Jumat, 30 Januari 2015

Ketegasan Tukang Parkir

Karena belum bisa membawa mobil sendiri, berhubung masih kurang sehat, Romo Agus meminta rekannya, Romo Anto, untuk mengantarnya ke Rumah Sakit Bakti Wara. Ketika mau memasuki pintu masuk rumah sakit, Romo Anto sibuk mencari uang kecil di sakunya untuk bayar uang parkir.

Melihat hal itu, Romo Agus menasehati temannya untuk menyampaikan kepada petugas parkir bahwa mereka adalah imam. “Pasti kita bebas parkir. Ini kan Rumah Sakit Keuskupan. Kita adalah keuskupan.” Kilah Romo Agus seraya meniru salah satu slogan kampanye Jokowi.

Ketika tiba di pos parkir, Romo Anto mencoba saran temannya.

Romo Anto    : Kami romo. Mau antar Romo Agus.

Petugas          : Tiga ribu. (dengan muka jutek)

Romo Anto    : Iya, kami ini pastor.

Petugas          : Jangankan pastor, Yesus masuk pun tetap saya minta 
                         tiga ribu.

Romo Anto    : *&^%$#????
Pangkalpinang, 17 November 2014
by: adrian
Baca juga humor lainnya:

Orang Kudus 30 Januari: St. Maria Ward

SANTA MARIA WARD, PENGAKU IMAN
Maria Ward hidup antara tahun 1585 – 1645. Puteri bangsawan Inggris ini berkali-kali terpaksa mengungsi karena ingin mengikuti misa kudus. Sebab perayaan ekaristi dilarang oleh Ratu Elisabeth. Pada umur 20 tahun, ia melarikan diri ke Belgia untuk masuk biara Klaris. Ia mencoba dua kali, tetapi selalu gagal walaupun sudah berusaha setaat mungkin pada aturan biara.

Akhirnya ia mendirikan kumpulan wanita yang hidup bersama tanpa klausura atau pakaian biara. Sebab, mereka mau kembali ke Inggris untuk memperkuat iman umat yang dianiaya. Beberapa kali pulang, dikejar-kejar, dipenjarakan dan dihukum, namun ia dibebaskan lagi. Ia kemudian kembali ke Belgia, memimpin Puteri-puteri Inggris dan berusaha mendapatkan pengakuan dari Bapa Paus di Roma. Di Munchen ia dipenjarakan sebagai seorang bidaah, dan pada tahun 1631, Suster-suster Jesuit-nya dilarang oleh Paus. Namun akhirnya ia direhabilitasi dan perjuangannya supaya kaum wanita boleh merasul seperti kaum pria diterima oleh pejabat Gereja yang masih berpikiran kolot.

sumber: Iman Katolik
Baca juga riwayat orang kudus 30 Januari:

Renungan Hari Jumat Biasa III - Thn I

Renungan Hari Jumat Biasa III, Thn B/I
Bac I    Ibr 10: 32 – 39; Injil             Mrk 4: 26 – 34;

Injil hari ini menampilkan pengajaran Tuhan Yesus tentang Kerajaan Allah dalam bentuk perumpamaan. Ada dua perumpamaan yang diberikan. Keduanya sama-sama menekankan hal yang sama, yaitu proses. Lewat perumpamaan ini mau dikatakan bahwa Kerajaan Allah itu membutuhkan suatu proses, seperti berawal dari benih lalu muncul tunas dan kemudian menjadi batang; dari batang muncul cabang dan ranting yang akhirnya mengeluarkan buah. Terlihat bahwa proses itu membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Dalam masa proses itu dibutuhkan pengorbanan serta ketekunan.

Apa yang disampaikan Injil di atas sejalan dengan apa yang disampaikan penulis Surat kepada Orang Ibrani. Dalam bacaan pertama, penulis menyadarkan para pembacanya bahwa untuk sampai kepada keselamatan akhir (Kerajaan Allah, dalam Injil) butuh suatu proses. Umat sudah menerima terang (Kristus), maka hendaklah terang itu dipertahankan. Dalam proses itu akan ada penderitaan (itu merupakan pengorbanan); karena itu dibutuhkan ketekunan. Penulis meminta mereka untuk tidak meninggalkan terang itu sekalipun penderitaan melanda.

Perjalanan hidup kita akan berakhir pada Kerajaan Allah. Dia-lah tujuan akhir perjalanan hidup manusia. Untuk bisa sampai ke sana, dibutuhkan proses yang panjang dan butuh pengorbanan. Bukan dengan menerima sakramen otomatis kita masuk Kerajaan Allah. Bukan pula dengan rajin misa setiap minggu kita nanti pasti berada di dalam Kerajaan Allah. Dibutuhkan pejuangan, tantangan dan pengorbanan. Karena kita akan menghadapi banyak cercaan dan penderitaan yang dapat mengubah arah haluan kita. Tuhan menghendaki supaya kita tetap setia pada proses perjalanan kita. Inilah yang dikehendaki Tuhan melalui sabda-Nya. Sabda Tuhan ini bisa juga mengajarkan kita bahwa untuk mencapai suatu sukses dibutuhkan proses dan proses itu butuh pengorbanan, kesetiaan dan ketekunan.

by: adrian