Kamis, 03 September 2015

Ziarah ke Israel #15

HOLY SEPULCHRE CHURCH
Setelah mengadakan ibadah jalan salib, kami melaksanakan perayaan ekaristi. Misa diadakan di gereja, yang diyakini sebagai tempat Tuhan Yesus disalibkan. Setelah perayaan ekaristi, rombongan kami mengunjungi makam Tuhan Yesus.

Renungan Hari Kamis Biasa XXII - Thn I

Renungan Hari Kamis Biasa XXII, Thn B/I
Bac I  Kol 1: 9 – 14; Injil           Luk 5: 1 – 11;
Dalam suratnya kepada Jemaat di Kolese, yang menjadi bacaan pertama hari ini, Paulus mengungkapkan bahwa ia selalu berdoa kepada Tuhan untuk jemaatnya supaya mereka senantiasa menerima dan hidup dalam Tuhan. Dengan demikian maka mereka dapat hidup layak di hadapan Tuhan dan berkenan kepada-Nya, sehingga mereka dapat “memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik.” (ay. 10). Di sini terlihat jelas kaitan antara menerima Tuhan dengan menghasilkan buah. Orang yang menerima Tuhan harus menghasilkan buah-buah kebaikan.
Hal inilah yang terlihat pada diri Petrus dalam bacaan Injil hari ini. Petrus menjelaskan kepada Tuhan Yesus bahwa sudah semalam-malamnya ia menangkap ikan, tapi tidak berhasil. Sebagaimana yang sudah diketahui, Petrus adalah seorang nelayan. Dia tahu betul soal danau. Sementara Tuhan Yesus sama sekali tidak memiliki latar belakang nelayan. Satu hal yang menarik adalah Petrus mau menerima Tuhan Yesus. “Karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.” (ay. 5). Petrus menerima Tuhan Yesus dan penerimaan itu menghasilkan buah “sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak.” (ay. 6). Dan di akhir cerita dapat diketahui bahwa Petrus “meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikuti Yesus.” (ay. 11).
Sabda Tuhan hari ini mau menyadarkan kita akan kekristenan kita. Tentulah kita sudah tahu bahwa melalui baptisan yang diterima, kita telah menerima Tuhan Yesus dalam hidup kita. Kita menjadi pengikut-Nya. Namun, menjadi pertanyaannya adalah sudahkah kita menghasilkan buah-buah kebaikan? Melalui sabda-Nya, Tuhan menghendaki supaya kita senantiasa menyertakan Tuhan dalam setiap gerak kehidupan kita. Sekalipun kita mampu dan hebat, tetaplah kita menerima Tuhan dalam hidup ini. Kita membiarkan diri kita dituntun oleh-Nya, sehingga dengan demikian usaha kita akan menghasilkan buah berlimpah yang berguna bagi sesama.***
by: adrian