mualaf itu, bahwa enak jadi islam karena dapat duit gratis.
Mendengar cerita tersebut, saya langsung teringat akan rumor tentang dana mualaf dari Pemda Kabupaten Bangka Tengah. Dana mualaf adalah dana yang diperuntukkan bagi orang-orang kafir yang memutuskan menjadi islam. Konon katanya, setelah selesai masa kampanye pilkada lalu, di akhir Januari, Bupati Bangka Tengah, yang adalah juga kandidat Gubernur Babel waktu itu, akhirnya mengesahkan dana mualaf itu. Artinya, dana mualaf itu memang ada. Cerita dua ibu di atas seakan membenarkan keberadaan dana mualaf itu.

Rabu, 07 Juni 2017

SEKS DI USIA MUDA BERESIKO PADA KANKER SERVIKS

Kanker serviks merupakan jenis kanker terbanyak nomor 2 yang diderita kaum perempuan di Indonesia, setelah kanker payudara. Penyabab utama kanker serviks adalah infeksi HPV (Human Papilloma Virus). Umumnya penyakit kanker serviks ini sedikit sulit dideteksi, karena tidak ada gejala pada pra-kanker serviks.
Pada umumnya perempuan yang terkena kanker serviks menunjukkan sejumlah tanda seperti berdarah saat berhubungan seks dan keputihan yang tidak sembuh-sembuh. Jika dua tanda ini sudah ada, atau setidaknya bila penyakit keputihan sudah mengeluarkan bau tak sedap, adalah sangat baik segera dilakukan screening.
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam British Journal of Cancer menyatakan perempuan yang melakukan hubungan seks di usia muda beresiko dua kali lebih besar terserang penyakit kanker serviks. Hubungan seksual pada usia di bawah 17 tahun merangsang tumbuhnya sel kanker pada alat kandungan perempuan, karena pada rentang usia 12 hingga 17 tahun, perubahan sel dalam mulut rahim sedang aktif sekali. Saat sel sedang membelah secra aktif (metaplasi) idealnya tidak terjadi kontaks atau rangsangan apa pun dari luar, termasuk injus (masuknya) benda asing dalam tubuh perempuan. Adanya benda asing, termasuk penis dan sel sperma, akan mengakibatkan perkembangan sel ke arah abnormal. Apalagi kalau sampai terjadi luka yang mengakibatkan kanker mulut rahim (serviks). Kanker serviks menyerang alat kandungan perempuan, berawal dari mulut rahim dan beresiko menyebar ke vagina hingga keluar di permukaan.
Dr. Silvia Francheschi, orang yang memimpin studi tersebut, mengatakan perempuan yang melakukan hubungan seks di awal usia 20 tahun beresiko terserang kanker serviks dibanding dengan mereka yang melakukannya di usia 25 tahun.
Di Inggris, perempuan berusia 25 tahun hingga 40 tahun melakukan sedikitnya 3 kali pengecekan untuk mengetahui ada tidaknya kanker atau virus lain yang hinggap di tubuhnya. Sementara perempuan berusia 50 hingga 64 tahun melakukan pengecekan sebanyak 5 kali dalam satu tahun.
Di sisi lain, Dr.Lesley Walker mengatakan bahwa hasil penelitian Dr. Francheschi itu seharusnya menyadarkan banyak pihak akan pentingnya vaksinasi. Vaksinasi untuk mencegah HPV itu seharusnya diberikan sejak usia dini. “Bahkan jauh sebelum para perempuan melakukan hubungan seks, terutama bagi perempuan yang tinggal di daerah rawan,” ungkap Lesley. Ini tentu saja untuk mencegah munculnya kanker serviks.

Akan tetapi, vaksinasi akan berdampak pada persoalan moralitas. Vaksinasi seakan melegalkan anak-anak muda untuk tetap melakukan hubungan seks pra-nikah. Seharusnya, hasil penelitian ini menumbuhkan kesadaran di kalangan kaum muda, khususnya perempuan, untuk tidak melakukan hubungan seks di usia muda serta tidak menikah di usia muda.
baca juga tulisan lain:

Senin, 05 Juni 2017

PAUS FRANSISKUS: GOSIP, MUSUH YANG MERUSAK KOMUNITAS KITA

Dosa yang seringkali dilakukan oleh umat dan kelompok kristen lainnya adalah mengeluarkan kata-kata kotor, saling menjelekkan dan menyerang satu sama lain dari belakang, yang tidak hanya memecah-belah komunitas tapi juga membuat orang yang mencari Tuhan menjauhkan diri, demikian ungkap Paus Fransiskus. “Ini benar-benar membuat saya sedih. Seolah-olah kita melemparkan batu kepada satu sama lain. Dan setan sangat senang melihatnya. Ini pesta bagi setan,” kata Paus yang serba pertama ini dalam kotbah misa sore di salah satu paroki di pinggiran kota Roma, 21 Mei 2017.
Paus Fransiskus mengingatkan umat betapa pentingnya mereka menjaga bahasa mereka. Sebagai orang yang dibaptis, setiap orang kristiani diberi karunia oleh Roh Kudus. “Sungguh menyedihkan melihat orang-orang yang menyebut dirinya kristen tapi mereka dipenuhi oleh kepahitan atau amarah,” tutur Paus Fransiskus.
Setan tahu bagaimana melemahkan upaya manusia untuk melayani Tuhan dan menjaga kehadiran Roh Kudus dalam diri mereka. “Setan akan melakukan apa saja agar kata-kata yang kita ucapkan tidak baik dan tidak menghormati,” tegas Paus Fransiskus.
“Komunitas kristiani yang tidak menjaga Roh Kudus dengan kebaikan dan rasa saling menghormati seperti ular panjang yang memiliki lidah panjang yang digambarkan dalam patung sebagai makhluk yang dihancurkan kepalanya di bawah kaki Maria,” lanjut Paus Fransiskus.
Paus yang mengungkapkan korupsi di Gereja juga mengatakan bahwa seorang imam pernah memberitahu dia tentang beberapa umat yang digambarkan memiliki lidah sangat panjang untuk bergosip ria, bahkan saking panjangnya, untuk menerima komuni pun mereka menjulurkan lidahnya dari pintu masuk hingga altar.
“Ini musuh yang merusak komunitas kita, gosip,” kata Paus Fransiskus, dan menambahkan bahwa gosip bahkan menjadi dosa paling biasa dalam komunitas-komunitas kristiani.
sumber: UCAN Indonesia

