Kamis, 27 September 2012

Mari Menyimpan Air di Tanah

MARI MENYIMPAN AIR DI TANAH

Sering kali terjadi orang mengatasi kebecekan dengan membuat pavling blog. Memang dengan pemasangan pavling blog masalah becek teratasi. Tapi ini tidaklah menyelesaikan masalah yang lain. Artinya, pemasangan pavling blog akan menimbulkan efek baru lainnya. Salah satunya adalah panas.

Sudah saatnya kita membuat terobosan baru. Salah satu terobosan yang baik dan sederhana adalah dengan menyimpan air, bukan membuangnya. Tempat penyimpan yang baik adalah tanah itu sendiri. Penyimpanan air dalam tanah merupakan salah satu bentuk konservasi tanah yang berdampak pada pengurangan suhu udara saat siang hari.

Oleh karena itulah, pada kesempatan ini saya mau memperkenalkan teknik penyimpanan air dalam tanah melalui sumur resapan dan biopori.  Sumur resapan dan biopori yang sudah lama dicetuskan oleh BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi).

Sumur Resapan dan Biopori

Sumur Resapan (infiltration Well) adalah sumur atau lubang pada permukaan tanah yang dibuat untuk menampung air hujan/aliran permukaan agar dapat meresap ke alam tanah. Biopori  merupakan lubang vertikal ke dalam tanah yang berfungsi meningkatkan laju peresapan air hujan. Pembuatan lubang resapan biopori ke dalam tanah secara langsung akan memperluas bidang permukaan peresapan air, seluas permukaan dinding lubang.

Biopori atau sumur resapan merupakan teknik baru dalam memperbaiki lingkungan yang ada di sekitar kita. Membuat  biopori atau sumur resapan memang tidak serta merta mengatasi masalah krisis air tanah. Tetapi paling tidak, pembuatannya dapat lebih cepat mengalirkan air permukaan ke dalam tanah. Jadi, selain menambah pasokan air di dalam tanah, sumur ini juga bisa mengurangi banjir.

Sumur Resapan dan Cara Pembuatannya

Manfaat dari sumur resapan air adalah meminimalisir terjadinya banjir saat musim hujan sekaligus sebagai upaya ‘menanam air‘ ke dalam tanah. Ini berguna menambah persediaan air bersih di dalam tanah yang dapat dimanfaatkan pada musim kemarau.

Sebelum membuat sumur resapan, ada beberapa syarat umum yang harus dipenuhi. Syarat ini sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Tata Cara Perencanaan Sumur Resapan Air Hujan untuk Lahan Pekarangan. Persyaratan umum yang harus dipenuhi antara lain:
1.   Sumur resapan harus berada pada lahan yang datar, tidak pada tanah berlereng, curam atau labil.
2.   Sumur resapan berjarak minimal lima meter dari tempat penimbunan sampah dan septic tank dan berjarak minimal satu meter dari fondasi bangunan.
3.   Kedalaman sumur resapan bisa sampai tanah berpasir atau maksimal dua meter di bawah permukaan air tanah. Kedalaman muka air (water table) tanah minimum 1,50 meter pada musim hujan.
4.   Struktur tanah harus mempunyai permeabilitas tanah (kemampuan tanah menyerap air) minimal 2,0 cm per jam, yang berarti dalam satu jam mampu menyerap genangan air setinggi 2 cm.

Pada tulisan ini pembuatan sumur resapan air didasarkan pada kondisi rumah yang memiliki talang air. Cara pembuatan sumur resapan air pada rumah dengan talang air adalah sebagai berikut:
1.   Buat sumur dengan diameter 80-100 cm sedalam 1,5 m namun tidak melebihi muka air tanah.
2.   Untuk memperkuat dinding tanah, gunakan buis beton, pasangan bata kosong (tanpa plesteran) atau pasangan batu kosong.
3.   Buatlah saluran pemasukan yang mengalirkan air hujan dari talang ke dalam sumur resapan dengan menggunakan pipa paralon.
4.   Buatlah saluran pembuangan dari sumur resapan menuju parit yang berfungsi membuang limpahan air saat sumur resapan kelebihan air. Ketinggian pipa pembuangan harus lebih tinggi dari muka air tanah tertinggi pada selokan drainase jalan tersebut.
5.   Isi lubang sumur resapan air dengan koral setebal 15 cm.
6.   Tutup bagian atas sumur resapan dengan plat beton. Di atas plat beton ini dapat diurug dengan tanah.

