Senin, 25 Agustus 2014

Renungan Hari Senin Biasa XXI - Thn II

Renungan Hari Senin Biasa XXI, Thn A/II
Bac I    2Tes 1: 1 – 5, 11 – 12; Injil              Mat 23: 13 – 22;
Bacaan pertama hari ini, diambil dari surat Rasul Paulus yang kedua kepada jemaat di Tesalonika. Dalam suratnya itu Paulus mengungkapkan rasa bangganya kepada kehidupan rohani jemaat di sana yang sesuai dengan kehendak Allah. Yang menarik di sini adalah rasa bangga itu tidak semata-mata tertuju pada Paulus pribadi karena usaha dan perjuangannya, melainkan ditujukan kepada Allah karena usaha para jemaat. Atas kehidupan umat yang membanggakan itu, Paulus menghaturkan syukur kepada Allah. Paulus bangga karena umat hidup seperti yang diajarkannya; dan apa yang diajarkan Paulus telah dihidupinya. Jadi, jemaat mendapat pengajaran Paulus bukan hanya dari verbal saja melainkan juga dari peri hidupnya.
Apa yang dicontohkan Paulus dalam bacaan pertama itu bertentangan dengan apa yang dilakukan para ahli Taurat dan kaum Farisi, yang oleh Yesus disebut orang-orang munafik. Dalam Injil hari ini Tuhan Yesus mengecam mereka. Salah satu alasan kecaman Yesus adalah mereka hanya bisa berkata-kata tapi tak bisa berbuat. Para ahli Taurat dan kaum Farisi bukannya membantu umat untuk bisa sampai kepada Allah, tapi malah justru menghalangi; dan parahnya mereka sendiri tak dapat ke sana.

Melalui sabda-Nya, Tuhan mau menyadarkan kita untuk setia pada perkataan. Tuhan menghendaki supaya kita menampilkan kesesuaian antara kata dan perbuatan. Hal ini cocok buat tokoh agama saat ini, yang lebih suka berbicara tapi kurang pelaksanaannya. Misalnya, banyak imam dalam kotbahnya mengajak umat untuk hidup sederhana sesuai ajaran Yesus, tapi dirinya sendiri berkelimpahan harta kemewahan. Atau menghimbau umat untuk tidak korupsi, sementara ada banyak uang Gereja diambil demi kepentingan pribadi. Karena itu, melalui sabda-Nya, Tuhan menghendaki supaya kita tidak hanya memberi contoh lewat kata-kata saja, melainkan juga melalui perbuatan nyata.
by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar