Jumat, 08 Juni 2018

ASAL USUL PESTA TUBUH DAN DARAH KRISTUS

Minggu kedua sesudah Pentakosta, atau setelah masa paskah selesai, Gereja mengajak umatnya untuk merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus. Tujuan hari raya ini, selain untuk menghormati Yesus yang telah mengorbankan hidup-Nya di kayu salib demi keselamatan umat manusia, adalah supaya umat dapat menikmati dan menghidupi kurnia paskah, kurban Kristus dan kebangkitan-Nya dalam hidup sehari-hari setiap kali kita merayakan ekaristi.
Hari raya Tubuh dan Darah Kristus ditetapkan oleh Gereja bukan tanpa dasar. Pesta ini memiliki nilai sejarah. Pesta Tubuh dan Darah Kristus ditetapkan sesudah terjadinya mujizat ekaristi di Orvieto dan Bolsena, Italia pada tahun 1263. Dalam kacamata iman, pesta ini sebagai bentuk usaha Gereja untuk menangkal ajaran sesat bernama Barengarianisme. Mujizat itu sendiri secara tidak langsung mau melawan ajaran bidaah ini.
Sebagaimana diketahui pada pertengahan abad XI muncul aliran sesat yang disebut Barengarianisme. Aliran ini dicetuskan oleh Barengarius dari Tours (999 – 1088), seorang teolog Perancis. Barengarius menyangkal kehadiran nyata Kristus dalam ekaristi. Pada waktu itu ajaran bidaah ini merajalela di Eropa.
Pengaruh ajaran Barengarius tidak hanya mempengaruhi kaum awam saja, melainkan juga para imam. Ada banyak imam menjadi goyah imannya. Pada suatu hari seorang imam sedang dalam perjalanan ziarah ke Roma untuk panggilannya sekaligus untuk menghilangkan keragu-raguannya akan kehadiran Yesus dalam ekaristi. Dalam perjalanannya itu, ia singgah di Bolsena, sebuah kota kecil sebelah utara Roma. Pada waktu ia mempersembahkan misa di Bolsena, pada saat konsekrasi, sementara ia mengatakan, “Ini Tubuh-Ku…” hosti mulai berdarah dengan hebat.
Imam tadi mengambil korporal untuk membungkus hosti yang berdarah. Darah menetes jatuh ke atas lantai marmer di depan altar. Imam itu segera membawa hosti kepada Paus Urbanus V, yang waktu itu sedang berada di Orvieto, yang tak jauh dari sana. Bapa Paus menyatakan bahwa mujizat ekaristi telah terjadi untuk mengusir bidaah Barengarianisme. Bapa Paus juga menetapkan suatu pesta baru, yaitu Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus, untuk mengenang mujizat Bolsena.
Hingga kini ubin-ubin marmer yang ternoda darah disimpan di Bolsena dan korporal yang ternoda darah disimpan di Orvieto. Dua benda ini dijadikan kenangan akan mujizat ekaristi, sehingga dengan demikian umat tidak perlu lagi meragukan kehadiran nyata Yesus Kristus dalam ekaristi, khususnya dalam hosti dan anggur. Dengan kata lain, dengan pesta Tubuh dan Darah Kristus, umat diajak untuk mengakui dengan iman bahwa hosti yang disambutnya adalah benar-benar Tubuh Kristus, dan anggur dalam piala adalah benar-benar Darah Kristus.
by: adrian
sumber: Sesawi Net dan sumber lainnya