Jumat, 24 April 2015

Solusi Orang IT

Suatu hari, saat sarapan pagi, Romo Aloy mengutarakan keluhannya berkaitan dengan anak-anak seminari. Hadir dalam sarapan itu, Romo Samuel dan Romo Poldo, yang baru selesai kuliah di bidang IT.

Aloy         : Anak-anak sekarang susah. Diomongin gak mau dengar. Dinasehati juga demikian. Padahal semuanya demi kebaikan mereka. Gimana menurut kalian?

Samuel        : Secara psikologi, mereka berada dalam masa remaja. Gejolak remaja memang seperti itu. Jadi, kita harus mendekati mereka sebagai seorang remaja. Jangan perlakukan mereka seperti anak-anak, atau menganggap mereka sebagai orang dewasa.

Adri           : Salah satu akarnya ada dalam keluarga. Mungkin pendidikan masa kecil di keluarga kurang jalan.

Aloy            : Menurutmu gimana, Do?

Poldo         : Periksa jaringannya, Kae. Mungkin jaringannya kurang bagus, sehingga suka lelet.

Semua         : *&%^$#@&%&$?????
Pangkalpinang, 12 Maret 2015
by: adrian
Baca juga humor lainnya:

Orang Kudus 24 April: St. Rosa Virginia Pellitier

SANTA ROSA VIRGINIA PELLETIER, PERAWAN
Rosa Virginia Pelletier lahir pada 31 Juli 1796 di sebuah daerah pengungsian di pulau Noimoutier. Ayahnya, Julian Pelletier, adalah seorang dokter. Ibunya bernama Anne Moirain. Perkawinan kedua orang tuanya berlangsung ketika sang ayah berumur 29 tahun, dan ibunya berumur 20 tahun. Ketika itu mereka tinggal di Soullans, sebuah daerah dataran rendah yang indah di Perancis.

Sekitar 21 Januari 1793 pecahlah pergolakan hebat di seluruh negeri Perancis. Kehidupan Gereja pun turut terguncang. Banyak imam yang dibunuh oleh orang-orang yang membenci Gereja. Namun sayang bahwa penjahar-penjahat itu tidak ditangkap dan dihukum. Mereka dibiarkan berkeliaran dan melakukan berbagai aksi kejahatan. Mengingat bahaya yang menimpa imam-imam, maka keluarga Pelletier pindah ke pulau Noimoutier, tempat kelahiran Rosa Virginia Pelletier. Rosa dididik secara katolik dalam lingkungan yang sangat baik. Semenjak kecil ia dilatih untuk bekerja keras dan berkelakuan baik terhadap orang lain. Namanya Rosa berarti Bunga Mawar, menunjukkan harapan orang tuanya akan perkembangan diri Rosa menjadi seorang putri yang harum namanya dan berguna bagi banyak orang lain. Sedangkan Virginia yang berarti Perawan, menunjukkan harapan orang tuanya untuk suatu corak hidup yang mengikuti teladan Bunda Perawan Maria.

Setelah hidup lama di Noimoutier, dokter Pelletier meninggal dunia. Ibu Anne mengalami goncangan batin yang hebat karena kematian suaminya. Semenjak itu ia sendirilah yang harus bersusah payah membesarkan Rosa kecil. Kepedihan yang sama menimpa Rosa, yang tak lama kemudian menerima sakramen permandian dan penguatan. Kemudian setelah situasi umum di Soullans aman dan damai, ibu Anne bersama Rosa pindah kembali ke daerah asalnya. Di sini Rosa dimasukkan ke dalam asrama untuk melanjutkan pendidikannya. Di asrama ini Rosa berusaha selalu menampilkan diri sebagai gadis yang menyenangkan banyak orang. Sikap dan tingkah lakunya berbeda sekali dengan teman-temannya. Ia seorang gadis yang tenang, alim, tidak suka memberontak dan rajin membantu orang lain. Dengan senang hati ia membantu suster pemimpin asrama untuk menertibkan rekan-rekannya. Pendidikannya di asrama itu sungguh menyiapkan dia untuk menjadi seorang suster yang saleh di kemudian hari.

Renungan Hari Jumat Paskah III - B

Renungan Hari Jumat Paskah III, Thn B/I
Bac I  Kis 9: 1 – 20; Injil               Yoh 6: 52 – 59;

Dalam Injil kemarin Tuhan Yesus memperkenalkan Diri-Nya sebagai roti hidup, di mana roti hidup itu adalah Daging-Nya sendiri (ay. 51). Hari ini Injil kembali menegaskan hal itu. “Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan, dan darah-Ku adalah benar-benar minuman.” (ay. 55). Hal ini menimbulkan kebingungan pada orang Yahudi, “Bagaimana Ia ia dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan?” (ay. 52). Kebingungan ini terjadi karena mereka memakai cara pikir manusiawi.

Hal yang sama juga terjadi pada rekan seperjalanan Saulus dan juga Ananias dalam bacaan pertama. Dikisahkan bahwa ketika terjadi perjumpaan antara Yesus dengan Paulus, “termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan.” (ay. 7). Dan Ananias awalnya menolak rencana Tuhan Yesus agar dirinya menumpangkan tangannya atas Saulus. Ananias memakai cara pikir manusianya. Ia melihat bahwa Saulus berusaha jahat terhadap murid-murid Yesus. Ananias merasa terancam. Namun akhirnya Ananias mau mendengarkan suara Tuhan Yesus dan melaksanakan rencana-Nya.

Dalam kehidupan seringkali terjadi bahwa keinginan dan harapan kita tak terwujud. Malahan yang terjadi sungguh di luar harapan kita. Dan tak jarang pula hal ini terjadi dalam kacamata iman. Artinya, kehendak Allah tidak sesuai dengan harapan kita atau bertentangan dengan akal sehat manusiawi. Karena itu, tak sedikit dari kita kecewa dan menyalahkan Tuhan. Hari ini sabda Tuhan menyadarkan kita untuk menerima kehendak-Nya sekalipun tidak bisa kita terima secara akal sehat. Tuhan menghendaki supaya kita beriman kepada-Nya sesuai dengan cara-Nya, bukan dengan cara kita.

by: adrian