Sabtu, 28 Desember 2019

Renungan Hari Minggu Oktaf Natal IV - A

Renungan Pesta Keluarga Kudus, Thn A
Bac I  Sir 3: 2 – 6, 12 – 14; Bac II       Kol 3: 12 – 21;
Hari ini Gereja Katolik sedunia merayakan Pesta Keluarga Kudus. Keluarga kudus di sini merujuk pada Yusuf, Maria dan Yesus. Bacaan-bacaan liturgi hari ini mengangkat tema tentang keluarga. Nadanya lebih pada nasehat. Bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Putra Sirakh, memberikan nasehat yang lebih ditujukan kepada anak. Putra Sirakh meminta anak-anak untuk menghormati dan memuliakan ayah ibunya (ay. 2 – 6). Mereka juga diminta agar menolong dan bukannya menyakiti hati orangtuanya (ay. 12). Mereka harus memaafkan orangtuanya (ay. 13). Singkatnya, Putra Sirakh menasehati anak-anak supaya mereka berbuat baik kepada orangtuanya.
Rasul Paulus, dalam bacaan kedua, juga berbicara tentang keluarga. Dalam suratnya kepada jemaat di Kolose, Paulus memberikan nasehat kepada semua anggota keluarga. Kepada suami istri, Paulus meminta mereka untuk saling menghormati dan mengasihi (ay. 18 – 19). Suami diminta untuk tidak berlaku kasar terhadap istri (ay. 19) dan juga anaknya (ay. 21). Anak-anak dinasehati agar mentaati orangtuanya (ay. 20). Taat di sini bisa saja merupakan bentuk sikap hormat, kasih dan peduli. Apa yang dinasehati Paulus ini sebenarnya merupakan bentuk penjabaran dari sikap orang-orang pilihan Allah, yaitu belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemah-lembutan dan kesabaran (ay. 12). Secara tidak langsung, Paulus menghendaki agar semua anggota keluarga memiliki sikap-sikap tersebut.
Apa yang dipaparkan Paulus terlihat dalam Keluarga Kudus Nasareth. Injil hari ini masih dalam suasana natal. Kisah yang diangkat juga masih bercerita tentang bayi Yesus. Sebagai bayi, Yesus itu lemah, sekalipun Dia adalah Allah. Dalam kelemahan-Nya itulah terlihat peran orangtua-Nya yang menjaga dan melindungi. Ini merupakan wujud kasih Yusuf dan Maria. Dalam kisah perjalanan panjang Keluarga Kudus, terlihat kelemah-lembutan dan kesabaran Yusuf. Ini bisa terjadi karena sikap rendah hati yang dimilikinya. Semua sikap itu membuatnya selalu ada dalam setiap kehidupan keluarganya.
Pesta Keluarga Kudus menyajikan nasehat kepada para keluarga kristiani. Lewat bacaan-bacaan liturgi hari ini, Tuhan hendak mengajak keluarga-keluarga kristiani, sebagai “orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya” (Kol 3: 12), untuk membangun keluarganya menjadi lebih baik. Tuhan menghendaki agar sorga hadir dalam setiap keluarga kristiani. Untuk itu, seperti kata Paulus, hendaklah setiap anggota keluarga mengenakan kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan (ay. 14). Selain itu, hendaklah selalu mengucapkan syukur dalam segala sesuatu.***
by: adrian