Jumat, 01 Mei 2020

PANDANGAN ISLAM TENTANG MIRAS

Minuman keras (miras) adalah minuman yang mengandung alkohol. Bahannya bisa dari apa saja. Bisa dari anggur, beras, gandum bahkan kurma. Jika diminum dalam takaran tertentu, tergantung juga pada kebiasaan orang, miras dapat membuat orang mabuk, alias kehilangan kontrol atas diri sendiri. Tidak selamanya kemabukan itu bersifat negatif. Ada orang, ketika mabuk dia bisa mengoceh cerdas (meski sering juga ngelantur), ada pula yang asyik bergoyang sehingga banyak orang merasa terhibur. Di sini miras membawa sukacita. Namun ada orang, ketika mabuk dia bisa melakukan kejahatan seperti membunuh, memperkosa dan lain sebagainya.
Bagaimana ajaran islam terkait dengan miras ini? Selama ini publik tahunya bahwa agama islam sangat keras menentang miras. Biasanya menjelang dan selama bulan ramadhan selalu diadakan razia. Selain prostitusi dan hiburan malam, miras termasuk salah satu item yang dirazia. Dalam islam miras diharamkan, karena bisa merusak akhlak umat. Tapi, benarkah seburuk itu pandangan islam tentang miras?
Pertama-tama kita perlu tahu dahulu dasar pelarangan miras. Al-Qur’an merupakan sumber utama ajaran islam. Umat islam yakin bahwa Al-Qur’an merupakan wahyu Allah SWT kepada Muhammad SAW. Jadi, Al-Qur’an adalah kitab yang berasal dari Allah. Keyakinan ini didasarkan pada perkataan Allah SWT sendiri (QS Az-Zumar: 1 – 2). Jika pelarangan miras terdapat dalam Al-Qur’an, maka itu berarti yang melarang adalah Allah sendiri.
Pelarangan miras sendiri dapat dibaca dalam surah al-Baqarah. Dalam ayat 219 tertulis perintah Allah SWT kepada Muhammad untuk menyampaikan perihal khamar dan judi. Allah SWT meminta Muhammad untuk mengatakan kepada umat islam bahwa “Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya.” Khamar di sini adalah miras. Dan jelas, ia mendatangkan lebih besar dosa daripada manfaat sehingga perlu dilarang. QS al-Maidah: 90 – 91 mengatakan bahwa miras merupakan perbuatan setan yang bisa menyebabkan permusuhan dan kebencian di antara umat islam dan menghalangi umat untuk sembahyang kepada Allah SWT. Inilah dasar utama larangan miras dalam ajaran islam.

INILAH KATA AL-QUR’AN TENTANG BULAN

BULAN adalah satu-satunya satelit alami yang dimiliki bumi. Bulan diperkirakan terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, tak lama setelah pembentukan bumi. Ada hipotese yang mengatakan bahwa bulan terbentuk dari serpihan-serpihan yang terlepas setelah sebuah benda langit seukuran planet Mars bertubrukan dengan bumi. Mungkin peristiwa tersebut juga yang menyebabkan punahnya makhluk-makhluk purba sejenis dinosaurus.
Apa yang dikatakan Allah SWT tentang bulan? Ada banyak topik dari wahyu Allah ini terkait dengan bulan. Satu hal yang menarik adalah pernyataan bahwa bulan bercahaya atau bersinar. Setidaknya ada dua surah dalam Al-Qur'an yang mengungkapkan bahwa bulan bercahaya atau bersinar. Berikut ini kita tampilkan kutipan Al-Qur'an itu.
QS Yunus: 5
“Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu).”
QS Al-Furqan: 61
“Mahasuci Allah yang menjadikan di langit gugusan bintang-bintang dan Dia juga menjadikan padanya matahari dan bulan bersinar.