Jumat, 06 Desember 2013

Sok Kaya

Setelah sekian lama tidak memiliki HP, akhirnya Romo Tony mempunyai HP. Nokia 105, yang bagi kebanyakan orang masih masuk kategori jadul. Ada umat yang mempertanyakan kenapa si romo memilih HP jadul itu.

Umat  : HP romo jadul amat. Gak kayak romo-romo lain. BB, Lumia dan Galaxy.

Romo : Yang penting bisa telpon dan sms-an.

Umat  : Romo gak punya duit ya?

Romo : Soal duit, gak usah tanya. Sebenarnya duit saya bisa banyak. Tapi saya tidak mau. Banyak yang menawarkan duit, tapi saya tolak.

Umat  : Ahk, masak sih???

Romo : Iya. Baru tiga hari saya punya HP ini, sudah ada 8 sms yang menawarkan uang ke saya. Ada yang bilang nomor saya kena undian. Saya dapat 150 juta. Ada juga hadiah dari Indomie, Popmie, TELKOMSEL, dan masih banyak lagi. Rata-rata nominalnya di atas 75 juta. Tapi semuanya saya tolak, karena saya tak butuh banyak uang.

Umat  : Ahk romo lebay dech. Itu sih penipuan!

Romo : Oya??!!??
Jakarta, 16 Nov 2013

TV One Menyesatkan

BUKANNYA MENCERAHKAN, TV ONE MALAH MENYESATKAN
Salah satu persoalan Ibukota DKI Jakarta adalah kemacetan. Ada banyak faktor yang menjadi penyebab kemacetan itu. Dan Pemprov DKI tidak tinggal diam. Berbagai kebijakan sudah dikeluarkan demi mengatasi masalah kemacetan tersebut. Salah satunya adalah sterilisasi jalur busway.

Namun perlu disadari bahwa masalah kemacetan ini bukan hanya urusan Pemprov DKI, Jokowi dan Ahok, saja. Persoalan kemacetan adalah juga urusan semua warga Jakarta dan juga pemerintah pusat. Pemprov hanya sebatas memikirkan dan mengeluarkan kebijakan yang berlaku untuk semua. Yang melaksanakan kebijakan itu bukan cuma pihak pemprov saja, melainkan juga semua warga ibukota.

Artinya, semua elemen masyarakat harus turut serta dengan cara mengikuti apa yang dikehendaki pemprov untuk mengatasi kemacetan. Media massa, sebagai salah satu elemen masyarakat, sudah semestinya menjadi sarana untuk membantu mengatasi masalah kemacetan ini dengan himbauan-himbauan pencerahan kepada masyarakat.

Akan tetapi, hal ini tidak terlihat pada TV ONE. Bukannya memberi pencerahan, TV ONE justru menyesatkan masyarakat. Ini terjadi pada acara KABAR PETANG, 3 Desember 2013 (sebelum topik Jakarta Darurat Macet atau sebelum azan magrib). Dalam acara itu TV ONE mengatakan bahwa sterilisasi jalur busway dilihat sebagai pemicu kemacetan. Terkesan bahwa TV ONE hanya mau mengkritik kebijakan pemprov soal sterilisasi jalur busway.

Bagi pemprov dengan kebijakan itu masyarakat “dipaksa” untuk meninggalkan kendaraan pribadi dan beralih ke kendaraan umum (dalam hal ini Trans Jakarta). Logikanya, dengan meninggalkan kendaraan pribadi dan pindah ke kendaraan umum, berarti jumlah kendaraan akan berkurang dari jalanan. Dengan demikian kemacetan sedikitnya teratasi.

Di sini tampak bahwa TV ONE tidak menangkap maksud pemprov dengan kebijakan itu. Dan tanpa memahami atau mengerti maksud kebijakan pemprov itu, TV ONE malah buat pernyataan bahwa sterilisasi jalur busway pemicu kemacetan. Jelas, ini sebuah pembodohan bagi masyarakat. Jadi, bukannya mencerahkan, tapi justru membodohkan masyarakat dengan berita menyesatkan.

