Rabu, 21 September 2016

Bahan Pelajaran Agama Katolik SMA/K XII, Bab 2 sub C

KERJASAMA ANTARUMAT BERAGAMA & BERKEPERCAYAAN
Seorang katolik pernah terlibat dalam suatu forum kerjasama antarumat beragama. Kegiatan forum ini mengadakan dialog antariman dan kegiatan sosial. Dari keterlibatan ini ia mendapatkan pencerahan:
     a.    Tuhan itu satu dan sama untuk semua orang
     b.    Di hadapan Tuhan semua manusia setara
     c.    Agama sebagai jalan menuju Tuhan
     d.    Agama itu tuntunan kepada kebaikan
   e.    Dalam menghayati dan mengamalkan agama, manusia perlu rendah hati dan toleransi
Lima poin di atas bisa menjadi titik temu umat beragama untuk menjalin dialog dan kerjasama.
1.    Berbagai Bentuk Kerjasama Antarumat Beragama
Untuk menemukan bentuk kerjasamanya, terlebih dahulu perlu dipahami sikap beragama. Ada 5 sikap beragama yang menjadi titik tolak pemikiran, yaitu:
(a) Eksklusivitas: merasa ajaran agama yang dipeluk adalah yang paling benar, sedangkan agama lain sesat dan wajib ditobatkan.
(b) Inklusivitas: bersikap bahwa di luar agamanya ada juga kebenaran, meski tidak sesempurna agamanya
(c) Pluralitas atau Paralelisitas: bersikap bahwa agama-agama lain adalah jalan yang sama-sama sah untuk mencapai kebenaran yang sama
(d) Ekletivitas: sikap keberagaman yang berusaha memilih dan mempertemukan berbagai segi ajaran agama yang dipandang baik dan cocok untuk seseorang
(e) Universalitas: bersikap bahwa pada dasarnya semua agama adalah satu dan sama
Dari lima sikap di atas, yang pertama merupakan sikap yang akan menghambat kerjasama. Karena itu, sikap ini harus disingkirkan. Setelah itu, kita dapat melakukan kerjasama di segala bidang seperti olahraga, kesenian, bakti sosial, ekonomi, dll. Semua itu dapat terwujud jika semua pihak dibebaskan dari segala konflik kepentingan.
2.    Usaha Umat Beriman Mewujudkan Kerjasama Antarumat Beragama
Ada beberapa usaha yang bisa dilakukan, yaitu
(a) Membentuk Forum Persaudaraan Antarumat Beriman. Forum ini menjadi ajang komunikasi, dialog dan kerjasama.
(b) Meningkatkan inklusivitas.
(c) Mengadakan sarana dan prasarana sosial, yang memungkinkan perjumpaan umat beragama.
(d) Pemberdayaan ekonomi masyarakat.
(e) Menyediakan kurikulum pendidikan yang bersifat inklusif
(f)   Membangun budaya yang mampu menciptakan keharmonisan hidup
(g) Membangun sistem politik yang bebas dari segala bentuk konflik kepentingan antargolongan atau agama.
Jika dilihat beberapa usaha di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk mewujudkan kerjasama antarumat beragama bukan semata-mata tugas masyarakat semata atau tokoh agama saja, melainkan semua elemen masyarakat termasuk elite pemerintah dan elite politik.
3.    Rancangan & Pelaksanaan Kegiatan Kerjasama Antarumat Beragama
Dialog dan kerjasama spontan dimungkinkan terjadi, tapi hasilnya kurang maksimal. Agar dialog dan kerjasama itu mendapatkan hasil yang baik, maka selain kita meningkatkan mutu keberimanan, kita juga perlu melanjutkan dengan rencana aksi yang konkret dan realistis. Dibutuhkan perencanaan yang matang dengan target-target yang jelas, seperti menyangkut waktu, materi atau bentuk kegiatan, tujuan yang mau dicapai, siapa saja yang dilibatkan, dll.
Hal ini dapat mulai dilakukan di sekolah. Akan tetapi, hendaknya acara ini tidak hanya melibatkan warga internal sekolah, melainkan juga mengundang sekolah-sekolah lain.
sumber: Pendidikan Agama Katolik: Menjadi Murid Yesus untuk SMA/K Kelas XII
Baca juga: