Jumat, 06 Februari 2015

Arti Kata Amin

Karena berasal dari keluarga katolik, Toni selalu pergi ke gereja pada hari Minggu. Dia senantiasa duduk bersama kedua orang tuanya. Sekalipun belum terlalu mengerti tentang ekaristi, Toni duduk menikmati suasana gereja. Sebagai seorang anak kecil, Toni tak pernah duduk diam. Matanya selalu berkeliaran mengamati situasi.

Satu situasi yang tak luput dari perhatian Toni adalah saat kotbah. Ada banyak umat tertidur ketika pastor sudah mulai berkotbah. Toni tidak tahu kenapa. Mungkin mereka capek atau karena kotbahnya. Namun satu hal yang menarik adalah ketika pastor berkata, “Amin!” di akhir kotbahnya, umat pada terbangun.

Di sekolah, suatu kali pelajaran agama membahas tentang doa. Ibu Maria, dengan gayanya yang khas dan menarik, menerangkan kepada anak-anak apa itu doa, bagaimana sikap berdoa, cara berdoa, dan lain sebagainya.

Guru   : Jadi, setiap doa kita harus ditutup dengan kata “Amin!”. Siapa yang tahu arti kata “Amin!”

Toni mengacungkan tangannya.

Guru   : Ya, Toni.

Toni     : Amin artinya bangun.

Guru   : Loh, koq bisa?

Toni    : Ya. Setiap kali pastor menyelesaikan kotbahnya, pastor berkata, “Amin!” dan umat pun bangun.

Guru   : &^%$#@*&$%?????
Pangkalpinang, 5 Desember 2014
by: adrian
Baca juga humor lainnya:

Orang Kudus 6 Februari: St. Petrus Baptista

SANTO PETRUS BAPTISTA, MARTIR
Pedro Bautista Blasquez lahir pada tahun 1545 di San Esteban del Valle, Avila, Spanyol. Ia adalah putera sebuah keluarga bangsawan yang terkenal. Petrus memutuskan untuk bergabung dengan Ordo Fransiskan pada sekitar tahun 1567. Petrus, pada awalnya, diutus sebagai misionaris ke Meksiko, sebelum menjadi misionaris ke Filipina pada tahun 1583. Pada tahun 1593, Petrus diutus untuk pergi ke Jepang, maupun sebagai superior misi di Jepang. Petrus berhasil menjalin hubungan yang baik antara Gereja dan Kaisar Hideyoshi Toyotami. Petrus mendirikan beberapa biara, sekolah dan rumah sakit.

Karena hasutan, Kaisar Hideyoshi Toyotami menganggap keberadaan biarawan katolik sebagai sebuah ancaman, sehingga ia melancarkan penganiayaan terhadap umat Kristen. Petrus ditangkap dan dipenjarakan bersama dengan biarawan Fransiskan dan Yesuit lainnya. Petrus dijatuhi hukuman mati dengan cara disalib. Petrus Baptista, OFM meninggal dunia pada 5 Februari 1597 di Nagasaki, Jepang. Pada 4 September 1627 ia dibeatifikasi bersama dengan 25 orang martir Nagasaki lainnya oleh Paus Urbanus VIII, dan pada 8 Juni 1862, mereka dikanonisasi oleh Paus Pius IX.
Baca juga riwayat orang kudus 6 Februari:

Renungan Hari Jumat Biasa IV - Thn I

Renungan Hari Jumat Biasa IV, Thn B/I
Bac I    Ibr 13: 1 – 8; Injil                  Mrk 6: 14 – 29;

Injil hari ini menampilkan kisah pembunuhan atas Yohanes Pembaptis oleh Herodes. Dikatakan bahwa Yohanes menegur Raja Herodes, yang mengambil Herodias, isteri saudaranya, sebagai isterinya. Di sini tampak bahwa Herodes tidak menghormati perkawinan. Dia, yang seharusnya cukup puas dengan isterinya, malah mengambil lagi isteri orang sebagai isteri. Herodias merasa sakit hati dengan teguran Yohanes itu sehingga ia menaruh dendam kepadanya. Dendam itu terlampiaskan ketika akhirnya ia berhasil mendapatkan kepala Yohanes di atas sebuah talam.

Bacaan pertama seakan merefleksikan teguran Yohanes Pembaptis di atas. Karena itu, dalam Surat kepada Orang Ibrani, penulis mengajak jemaat untuk menghormati nilai-nilai luhur perkawinan. Nilai-nilai luhur perkawinan yang hendak dijaga di sini adalah monogami, kesetiaan dan cinta kasih. Bagi penulis, monogami dan kesetiaan dalam perkawinan dapat diwujudkan jika masing-masing orang merasa cukup dengan apa yang ada padanya. Jika seorang suami merasa cukup dengan isteri yang ada padanya, ia tidak akan tergoda untuk selingkuh dan menikah lagi.

Keserakahan merupakan salah satu dosa utama manusia. sifat serakah ini muncul karena manusia selalu merasa kurang dan ingin lebih. Sifat ini bisa merasuk ke pelbagai kehidupan manusia. Salah satunya adalah perkawinan. Perselingkuhan dan poligami terjadi karena orang serakah. Dia tidak puas dengan apa yang sudah ada padanya. Sabda Tuhan hari ini membuka mata hati kita, khususnya terkait dengan perkawinan. Tuhan menghendaki supaya kita menjaga nilai-nilai luhur perkawinan. Salah satunya dengan setia pada pasangan kita. Kita dapat melakukannya jika kita memiliki rasa syukur; mensyukuri apa yang ada pada diri kita. Dengan sikap syukur ini, kita dapat menerima pasangan hidup kita dengan segala kelemahan, kekurangan dan juga kelebihannya.

by: adrian