Jumat, 30 November 2018

SATU KITAB DUA PESAN BERTENTANGAN


Islam dikenal sebagai agama dengan dua wajah. Di satu wajah islam dikenal sebagai agama rahmatan lil alamin, di wajah yang lain islam dikenal sebagai agama teroris (baca: fundamental-radikalis yang cenderung anarkis). Wajah islam yang penuh kasih ini sering kali dikumandangkan oleh tokoh-tokoh muslim. Dan biasanya untuk mengimbangi aksi-aksi kekerasan yang dilakukan umat islam dengan mengatas-namakan islam. Sedangkan wajah islam yang beringas merupakan gambaran kenyataan.
Baik wajah kasih maupun wajah beringas, kedua-duanya mendapatkan legitimasinya dari ajaran islam sendiri, baik itu dalam Al-Quran maupun Hadis. Umumnya orang islam yang islamnya berwajah kasih menolak bila dikatakan bahwa islam itu berwajah beringas. Padahal, keberingasan itu merupakan salah satu hakikat islam. Sebagai contoh, pasca kudeta Mekkah, ada pendapat yang mengatakan bahwa kelompok Juhaiman adalah orang-orang muslim sejati. Lawrence Wright, dalam bukunya “SejarahTeror” menilai kalau tokoh-tokoh sentral teroris, misalnya seperti Juhaiman, Azzam, Zawahiri, Syeikh Omar, Osama bin Laden, Mullah Omar, dll adalah orang yang teguh berpegang pada agamanya. Bahkan ada yang mengatakan bahwa Osama bin Laden adalah prototipe nabi Muhammad.

Kekerasan sebagai ajaran islam dibenarkan juga oleh Front Pembela Islam. Seperti yang ditulis Damar Iradat di Metrotv New dot com, bahwa tindakan anarkis yang biasa dilakukan oleh FPI sudah sesuai ajaran islam. Jika memang kekerasan yang dilakukan FPI tidak sesuai, tentulah otoritas islam Indonesia (MUI) akan mengambil sikap. Bukankah itu merupakan bentuk pelecehan terhadap islam? Namun faktanya, MUI diam.