Selasa, 07 Oktober 2014

Inilah Alasan Oktober Jadi Bulan Rosario

KENAPA BULAN OKTOBER JADI BULAN ROSARIO?
Bulan Oktober, bagi umat katolik, dikenal sebagai bulan Rosario. Pada bulan ini, meski bulan-bulan lain tetap terbuka, umat katolik akan melantunkan doa rosario, baik secara pribadi maupun dalam kelompok/keluarga. Penetapan bulan Oktober sebagai bulan Rosario ini didasarkan pada kebijakan Paus Leo XIII (1878 – 1903) yang menetapkan seluruh bulan Oktober sebagai Bulan Rosario untuk menghormati Bunda Maria. Hal ini berawal dari penetapan tanggal 7 Oktober sebagai hari pesta Santa Maria Ratu Rosario oleh Paus Pius V (1566 – 1572).
Kenapa tanggal 7 Oktober menjadi pesta Santa Maria Ratu Rosario? Adakah peristiwa tertentu di baliknya?
Pesta Bunda Maria Ratu Rosari tanggal 7 Oktober dirayakan untuk memperingati kemenangan armada laut Kristen di Lepanto (1571). Pada masa kekuasaan Paus Pius V, Gereja sedang dilanda bahaya besar dari Timur yang mengancam untuk memusnahkan Kristianitas di seluruh Eropa. Kaum Muslim sangat kuat dan agresif. Bapa Paus memberi peringatan kepada para raja dan pangeran di Eropa bahwa musuh akan membunuh atau menjual mereka yang ditawan ke dalam perbudakan. Akan tetapi, peringatan itu tidak diindahkan.
Ketika Jenderal La Valette yang hebat itu mempertahankan Malta dari serangan bangsa Moor, tak seorang pun yang membantunya kecuali Paus Pius V. Paus mengirimkan uang dari bendahara Vatikan demi mempertahankan benteng yang penting itu. Keterlibatan Paus membuat Raja Turki marah dan menyatakan perang kepada Italia serta mengancam akan menghancurkan setiap kota yang berada di tepi pantai.

(Inspirasi Hidup) Yesus vs Setan

YESUS  DIGODA  SETAN
BUAH-BUAH KONTEMPLASI
Setelah mengasingkan diri di sebuah tempat terpencil dan berpuasa selama 40 hari, datanglah seorang iblis menjemput Yesus dengan mobil Lemousine. Tampak iblis itu sopan, polos, lugu dan baik hati. Ia mengenakan pakaian sederhana tapi rapi; sangat kontras dengan penampilan Yesus yang kumal.

Rambut Yesus keriting acak-acakan tak tersentuh oleh sisir. Kulitnya hitam legam, kasar. Rahangnya besar menonjol keluar sehingga wajahnya seperti bersegi empat. Sedangkan matanya sipit asli. Ia mengenakan sarung baju kaos belang-belang serta kopiah tak lepas dari kepalanya.

Si iblis membukakan pintu dan mempersilahkan Yesus masuk. Setelah menutup pintu kembali, mulailah ia membawa Yesus keliling kota. Iblis tau kalo Yesus sudah lapar, maka diajaknya Yesus ke Hoka-Hoka Bento, Wendy’s, KFC, CFC, Donut’s; restoran-restoran yang menghidangkan masakan paling enak dan amat lezat menggiurkan. Namun tak ada reaksi sedikitpun dari Yesus. Akhirnya iblis sadar kalo Yesus tak punya uang.

“Bukankah kamu Kristus. Pergilah ke gereja-gereja yang kaya-kaya itu. Mintalah sebagian uang kolektenya sehingga Kau bisa ke beberapa tempat tadi untuk menikmati makanan yang ada di sana. Bukankah kau sudah lapar?”

“Hei, supaya kau tau, manusia itu hidup bukan dari roti saja tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.”

Tiba-tiba si iblis berubah wujud. Wajahnya garang sadis; brewokan dan kumisnya dilinting ke atas. Badannya kekar. Pokoknya seram abiz. Mirip seperti pembunuh berdarah dingin. Kasar tak ada sopan santun.

Renungan Hari Selasa Biasa XXVII - Thn II

Renungan Hari Selasa Biasa XXVII, Thn A/II
Bac I    Gal 1: 13 – 24; Injil               Luk 10: 38 – 42;

Injil hari ini menampilkan kunjungan Tuhan Yesus bersama para murid-Nya ke rumah Marta dan Maria. Dalam kunjungan ini ada interaksi antara Tuhan Yesus dengan Maria dan Marta. Kedua bersaudara ini menampilkan cara berinteraksi yang berbeda. Maria memilih diam di dekat Yesus sambil mendengarkan pengajaran-Nya, sementara Marta sibuk melayani Dia dan rombongan-Nya. Di sini Tuhan Yesus menunjukkan hal yang terbaik yang musti dilakukan. Itulah yang dibuat oleh Maria: duduk dekat Tuhan dan mendengarkan-Nya. Bukan lantas berarti apa yang dilakukan Marta tidak baik. Melayani merupakan tindakan yang baik, namun yang terbaik adalah seperti yang dilakukan Maria.

Melakukan yang terbaik ini juga yang ditampilkan dalam bacaan pertama. Dalam suratnya kepada jemaat di Galatia, Paulus mensyeringkan pengalaman hidupnya dalam usaha pencarian yang terbaik bagi dirinya. Sebelum berkenalan dengan Yesus Kristus, Paulus adalah orang yang unggul dalam agama dan tradisi Yahudi. Keunggulan itu, dikatakan Paulus, jauh melampaui teman-teman sebayanya. Namun setelah Paulus dipanggil oleh kasih karunia Tuhan, apa yang sebelumnya dibanggakan Paulus ditinggalkannya. Ia mulai mewartakan Injil Tuhan sehingga orang-orang memuliakan Allah.

Hidup selalu dipenuhi dengan pilihan-pilihan. Seringkali pilihan yang kita hadapi tidak hanya sebatas hitam-putih saja: antara baik dan buruk atau benar dan salah. Di antara pilihan hitam dan putih ada begitu banyak tingkatan pilihan. Jadi, pilihannya tidak hanya sebatas baik dan buruk melainkan baik, agak baik, cukup baik, lumayan baik dan  sangat baik. Melalui sabda-Nya, Tuhan menghendaki supaya kita selalu membuat skala prioritas. Tuhan mau agar kita memilih prioritas yang terbaik dalam hidup, sebagaimana yang dilakukan Maria dan Paulus. Dalam hidup kita akan berhadapan dengan pilihan baik dan terbaik; dan di antara baik dan terbaik ini pun masih ada tawaran-tawaran. Namun hendaklah kita selalu memilih yang terbaik bagi hidup kita yang sesuai dengan kehendak Allah.

by: adrian