Selasa, 06 November 2012

(Pencerahan) Berani Karena & Untuk Benar

Berdiri dan maju untuk memberi kesaksian
Mengatakan kebenaran, seperti yang diyakini, menuntut keberanian, apalagi kalau seseorang termasuk anggota sebuah lembaga atau instansi.

Menentang lembaga atau instansi menuntut keberanian yang lebih besar lagi. Justeru hal seperti itulah yang dilakukan oleh Yesus.

Ketika Krushchev mengucapkan tuduhan berat untuk menggugat jaman Stalin, dilaporkan bahwa salah seorang yang ada di ruang sidang berkata, “Engkau berpihak pada siapa, saudara Krushchev, waktu semua orang yang tidak bersalah ini dibantai?”

Krushchev berhenti, memandang ruang sidang berkeliling, lalu berkata, “Kuminta, saudara yang baru menyela tadi berdiri dan maju!”

Ketegangan memuncak di ruang sidang. 
Tak seorang pun berdiri dan maju.

Lalu Krushchev meneruskan, “Nah, sekarang saudara sudah mendapat jawaban, entah siapa saudara. Dulu saya bersikap sama seperti saudara sekarang ini!”

Andaikata Yesus yang disuruh, 
tentu Ia akan berdiri dan maju.

by: Anthony de Mello, Burung Berkicau
Baca juga refleksi lainnya:

Orang Kudus 6 November: St. Nuno Pareira

Santo nuno pareira, pengaku iman


Nuno lahir pada tahun 1360. Ketika menjadi panglima angkatan perang Portugis, ia membela hak atas takhta kerajaan yang sah. Kemudian ia mengundurkan diri dan menjadi bruder Karmelit yang sangat saleh. Ia meninggal dunia pada tahun 1431.

Sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun

Renungan Hari Selasa Biasa XXXI - Thn II

Renungan Hari Selasa Pekan Biasa XXXI B/II
Bac I  Flp 2: 5 – 11; Injil        Luk 14: 15 – 24

Dalam Injil hari ini, sama seperti kemarin, Yesus mengungkapkan pengajaran-Nya melalui perumpamaan undangan perjamuan pesta. Hanya temanya berbeda. Pesta perjamuan dalam Injil ini mengarah kepada perjamuan dalam Kerajaan Allah, di mana Allah sendiri sebagai Tuan pestanya.

Perjamuan pesta itu diperuntukkan bagi siapa saja. Tuan pesta ingin agar banyak orang ikut menikmati kebahagiaan pestanya. Karena itu ia mengundang banyak orang. Targetnya " rumahku harus penuh." (ay. 23c).

Akan tetapi ada juga orang yang menolak undangan itu dengan berbagai alasan. Alasan-alasan yang diberikan semuanya bersifat pribadi (egois). Ini menunjukkan sikap egois, hanya melihat kepentingan sendiri. Mereka tidak melihat kepentingan bersama; bahwa pesta perjamuan itu untuk kebahagiaan diri dalam kebersamaan.

Gambaran perjamuan pesta dengan undangan ini mau menggambarkan realitas umat manusia, baik pada jaman Yesus maupun jaman kini. Sebenarnya kita semua diundang ke pesta perjamuan itu oleh Allah. Allah ingin agar kita bahagia. Namun ego kita sering menghalangi kita untuk merasakan kebahagiaan Allah dan juga kesempatan bertemu dengan Allah.

Oleh karena itu, sabda Tuhan hari ini merupakan tawaran bagi kita untuk berbahagia. Yang menjadi persoalannya adalah apakah kita mau menanggapinya?

by: adrian