Pembuatan sumur resapan air memang membutuhkan biaya yang lebih besar. Selain itu tidak semua lahan dapat dibuat sumur resapan, harus memperhatikan syarat-syarat umum sebagai tersebut di atas. Namun lingkungan yang lebih nyaman dihuni manusia kenapa tidak. Adapun biaya pembuatan sumur resapan adalah sekitar Rp. 975.000,- per sumur. Ini memang hitungan untuk daerah Jawa. Dan waktu pembuatannya bisa memakan waktu 2-3 hari per sumurnya, yang dikerjakan oleh 2 orang pekerja.

Biopori dan Cara Pembuatannya

Lubang resapan biopori adalah metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi banjir dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah. Metode ini dicetuskan oleh Dr. Kamir R Brata, salah satu peneliti dari Institut Pertanian Bogor. Biopori merupakan teknologi tepat guna yang bermanfaat untuk mengurangi genangan air dan sampah organik. Dan jika dibuat secara massal, maka lubang ini juga dapat mengurangi genangan air dan sekaligus menyuburkan tanah.

Lubang resapan biopori adalah salah satu cara meresapkan air ke dalam tanah yang dibantu oleh organisme di dalamnya. Jumlah lubang resapan biopori ditentukan berdasarkan luas lahan, yaitu setiap 50 meter persegi luas lahan dibuat 10 lubang. Cara pembuatan lubang resapan biopori adalah dengan membuat lubang diameter 10-30 cm dengan kedalaman 1 meter atau jangan melebihi kedalaman muka air tanah. Ke dalam lubang tersebut diisi sampah organik agar terbentuk biopori dari aktivitas organisme tanah dan akar tanaman. Sampah organik perlu selalu ditambahkan ke dalam lubang yang isinya sudah menyusut karena proses pelapukan.

Lubang resapan biopori ini dapat dibuat dalam kondisi atau jenis tanah apapun. Pembuatan lubang biopori cukup sederhana, murah dan tidak membutuhkan lahan yang luas. Lubang resapan berpori dapat dibuat sendiri dengan bor tanah atau dikerjakan oleh tukang bor sumur. Alatnya tergolong sederhana berupa bor hasil modifikasi, dan dapat dibeli dibengkel las/pandai besi dengan harga sekitar Rp 150.000,- - Rp 300.000,- yang dapat dipakai bergilir oleh beberapa pemilik rumah. Langkah-langkah pembuatan lubang biopori adalah sebagai berikut:
1.   Tentukan lokasi sumur resapan, yang diinginkan. Jika tanah kering, basahi terlebih dahulu, agar proses pengeboran lebih mudah.
2.   Buat lubang silindris ke dalam tanah, dengan diameter 10cm. Ambil bor, posisikan bor tegak lurus permukaan tanah. Putar bor searah jarum jam, dan beri tekanan seperlunya.
3.   Bila seluruh mata bor sudah terisi tanah, tarik bor ke atas sambil terus memutarnya searah jarum jam. 
4.   Bersihkan mata bor, menggunakan kayu, bambu, atau pisau tumpul, dengan cara menekan sisi dalam mata bor. 
5.   Ulangi langkah 2-4, hingga lubang mencapai kedalaman 100cm. 
6.   Mulut lubang bisa diperkuat dengan adukan semen selebar 3 – 5 cm, setebat 2 cm
        7.   Isi lubang dengan sampah organik dari daun-daun kering,      
            pangkasan rumput, atau sampah dapur.
       8.   Sampah organi perlu selalu ditambahkan ke dalam lubang                   yang  isinya sudah menyusut karena proses pelapukan
      9.   Kompos yang terbentuk dalam lubang dapat diambil pada setiap akhir musim kemarau bersamaan dengan pemeliharaan lubang. Atau lubang tersebut ditutup dengan tanah dan mulai membuat lubang baru lagi.

Biopori mempunyai berbagai fungsi antara lain :
1.   Membantu meresapkan air hujan ke dalam tanah. Air hujan tidak terbuang percuma ke laut.
2.   Penyubur tanah. Sampah dedaunan yang dimasukkan dalam lubang ini akan menjadi pupuk alami yang dapat menyuburkan tanah. Karena itu, setelah sekian lama lubang biopori ini ditutup dan dibuat lubang yang lain lagi, maka akhirnya tanah secara keseluruhan akan menjadi subur.
3.   Mengurangi penumpukan sampah. Sampah rumah tangga (organik) dapat dimasukkan ke dalam lubang ini.
4.   Terhindar berbagai jenis penyakit.
5.   Penghasil kompos. Sampah organik yang telah dimasukkan ke dalam lubang resapan ini, dapat diambil setelah 1-2 bulan.
6.   Mengurangi genangan air.
7.   Mengurangi emisi gas rumah kaca (CO₂ dan metan)
8.   Mengurangi masalah pembuangan sampah yang mengakibatkan pencemaran udara dan air
9.   Menjaga keanekaragaman hayati dalam tanah

Setelah diteliti lebih jauh, ternyata ada lubang tak kasat mata pada bongkahan, yakni ratusan lubang biopori di dalam tanah. Lubang-lubang ini berfungsi menyerap air, menyaring air bersih, mengurai sampah organik, serta menjaga unsur hara pada tanah. Inilah inti dari teknologi resapan biopori, yaitu memanfaatkan mahluk Tuhan di dalam tanah, tidak hanya mikro organisme namun juga termasuk cacing tanah, semut dan hewan lainnya. Dengan menghidupi mereka maka semua akan membantu dalam upaya peresapan air ke dalam tanah. Oleh karena itu jangan buat lubang biopori di bagian tanah yang terendam air atau lebih tinggi dari saluran air. Jika terendam, makhluk-makhluk seperti cacing, rayap, semut akan kekurangan oksigen. Selain itu, menandakan hilangnya kemampuan meresap air karena sudah jenuh.

by: adrian

Renungan Hari Kamis Biasa XXV - Thn II

Renungan Hari Kamis Pekan Biasa XXV B/II
Bac I  Pkh 1: 2 – 11; Injil       Luk 9: 7 –9

Injil hari ini mengungkapkan kecemasan dan kegelisahan Raja Herodes. Kegelisahan dan kecemasannya berpangkal pada sosok Yesus. "Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal demikian?" Ungkap Raja Herodes.

Tentulah kita akan heran dengan kecemasan dan kegelisahan Raja Herodes ini. Mengapa dia begitu cemas dan takut dengan Yesus. Bukankah dia seorang raja yang mempunyai banyak pengawal dan penjaga? Sebelum orang berhadapan langsung dengan Herodes, tentulah orang itu akan melewati beberapa penjagaan. Bisa dikatakan bahwa sebenarnya Herodes aman dan nyaman hidup dalam istananya. Tapi kenapa ia cemas dan gelisah?

Alasan kecemasan Herodes terlihat dari identifikasi pribadi Yesus dengan Yohanes, Elia dan para nabi. Nama-nama yang disebut itu adalah nabi. Para nabi hadir untuk menyuarakan suara Tuhan berkaitan dengan hidup moral. Para nabi tampil agar umat manusia kembali ke jalan yang benar secara moral. Orang yang hidup moralnya tidak benar dan tidak baik akan menjadi sasaran seruan para nabi ini. Orang-orang seperti ini akan merasa hidupnya terancam dengan kehadiran sosok nabi. Mereka akan berusaha membinasakan sosok nabi.

