Jumat, 05 Juni 2015

Dasar Orang Gila

Dodi dan Bobi adalah penghuni rumahsakit jiwa. Suatu hari keduanya berjalan-jalan di halaman rumahsakit itu. Tiba-tiba Dodi menemukan sebuah cermin kecil. Ia melihat ke dalam cermin itu. Dia melihatnya lagi, dan lagi. Wajahnya mengambarkan ekspresi kebingungan.
Dodi    : Bob, aku penasaran sekali. Sepertinya aku pernah melihat wajah ini sebelumnya.
Bobi   : Coba berikan padaku.
Bobi mengambil cermin dari tangan Dodi dan melihat ke dalam cermin itu.
Bobi   : Kamu ini benar-benar konyol sekali! Ini kan jelas-jelas wajahku!
edited by: adrian
Baca juga humor lainnya:

Renungan Hari Jumat Biasa IX - Thn I

Renungan Hari Jumat Biasa IX, Thn B/I
Bac I  Tob 11: 5 – 17; Injil        Mrk 12: 35 – 37;

Dalam Injil hari ini Tuhan Yesus menerangkan mengenai Mesias. Bagi orang Yahudi kehadiran Mesias sangat dinanti-nantikan, karena akan membawa pembebasan dan keselamatan bagi mereka. Dari penjelasan Tuhan Yesus tampak jelas kalau konsep Mesias orang Yahudi bersifat duniawi. Hal ini didasarkan dari pernyataan bahwa Mesias adalah anak Daud. Akan tetapi, dengan logika akali, Tuhan Yesus menjelaskan bahwa konsep Mesias yang dirindukan itu harus melampaui aspek duniawi. Ia lebih bersifat rohani-spiritual. Dikatakan bahwa banyak orang mendengarkan penjelasan Tuhan Yesus dengan penuh minat (ay. 37).
Bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Tobit, bercerita tentang Tobia dan isterinya, Sara, pulang kembali ke Tobit. Melalui Tobia, mata Tobit yang sebelumnya buta, pulih kembali. Tobit benar-benar merasakan belas kasih Allah. Hal itulah yang diwartakannya kepada segenap penduduk kota Niniwe, sehingga mereka semua tercengang-cengang (ay. 16). Dapat dikatakan bahwa awalnya penduduk menilai bahwa Tobit mendapat kutuk dan tak mungkin lagi sembuh. Mereka menggunakan kemampuan manusiawi dalam menilai penyakit Tobit tanpa memberi kesempatan kepada kemurahan Tuhan.
Hidup manusia mempunyai aneka dimensi paradoksal. Ada dimensi rohani, ada pula jasmani. Ada dimensi duniawi, dan ada pula ilahi-spiritual. Kelihatan dimensi-dimensi ini saling bertentangan, akan tetapi keduanya saling melengkapi. Manusia hendaknya tidak hanya berkutat pada satu dimensi saja. Hal inilah yang hendak ditawarkan Tuhan melalui sabda-Nya hari ini. Berkaitan dengan mesianisme, Tuhan menghendaki agar kita tidak seperti orang Israel, yang melihat Mesias itu hanya dari dimensi duniawi saja dan mengabaikan dimensi rohani-spiritual. Atau seperti orang-orang Niniwe yang mengabaikan kemampuan ilahi dalam proses kesembuhan fisik ragawi. Tuhan ingin agar kita menjaga keseimbangan dimensi-dimensi itu dalam kehidupan kita.***
by: adrian