Seharusnya TV ONE turut serta dalam mengurai masalah kemacetan ini dengan cara menghimbau dan mengajak masyarakat untuk meninggalkan kendaraan pribadi dan mulai menggunakan kendaraan umum. TV ONE mesti memberi pencerahan dengan himbauan-himbauan kepada warga untuk sadar bahwa masalah kemacetan adalah tanggung jawab bersama, bukan cuma pemprov saja.

Kenapa TV ONE sampai pada kesimpulan menyesatkan itu? Ada tiga kemungkinan. Pertama, mungkin karena kebodohan para awak medianya yang tidak dapat memahami maksud kebijakan sterilisasi jalur busway. Kedua, mungkin karena TV ONE berpikir instan. Jadi, dengan dikeluarkan kebijakan sterilisasi jalur busway, segera masalah kemacetan hilang. TV ONE berpikir bahwa mengatasi masalah kemacetan itu semudah membalikkan telapak tangan. Padahal tidaklah demikian. Mengatasi masalah kemacetan berarti menghadapi ratusan ribu manusia dengan segala ego dan kepentingannya. Adalah sangat sulit mengatur manusia sebanyak itu, apalagi yang sudah terbiasa dengan hidup seenaknya. Jadi, sangat tidak bijak kalau kita mengharapkan kebijakan instan untuk mengatasi kemacetan. Ketiga, mungkin TV ONE membawa misi tokoh tertentu untuk menjatuhkan popularitas Jokowi, yang dari hasil survei selalu berada di atas sebagai calon presiden.

Karena itu, perlulah disadari bahwa kemacetan adalah tugas kita juga untuk mengatasinya. Dengan meninggalkan ego kita masing-masing dan mengikuti kebijakan pemprov, kita sudah membantu mengurai benang kusut kemacetan ibukota. Harus diingat baik-baik bahwa kebijakan yang dikeluarkan pemprov DKI bukan untuk kepentingan Jokowi dan Ahok. Kebijakan itu untuk semua warga. Kita tidak bisa mengharapkan kebijakan yang instan. Semua itu membutuhkan proses. Dalam proses, semua elemen turut berperan.

Mari kita dukung kebijakan itu!
Bandung, 3 Des 2013
by: adrian

Renungan Hari Jumat Adven I - A

Renungan Hari Jumat Adven I, Thn A/II
Bac I   : Yes 29: 17 – 24; Injil      : Mat 9: 27 – 31

Dalam bacaan pertama hari ini, kembali Nabi Yesaya menggambarkan hari keselamatan yang akan datang. Dikatakan bahwa pada waktu itu orang tuli akan mendengar dan orang buta akan melihat (ay. 18); yang sengsara akan bersukaria dan orang miskin akan bersorak-sorai (ay. 19). Setelah menikmati keselamatan itu, “mereka akan menguduskan Yang Kudus.” (ay. 23). Sekali lagi mau ditunjukkan di sini bahwa Allah peduli dengan kaum lemah, miskin dan menderita.

Gambaran Nabi Yesaya akan hari keselamatan tampak nyata dalam Injil. Dalam Injil hari itu dikisahkan bahwa Yesus mencelikkan mata dua orang buta. Setelah peristiwa itu mereka “memasyhurkan Dia ke seluruh daerah itu.” (ay. 31). Peristiwa ini harus dibaca bahwa hari keselamatan itu sudah datang.

Setiap manusia menantikan hari keselamatan itu tiba. Tidak ada satu manusia pun yang tahu kapan saat itu datang. Kepada kita diminta untuk berjaga-jaga. Namun hari ini, lewat sabda-Nya, Tuhan menghendaki kita untuk mewujudkan saat itu sekarang ini dan di sini. Dengan kata lain, sambil menantikan kepenuhan hari keselamatan itu, kita diajak untuk mewujudkan hari keselamatan dalam kehidupan. Salah satu caranya adalah dengan saling membantu dan menghibur sesama kita, meringankan penderitaan sesama, membuka mata mereka akan karya keselamatan Tuhan, dll.

by: adrian