Paus
Fransiskus memulai liturgi Pekan Suci yang disiarkan langsung pada hari Minggu
dengan mengatakan bahwa penderitaan yang dialami Yesus selama penyaliban
dimaksudkan untuk meyakinkan umat manusia bahwa kita tidak sendirian – dan bahwa
pandemi virus korona (covid-19) saat ini adalah kesempatan untuk mencintai dan
melayani orang lain, seperti yang Yesus telah lakukan. “Ketika kita menemukan
diri kita di jalan buntu, tanpa cahaya dan tidak ada jalan keluar, ketika
tampaknya Tuhan sendiri tidak peduli, kita harus ingat bahwa kita tidak
sendiri,” ujar Paus Fransiskus dalam homilinya saat Misa Minggu Palma, 5 April
2020, yang merupakan awal Pekan Suci Gereja.
Berbicara
dalam misa yang disiarkan langsung di Basilika Santo Petrus yang hampir kosong,
Paus Fransiskus mencatat bahwa seperti banyak orang yang berjuang dengan rasa
takut dan ketidak-pastian, Yesus sendiri mengalami “perubahan total dalam
situasi yang belum pernah Ia alami sebelumnya, agar kemudian bersatu dengan
kita dalam segala hal”. Paus Fransiskus menjelaskan, “Itulah cara Yesus melayani
kita: Dia turun ke jurang penderitaan yang paling pahit, memuncak dalam
pengkhianatan,” bahkan perasaan ditinggalkan oleh Allah.
Di tengah
situasi saat ini, dimana covid-19 terus menyebar dan merengut nywa, Paus
Fransiskus berkata, “Yesus berbicara kepada setiap orang dan mengatakan:
beranilah, buka hatimu untuk cinta-Ku. Kamu akan merasakan penghiburan karena
Allah yang menopang kamu.”
Paus
Fransiskus berbicara selama Misa Minggu Palma, yang tahun ini disiarkan
langsung dari dalam Basilika Santo Petrus. Misa publik di seluruh Italia telah
ditangguhkan sejak 8 Maret, dan sejalan dengan pembatasan itu, Vatikan memilih
untuk merayakan Pekan Suci dan liturgi Paskah tanpa kehadiran umat. Paus
Fransiskus tidak merayakan Misa Minggu Palma di altar utama basilika, sepertti
biasanya ia lakukan. Paus Fransiskus memimpin misa dari altar kursi, yang
berada di belakang altar utama, tepat di bawah jendela Roh Kudus, lukisan
seniman barok terkenal Gian Lorenzo Bernini.