Inilah yang terjadi dalam diri Raja Herodes. Sekalipun ia aman secara fisik, namun secara psikis dan rohani dia tidak merasa nyaman. Hal ini berkaitan dengan moralitasnya yang buruk. Yohanes pernah mengkritik hidup moralnya; dan Yohanes sudah menerima akibatnya. Dan kini muncul lagi Yesus. Kehadiran Yesus juga membawa pesan moral, sama seperti para nabi terdahulu (Yohanes dan Elia). Oleh karena itulah, Raja Herodes merasa cemas dan gelisah.

Sabda Tuhan lewat Injil ini mau mengajak kita untuk berefleksi atas kehidupan moral kita. Lewat Injil ini Tuhan menghendaki agar kita senantiasa membaharuhi hidup kita agar bisa lebih bermoral. Kita tak perlu merasa cemas atau takut terhadap kritik yang menimpa kita. Justru kita diajak untuk memanfaatkan kritik demi kebaikan dan kemajuan moralitas kita.

by: adrian

Orang Kudus 27 September: St. Vincensius a Paulo


SANTO VINSENSIUS A PAULO, PENGAKU IMAN
Vinsensius a Paulo terkenal sebagai rasul cinta kasih bagi kaum miskin dan penghibur orang-orang sakit. Pendiri Kongregasi Misi dan Kongregasi Puteri-puteri Cintakasih ini lahir di Pouy, Gascony, Perancis pada 24 April 1581.Ayahnya Jean de Paul dan ibunya Bertrande de Moras dikenal sebagai petani miskin di Pouy dengan enam orang anak. Meskipun demikian, mereka orang beriman dan saleh hidupnya. Mereka mendidik anak-anaknya dalam kerja dan hidup doa sehingga semuanya berkembang dewasa menjadi orang beriman yang saleh dan disenangi banyak orang.

Vinsensius dikenal cerdas, namun tidak bisa bersekolah karena ketidakmampuan orang tuanya membiayai sekolah. Untunglah Tuan Comet, seorang dermawan, bersedia menyekolahkan dia. Pada umur 15 tahun Vinsensius mengikuti panggilan nuraninya untuk menjadi imam. Ia masuk seminari. Orang tuanya bingung dengan cita-citanya itu. Tetapi akhirnya merekapun meluluskan permintaannya. Mula-mula Vinsensius belajar di sebuah kolese Fransiskan di kota Dax, lalu melanjutkan pendidikannya di Universitas Toulouse. Karena kecerdasannya ia dapat menyelesaikan studinya dalam waktu singkat. Pada tahun 1600, ketika berusia 20 tahun, ia ditahbiskan menjadi imam, sambil melanjutkan studi hingga meraih gelar sarjana teologi di Universitas Toulouse, pada tahun 1604.

Pada tahun 1605, dalam perjalanan pulang seusai studinya, kapal yang ditumpanginya disergap bajak-bajak laut dari Turki di Laut Tengah. Vinsensius ditangkap dan digiring ke pasar budak Tunisia. Di sana dia dibeli oleh seorang saudagar dari Afrika Utara. Selama dua tahun, Vinsensius mengalami banyak penderitaan karena perlakuan kasar majikannya. Namun ia sabar dan rendah hati menanggung semuanya itu. Teladan hidupnya ini akhirnya berhasil mematahkan kekerasan hati tuannya sehingga dia tidak disiksa dengan pekerjaan-pekerjaan berat. Pada tahun 1607, Vinsensius berhasil meloloskan diri dari cengkeraman tuannya dan lari ke Roma. Di Roma ia belajar lagi teologi selama dua tahun sebelum kembali ke Perancis.

Di Perancis ia bekerja di paroki Clichy di pinggiran kota Paris. Di bawah bimbngan Pater Pierre de Berulle, seorang teolog terkenal yang kemudian menjadi kardinal, ia menjadi seorang imam yang disukai umat. Atas permintaan Pater de Berulle, ia menjadi pengajar pribadi putera tertua Philippe Gondi, seoang bangsawan terkemuka dari Perancis. Dalam keluarga bangsawan ini Vinsensius mulai mencurahkan seluruh kemampuannya. Ia tidak hanya mengajar tetapi juga memberikan bimbingan rohani kepada para petani yang bekerja di perkebunan-perkebunan keluarga Gondi di Champagne dan Picardy. Kepada mereka Vinsensius mengajarkan kebajikan-kebajikan iman kristen dan mendorong mereka untuk selalu menerima sakramen terutama komuni kudus serta kembali kepada praktek iman kristen yang benar dalam hidup sehari-hari.

