Kamis, 21 Januari 2016

Belajar dari Kasus Pelecehan Nabi Muhammad di Pangkalpinang

SIKAP ABU-ABU TERHADAP PELECEHAN AGAMA
Satu berita menarik di Bangka Pos hari Rabu (13 Januari 2016) adalah kasus pelecehan Nabi Muhammad oleh seorang guru di Pangkalpinang. Pelecehan itu terjadi di media sosialnya, yaitu facebook. Menurut informasinya, guru ini baru memiliki HP Android. Di waktu senggang ia menemukan sebuah tautan di media sosial lain. Karena keinginan tahunya akan kebenaran isi tautan itu, dan juga untuk mencoba barang baru miliknya, ia men-share-kan tautan itu di status facebook-nya.
Tidak diketahui pasti apa sebenarnya isi postingan itu, karena baik facebook si guru maupun sumber utamanya sudah menghilang dari dunia maya. Inti dari postingan itu adalah seputar perbandingan antara Nabi Muhammad dan Rasul Paulus. Koran Tempo Online memuat 5 perbandingan dari 12 perbandingan yang ada di postingan facebook guru tadi. Mungkin karena perbandingan itu merendahkan Nabi Muhammad, misalnya dikatakan bahwa Nabi Muhammad sebagai pembunuh, maka postingan itu dinilai melecehkan atau menghina Nabi Muhammad.
Banyak umat islam Pangkalpinang merasa tersinggung dengan postingan guru tadi dan melakukan aksi protes. Guru tersebut dilaporkan ke walikota, polisi dan juga dinas pendidikan. Seperti diberitakan harian Bangka Pos (hlm 14) ormas-ormas islam menuntut agar guru tersebut membuat permintaan maaf di media massa. Permintaan maaf itu ditujukan kepada seluruh umat islam di Pangkalpinang, Bangka Belitung dan dunia.
Guru di sebuah sekolah menengah di Pangkalpinang ini mengaku sama sekali tidak punya maksud melecehkan atau menghina Nabi Muhammad. Kepada Edison Taher, Kepala Dinas Pendidikan Kota Pangkalpinang, ia mengatakan bahwa ia sendiri sebenarnya tidak paham soal isi tulisan yang di-share-kannya. “Memang, saya mem-posting itu agar ada respons apakah benar atau tidak. Sebab, saya tidak tahu. Saya mohon maaflah kalau menimbulkan keresahan,” kata guru ini.