Sabtu, 03 Juni 2017

MELIHAT SISI LAIN PUASA UMAT ISLAM

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, puasa berarti menghindari makan, minum dan lain sebagainya dengan sengaja. Wikipedia mengartikannya sebagai tindakan sukarela dengan berpantang dari makanan, minuman atau keduanya untuk periode waktu tertentu. Dengan kata lain, menolak dari semua makanan dan cairan untuk periode tertentu. Dalam bahasa Arab, puasa itu disebut dengan kata shoum, yang artinya menahan diri. Menahan diri dari apa? Salah satunya adalah makanan dan minuman.
Secara sederhana, puasa itu dipahami dengan tindakan sukarela untuk tidak makan dan tidak minum pada periode waktu tertentu. Konsep puasa seperti ini sudah diketahui oleh hampir semua umat manusia. Bahkan orang ateis dan kafir pun tahu dan mengerti. Mereka tahu bahwa puasa itu identik dengan tidak makan dan tidak minum; ada pengurangan makanan dan minuman.
Akan tapi, kenapa di bulan puasa ini ada begitu banyak jenis makanan tersaji? Pada bulan-bulan biasa, tidak pernah ada muncul aneka jajanan takjil. Di bulan puasa ini ada begitu banyak bermunculan pasar kaget, yang membuat jalanan macet. Fenomena ini tidak pernah kita temukan di bulan biasa. Pada bulan puasa ini, iklan-iklan makanan di televisi begitu mendominasi. Artinya, bulan puasa ini identik dengan makan dan minum.
Apakah ini suatu penyimpangan dari ajaran agama atau hal ini sudah sesuai dengan ajaran agama? Bisa dipastikan bahwa fenomena ini tidak terdapat dalam ajaran agama, baik yang terkandung dalam Al-Quran maupun hadis. Dengan kata lain, fenomena tersebut salah. Namun, jika dikatakan suatu penyimpangan, kenapa tidak ada semacam teguran dari otoritas agama? Majelis Ulama Indonesia, baik di tingkat pusat maupun daerah terkesan bungkam, malah bukan tidak mustahil turut menikmati fenomena ini.
Yang pasti orang ateis dan kafir kebingungan. Mereka bingung antara teori dan fakta saling bertentangan; antara ajaran dan kenyataan tidak sejalan. Seolah-olah tidak ada kejelasan mana yang benar dan mana yang salah. Dan untuk mengobati kebingungan ini, umumnya orang ateis dan kafir hanya turut menikmati saja. Setiap sore ikutan memburu takjilan. Bahkan fenomena kenaikan harga di bulan puasa akibat kebutuhan akan barang meningkat, juga turut dirasakan.
Koba, 3 Juni 2017
by: adrian
Baca juga tulisan lain:

Jumat, 02 Juni 2017

ULANG TAHUN RAMADHAN: Sebuah Cerpen

Bulan ramadhan merupakan bulan suci bagi umat islam. Pada bulan ini umat islam diajak untuk menyucikan hati dan diri. Bisa dikatakan bahwa pada masa ini umat islam mengadakan retret agung. Semua ini dilaksanakan sebagai persiapan menyambut hari raya lebaran, atau biasa dikenal dengan hari raya idul fitri. Setelah sekian lama dalam proses retret, umat islam diharapkan tampil sebagai pribadi-pribadi yang fitri.
Bulan ramadhan berlangsung selama 30 hari. Sekalipun sudah ditentukan 30 hari, tetap saja penentuan akhir bulan ramadhan atau awal jatuhnya hari raya idul fitri, masih saja selalu terjadi perbedaan pandangan. Ada sekelompok umat islam yang harus mengadakan ritus melihat bulan. Padahal, jika sudah ditetapkan bulan ramadhan berlangsung selama 30 hari, maka tinggal hitung saja sejak penetapan awal ramadhan. Tapi itulah manusia; gak puas kalau gak bikin heboh.
Salah satu cirinya adalah puasa. Umumnya orang memahami puasa dengan pengurangan makan dan minum. Akan tetapi, puasa juga menyangkut banyak aspek. Inti dari puasa adalah pengendalian diri. Namun sayang, banyak orang lupa akan hakikat puasa dan jatuh pada asesoris puasa. Cerpen “Ulang Tahun Ramadhan” mencoba merekan fenomena yang terjadi pada masa bulan ramadhan ini. Dengan penggunaan bahasa yang sederhana dan alur cerita yang menarik, membuat cerpen ini dapat dinikmati siapa saja dari segala lapisan masyarakat. Bahkan cerpen ini bisa menjadi bahan permenungan selama bulan ramadhan ini. Lebih lanjut mengenai cerpen ini, silahkan baca di sini: Ulang Tahun Ramadhan