Pada tahun 1617 Vinsensius diangkat sebagai pastor paroki Chatillon-Les-Dombes. Paroki ini tergolong sulit dan berat karena sarat dengan masalah kemerosotan moral dan praktek kekafiran. Vinsensius ternyata orang hebat. Ia berhasil mempertobatkan umat paroki itu hanya dalam waktu satu tahun. Kesalehan hidupnya dan caranya melayani umat sanggup mematahkan kedegilan hati umat. DI paroki itulah Vinsensius mulai merintis pendirian tarekat Persaudaraan Cinta Kasih. Ia berhasil menarik 20 orang wanita yang dengan suka rela mengunjungi orang-orang sakit dan para fakir miskin di seluruh wilayah paroki.

Menyaksikan prestasi Vinsensius, Jean Francois de Gondi, Uskup Agung Paris dan saudara kandung Philippe Gondi, meminta Vinsensius mendirikan sebuah tarekat misioner untuk mewartakan Injil dan melayani sakramen-sakramen di sluruh wilayah keuskupannya. Tarekat misioner ini kemudian dikenal luas dengan nama "Kongregasi Iman untuk Karya Misi" atau Kongregasi Misi. Imam-imam dalam kongregasi ini lazimnya disebut "imam-imam Lazaris." Pada mulanya mereka bermarkas di kolese des Bos-Enfants, yang dipercayakan kepada Vinsensius oleh Uskup Agung Jean Francois de Gondi.

Masalah besar yang dihadapi Vinsensius ialah kurangnya persiapan imam-imam diosesan Perancis untuk tugas-tugas pastoral. Untuk mengatasinya Vinsensius mulai melancarkan program pembinaan rohani khusus untuk para calon imam yang akan ditahbiskan. Untuk itu ia memindahkan pusat karyanya ke biara Santo Lazarus di Paris atas dukungan kepala biara itu. Di biara itu Vinsensius memprakarsai pertemuan mingguan untuk imam-imam diosesan dan kegiatan pemeliharaan anak-anak yatim piatu dan para fakir miskin. Melalui pertemuan mingguan ini ia berhasil mendidik sejumlah orang saleh dari Perancis, seperti Jacques Benigne Bossuet dan Jean Jaques Olier, pendiri Serikat Santo Sulpice.

Bagi para miskin dan orang sakit Vinsensius mendirikan banyak Yayasan Persaudaraan Cinta Kasih, yang telah dimulainya di paroki Chatillon-Les-Dombes. Louise de Marillac, janda Antoine Le Gras yang kemudian digelari kudus, ditugaskan untuk mengurus yayasan-yayasan itu. Orang-orang kaya dimintanya menyumbangkan sejumlah kekayaannya bagi orang-orang miskin. Beberapa wanita di bawah pimpinan Louise de Marillac dibimbingnya untuk menangani karya itu. Kelompok kecil ini terus bertambah jumlahnya dan akhirnya menjadi satu kongregasi tersendiri, Kongregasi Suster Puteri-puteri Cinta Kasih. Kelompok suster ini merupakan kelompok religius terbesar dalam Gereja dewasa ini. Semangat dua kongregasi religius yang didirikan Vinsensius diilhami oleh pandangannya tentang cinta kepada Tuhan yang bersifat praktis: "Cintailah Tuhan dengan kedua tanganmu sampai kecapaian dan dengan butir-butir peluh yang mengucur dari wajahmu!"

Vinsensius a Paulo meninggal dunia di Paris pada 27 September 1660. Oleh Paus Klemens XII ia digelari "kudus" pada tahun 1737 dan oleh Paus Leo XIII dia diangkat sebagai pelindung semua karya dan perkumpulan cinta kasih.

Sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun